JK Minta TNI-Polri Ciptakan Stabilitas Politik dan Keamanan
A
A
A
JAKARTA - Wakil Preside Jusuf Kalla (JK) meminta TNI-Polri mewujudkan Indonesia sebagai negara yang adil dan makmur. Salah satu caranya dengan menciptakan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri.
Hal itu disampaikan JK saat memberikan pembekalan kepada 1.024 Perwira Siswa/Peserta Didik dalam rangka Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan Sesko TNI, Sespimti Polri, Sesko Angkatan dan Sespimmen Polri di Auditorium Jos Soedarso Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Agustus 2019.
JK menjelaskan suatu negara tentu mempunyai tujuan. Tujuan negara Indonesia walaupun sederhana tetapi harus betul-betul kerja keras untuk mewujudkannya. Suatu negara yang makmur dan adil. "Pendek saja, tetapi mempunyai implikasi perjuangan, implikasi usaha keras dan tentu upaya secara bersama-sama untuk menjadikan suatu negara yang makmur dan adil,"katanya.
Dalam upaya mewujudkan itu, dibutuhkan berbagai syarat dan upaya, dibutuhkan stabilitas politik dan kemananan dalam negeri ini dan juga kesiapan untuk membela negara. "Tidak ada negara maju tanpa keamanan yang baik dan ketertiban yang baik. Semua negara yang maju butuh keamanan dan ketertiban. Untuk itulah profesionalisme TNI Polri menjadi bagian daripada menjaga keutuhan negeri ini”, tegas Wapres RI.
Saat ini, kata JK, hampir semua masalah-masalah sulit membutuhkan upaya TNI-Polri. Masalah keamanan dan ketertiban TNI-Polri selalu bersama-sama menyelesaikannya. Adapun sisa-sisa masalah yang masih ada seperti, radikalisme di Poso, Papua, dan beberapa tempat lain. Termasuk penderitaan rakyat akibat bencana, yang ada di depan dalam mengatasinya yaitu TNI-Polri.
"Kebakaran hutan juga TNI-Polri. Jadi TNI-Polri bukan hanya menjaga pertahanan dan keamanan bangsa tapi juga mengatasi masalah-masalah bangsa yang berdampak kepada masyarakat," ucapnya.
Untuk itu, JK menilai, pendidikan yang diikuti para siswa adalah untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan tugas masing-masing dimana TNI bertugas dalam pertahanan dan Polri bertugas menjaga ketertiban serta kemananan negeri ini.
"Para Pamen dari Mayor sampai Kolonel dan Kombes berkumpul bersama-sama di Seskoal untuk menyatukan pengetahuan dan sikap bersama untuk mengatasi permasalahan bangsa secara keseluruhan," katanya.
JK menambahkan, semua tugas adalah penting dan mulia, karena itu TNI-Polri sering disebut sebagai alat negara bukan hanya alat pemerintah tetapi alat Negara. “Oleh karenanya Anda menjadi lebih tinggi karena menjadi bagian yang harus mempertahankan keutuhan dan jalannya negara ini dengan seluruh masyarakatnya yang aman dan tertib untuk kemajuan kita semuanya”, ujarnya.
Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian, menjelaskan, pembekalan ini akan menjadi pedoman bagi para Perwira Siswa Sesko dan peserta didik Sespim Polri sebagai calon-calon Pemimpin TNI dan Polri masa depan agar memiliki kemampuan untuk membangun dan merumuskan konsep-konsep baru sejalan dengan program-program pembangunan secara komprehensif, implementatif serta mencerminkan soliditas TNI dan Polri dalam menghadapi berbagai permasalahan keamanan dan stabilitas nasional yang semakin kompleks.
Dengan demikian, TNI dan Polri akan dihadapkan pada tantangan tugas yang semakin variatif dengan spektrum ancaman yang semakin luas sehingga karakteristik medan tugas akan menuntut pemahaman yang komprehensif, pemikiran yang terbuka, serta model kepemimpinan yang adaptif dan lincah khususnya dalam upaya pencegahan dan penanganan isu intoleransi dan konflik sosial untuk menjamin pembangunan nasional aman.
