DPR Kritik Media dan TV Minim Informasi Soal Kebijakan Pemerintah soal COVID-19

Senin, 20 April 2020 - 16:15 WIB
loading...
DPR Kritik Media dan...
Sejumlah Anggota Komisi I DPR mengkritisi media masa dan televisi (TV) yang minim memberikan informasi soal kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) kepada masyarakat. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sejumlah Anggota Komisi I DPR mengkritisi media masa dan televisi (TV) yang minim memberikan informasi soal kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) kepada masyarakat. Yang diberitakan justru hal yang meresahkan masyarakat.

“Khawatirnya lihat perkembangan terakhir, di Jakarta ada kriminalisasi tinggi sejak adanya pemberlakuan PSBB timbulkan keresaahan tapi, kriminal muncul dan bukan saja di Jabodetabek tapi juga di beberapa daerah akibat pemahaman masyarakat, di Papua konflik tetangga kampung itu karena kurang peran pers sampaikan kebijakan pemerintah dalam tangani pandemi,” ujar Anggota Komisi I DPR Yan Mandenas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Virtual dengan KPI dan Dewan Pers, Senin (20/4/2020).

Politikus Partai Gerindra itu meminta kepada Dewan Pers mendorong untuk tugas pengawasan untuk berikan output pemerintah dalam penanganan pandemi. Dia khawatir bahwa masyarakat di rumah berharap informasi dari media massa sehingga pers berperan penting untuk memberikan informasi.

“Peran pers bukan hanya di perkotaan tapi, di kecamatan dan kampung, bahkan dijadikan patokan lurah distrik dalam penanganan pandemi,” imbuhnya.

Begitu juga dengan KPI, sambung Yan, banyak juga TV yang belum memberitakan kebijakan pemerintah soal pandemi. Semestinya, pandemi ini menjadi prioritas semua TV perlu diberikan instruksi untuk memberikan ruang dan waktu untuk sosialisasi pemerintah tentang pshysical atau social distancing serta dampak bahaya COVID-19.

“Kita lihat beberapa kota pemakaman ditolak, itu karena kurang aktif media sampaikan hal yang baik pada masyarakat. Masih banyak siaran tunda yang diulang pada publik karena sekarang enggak, perlu wujudkan Indonesia bebas COVID-19 bukan berita hoaks yang menakutkan,” desaknya.

Senada, Anggota Komisi I dari Fraksi Partai Demokrat Syarif Hasan meminta agar Dewan Pers tegas dalam pemberitaan terkait pandemi ini. Media harus didorong apa yang seharusnya diungkapkan tentang fakta dan harapan masyarakat. Begitu juga dengan isu-isu yang menjadi perhatian warga yakni tentang angka kesembuhan dari kasus positif dan respons atas kebijakan masyarakat.

“Ketika PSBB gimana impikasinya untuk kelayakan hidup masyarakat, ini yang harus diangkat karena yang belum beruntung perlu uluran pemerintah. Sekarang banyak alokasikan anggaran bahkan refocusing APBN-P dilakukan dengan Perppu,” kata Syarif di kesempatan sama.

Untuk itu, Wakil Ketua MPR ini meminta agar media bisa mengangkat soal berbagai kepentingan rakyat misalnya, soal larangan mudik. Dia meminta pemerintah tegas karena 200 ribu masyarakat potensi terpapar. Media harus angkat agar jadi warning dan masukan pemerintah agar all out atasi Corona dengan serius.

“Di Cekoslavia, 7.000 terpapar tapi stelah lockdown maka tingkat kematian 160-an, kita di atas 400. Mereka kuncinya kedisiplinan, yang penting kedisiplinan di samping keterbatasan RS. Kalau kedisiplinan ditingkatkan maka kondisi baik.”

“Cekoslavia, bulan depan lockdown dikirangi dan kehidupan normal disiapkan media. Kita 6.000, kalau kita all out dan diisolasi ketat maka Corona akan pulang ke negerinya kembali. Agar media ungkapkan optimisme lalui ini,” pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Viral Anggota DPR Terima...
Viral Anggota DPR Terima Amplop Cokelat saat Rapat Bareng Direksi Pertamina, Ini Faktanya
Pemuda Muhammadiyah...
Pemuda Muhammadiyah Desak Aparat Investigasi Kecurangan Takaran MinyaKita
Investor Minat Sewa...
Investor Minat Sewa Aset Sritex, Menaker: Dalam Pendataan Siapa yang Siap Bekerja
Dukung Penegakan Hukum...
Dukung Penegakan Hukum Kasus Pertamina, Putri Zulhas Tegaskan Tak Ada Pansus
Korupsi Makin Menggurita,...
Korupsi Makin Menggurita, Pengamat: RUU Perampasan Aset Harus Segera Disahkan
Profil Komaruddin Hidayat...
Profil Komaruddin Hidayat dan Busyro Muqoddas, 2 Sosok yang Difavoritkan Jadi Ketua Dewan Pers 2025-2028
Komisi IV Desak Aparat...
Komisi IV Desak Aparat Usut Dugaan Praktik Pengoplosan Beras
BPPA Pilih 9 Anggota...
BPPA Pilih 9 Anggota Dewan Pers Periode 2025-2028
DPR Dukung Presiden...
DPR Dukung Presiden Prabowo Bangun Giant Sea Wall untuk Lindungi Warga Pesisir
Rekomendasi
Putri Nabila Meminta...
Putri Nabila Meminta Maaf pada Mantan Kekasih di Lagu Maaf
MNC Sekuritas dan Sucor...
MNC Sekuritas dan Sucor Asset Management Gelar Edukasi Pasar Modal Syariah di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Ini 5 Fakultas/Sekolah...
Ini 5 Fakultas/Sekolah ITB dengan Keketatan Tertinggi pada SNBT 2025, Tertarik?
Berita Terkini
Eksepsi Ditolak, Tom...
Eksepsi Ditolak, Tom Lembong: Kami Hormati Putusan Majelis Hakim
7 menit yang lalu
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
1 jam yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
2 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Infografis
Pemerintah Bakal Hapus...
Pemerintah Bakal Hapus Pertalite dan Pertamax dari SPBU
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved