Bagir Manan Sebut Pers Harus Gali Akar Masalah di Papua
A
A
A
TANGERANG - Mantan Ketua Dewan Pers Bagir Manan menyatakan, peran pers tidak hanya memberitakan peristiwa. Tetapi mengangkat akar masalah suatu peristiwa.
Seperti di dalam memberitakan konflik Papua misalnya. Pers jangan terjebak pada peristiwa yang terjadi. Tetapi juga mengangkat sumber masalah yang terjadi, sehingga konflik tersebut bisa terjadi.
Hal itu diungkapkan Bagir Manan, saat mengisi hari pertama Rapat Kerja Dewan Pers, di Hotel Santika Premier Bintaro, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Selasa 20 Agustus 2019.
"Saya selalu mengatakan, bahwa pers itu tidak hanya memberitakan peristiwa. Tetapi juga lembaga yang bisa mendorong penyelesaikan masalah," kata Bagir Manan, Selasa (20/8/2019).
Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) periode 2001-2008 ini juga menambahkan, pers memang bukan lembaga untuk penyelesaian masalah. Tetapi, bisa menjadi pendorong penyelesaian suatu masalah.
"Pers bisa mendorong untuk penyelesaikan masalah, berdasarkan prinsip-perinsip pemusyawaratan. Selain karena itu, fungsi pers sebagai lembaga dalam perdamaian, juga sesuai prinsip demokrasi," jelasnya.
Dijelaskan Bagir Manan, melalui pencarian akar masalah tersebut, tidak hanya bagi konflik di Papua, tetapi untuk setiap peristiwa terjadinya konflik, hal ini penting. (Baca juga: Respons Panglima TNI Terkait Kerusuhan di Papua Barat)
"Kenapa sih orang begitu mudah terpicu karena itu. Mungkin ada hal-hal yang mendasar, misalnya rasa keadilan, dan rasa diperlakukan sama atau tidak. Hal-hal seperti itu perlu digali oleh pers," paparnya.
Dengan mengungkap akar masalah yang terjadi, diharapkan bisa diambil tindakan tepat terhadap masalah yang terjadi di Papua, dan wilayah konflik-konflik lainnya.
"Untuk menemukan solusi yang selesai betul, kalau kita hanya selesai duduk bersama, berunding damai. Semestinya kita menemukan betul agar tidak lagi terjadi di masa yang akan datang," pungkasnya.
Seperti di dalam memberitakan konflik Papua misalnya. Pers jangan terjebak pada peristiwa yang terjadi. Tetapi juga mengangkat sumber masalah yang terjadi, sehingga konflik tersebut bisa terjadi.
Hal itu diungkapkan Bagir Manan, saat mengisi hari pertama Rapat Kerja Dewan Pers, di Hotel Santika Premier Bintaro, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Selasa 20 Agustus 2019.
"Saya selalu mengatakan, bahwa pers itu tidak hanya memberitakan peristiwa. Tetapi juga lembaga yang bisa mendorong penyelesaikan masalah," kata Bagir Manan, Selasa (20/8/2019).
Mantan Ketua Mahkamah Agung (MA) periode 2001-2008 ini juga menambahkan, pers memang bukan lembaga untuk penyelesaian masalah. Tetapi, bisa menjadi pendorong penyelesaian suatu masalah.
"Pers bisa mendorong untuk penyelesaikan masalah, berdasarkan prinsip-perinsip pemusyawaratan. Selain karena itu, fungsi pers sebagai lembaga dalam perdamaian, juga sesuai prinsip demokrasi," jelasnya.
Dijelaskan Bagir Manan, melalui pencarian akar masalah tersebut, tidak hanya bagi konflik di Papua, tetapi untuk setiap peristiwa terjadinya konflik, hal ini penting. (Baca juga: Respons Panglima TNI Terkait Kerusuhan di Papua Barat)
"Kenapa sih orang begitu mudah terpicu karena itu. Mungkin ada hal-hal yang mendasar, misalnya rasa keadilan, dan rasa diperlakukan sama atau tidak. Hal-hal seperti itu perlu digali oleh pers," paparnya.
Dengan mengungkap akar masalah yang terjadi, diharapkan bisa diambil tindakan tepat terhadap masalah yang terjadi di Papua, dan wilayah konflik-konflik lainnya.
"Untuk menemukan solusi yang selesai betul, kalau kita hanya selesai duduk bersama, berunding damai. Semestinya kita menemukan betul agar tidak lagi terjadi di masa yang akan datang," pungkasnya.
(maf)