"Kedatangan Wapres JK ini untuk memberi pembekalan kepada lebih dari 1.200 Perwira Siswa dan dosen dari enam lembaga pendidikan TNI dan Polri," ujarnya.
Dia menyebut, 1.024 Perwira Siswa/Peserta Didik yang mendapat pembekalan terdiri dari 152 Perwira Siswa Sesko TNI, 62 Peserta Didik Sespimti Polri, 308 Pasis Dikreg Sesko TNI AD, 150 Pasis Sesko TNI AL, 132 Pasis Dikreg Sesko TNI AU dan 220 Pasis Sespimmen Polri.
"Berbagai fenomena kekinian ditambah perkembangan lingkungan strategis menuntut TNI dan Polri untuk semakin profesional menghadapi berbagai bentuk ancaman stabilitas keamanan di masa mendatang menyongsong Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Selain para Perwira Siswa Sesko dan Peserta Didik Polri, kata Octavian, kegiatan yang mengangkat tema, “Profesionalitas TNI-Polri Menjamin Pembangunan Nasional Aman” ini juga diikuti undangan VIP, para pejabat, dosen, peneliti, pemerhati TNI-Polri serta mahasiswa Pascasarjana Universitas terkemuka seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Pertahanan (Unhan), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Bina Nusantara, dan sebagainya.
Kegiatan ini juga dihadiri Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, Danjen Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia, Wadansesko TNI Mayjen TNI Santos Gunawan Matondang.
Selain itu, Kasespim Polri Irjen Pol. Bambang Waskito, Danseskoad Mayjen TNI Kurnia Dewantara, serta Danseskoau Marsda TNI Donny Ermawan. Termasuk panelis Mahfud MD dan J Kristiadi serta pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati serta Guru Besar UGM Abdul Munir Mulkhan, Direktur SETARA Institute Hendardi, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane, dan sebagainya.
Hal itu disampaikan JK saat memberikan pembekalan kepada 1.024 Perwira Siswa/Peserta Didik dalam rangka Program Kegiatan Bersama (PKB) Kejuangan Sesko TNI, Sespimti Polri, Sesko Angkatan dan Sespimmen Polri di Auditorium Jos Soedarso Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Agustus 2019.
JK menjelaskan suatu negara tentu mempunyai tujuan. Tujuan negara Indonesia walaupun sederhana tetapi harus betul-betul kerja keras untuk mewujudkannya. Suatu negara yang makmur dan adil. "Pendek saja, tetapi mempunyai implikasi perjuangan, implikasi usaha keras dan tentu upaya secara bersama-sama untuk menjadikan suatu negara yang makmur dan adil,"katanya.
Dalam upaya mewujudkan itu, dibutuhkan berbagai syarat dan upaya, dibutuhkan stabilitas politik dan kemananan dalam negeri ini dan juga kesiapan untuk membela negara. "Tidak ada negara maju tanpa keamanan yang baik dan ketertiban yang baik. Semua negara yang maju butuh keamanan dan ketertiban. Untuk itulah profesionalisme TNI Polri menjadi bagian daripada menjaga keutuhan negeri ini”, tegas Wapres RI.
Saat ini, kata JK, hampir semua masalah-masalah sulit membutuhkan upaya TNI-Polri. Masalah keamanan dan ketertiban TNI-Polri selalu bersama-sama menyelesaikannya. Adapun sisa-sisa masalah yang masih ada seperti, radikalisme di Poso, Papua, dan beberapa tempat lain. Termasuk penderitaan rakyat akibat bencana, yang ada di depan dalam mengatasinya yaitu TNI-Polri.
"Kebakaran hutan juga TNI-Polri. Jadi TNI-Polri bukan hanya menjaga pertahanan dan keamanan bangsa tapi juga mengatasi masalah-masalah bangsa yang berdampak kepada masyarakat," ucapnya.
Untuk itu, JK menilai, pendidikan yang diikuti para siswa adalah untuk meningkatkan kemampuan sesuai dengan tugas masing-masing dimana TNI bertugas dalam pertahanan dan Polri bertugas menjaga ketertiban serta kemananan negeri ini.
"Para Pamen dari Mayor sampai Kolonel dan Kombes berkumpul bersama-sama di Seskoal untuk menyatukan pengetahuan dan sikap bersama untuk mengatasi permasalahan bangsa secara keseluruhan," katanya.
JK menambahkan, semua tugas adalah penting dan mulia, karena itu TNI-Polri sering disebut sebagai alat negara bukan hanya alat pemerintah tetapi alat Negara. “Oleh karenanya Anda menjadi lebih tinggi karena menjadi bagian yang harus mempertahankan keutuhan dan jalannya negara ini dengan seluruh masyarakatnya yang aman dan tertib untuk kemajuan kita semuanya”, ujarnya.
Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian, menjelaskan, pembekalan ini akan menjadi pedoman bagi para Perwira Siswa Sesko dan peserta didik Sespim Polri sebagai calon-calon Pemimpin TNI dan Polri masa depan agar memiliki kemampuan untuk membangun dan merumuskan konsep-konsep baru sejalan dengan program-program pembangunan secara komprehensif, implementatif serta mencerminkan soliditas TNI dan Polri dalam menghadapi berbagai permasalahan keamanan dan stabilitas nasional yang semakin kompleks.
Dengan demikian, TNI dan Polri akan dihadapkan pada tantangan tugas yang semakin variatif dengan spektrum ancaman yang semakin luas sehingga karakteristik medan tugas akan menuntut pemahaman yang komprehensif, pemikiran yang terbuka, serta model kepemimpinan yang adaptif dan lincah khususnya dalam upaya pencegahan dan penanganan isu intoleransi dan konflik sosial untuk menjamin pembangunan nasional aman.
"Kedatangan Wapres JK ini untuk memberi pembekalan kepada lebih dari 1.200 Perwira Siswa dan dosen dari enam lembaga pendidikan TNI dan Polri," ujarnya.
Dia menyebut, 1.024 Perwira Siswa/Peserta Didik yang mendapat pembekalan terdiri dari 152 Perwira Siswa Sesko TNI, 62 Peserta Didik Sespimti Polri, 308 Pasis Dikreg Sesko TNI AD, 150 Pasis Sesko TNI AL, 132 Pasis Dikreg Sesko TNI AU dan 220 Pasis Sespimmen Polri.
"Berbagai fenomena kekinian ditambah perkembangan lingkungan strategis menuntut TNI dan Polri untuk semakin profesional menghadapi berbagai bentuk ancaman stabilitas keamanan di masa mendatang menyongsong Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Selain para Perwira Siswa Sesko dan Peserta Didik Polri, kata Octavian, kegiatan yang mengangkat tema, “Profesionalitas TNI-Polri Menjamin Pembangunan Nasional Aman” ini juga diikuti undangan VIP, para pejabat, dosen, peneliti, pemerhati TNI-Polri serta mahasiswa Pascasarjana Universitas terkemuka seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Pertahanan (Unhan), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Bina Nusantara, dan sebagainya.
Kegiatan ini juga dihadiri Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, Danjen Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia, Wadansesko TNI Mayjen TNI Santos Gunawan Matondang.
Selain itu, Kasespim Polri Irjen Pol. Bambang Waskito, Danseskoad Mayjen TNI Kurnia Dewantara, serta Danseskoau Marsda TNI Donny Ermawan. Termasuk panelis Mahfud MD dan J Kristiadi serta pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati serta Guru Besar UGM Abdul Munir Mulkhan, Direktur SETARA Institute Hendardi, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S. Pane, dan sebagainya.
(cip)