Pemerintah Arab Saudi Batasi Jadwal Lempar Jumrah
A
A
A
MEKKAH - Jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan lempar jumrah Aqabah sebagai bagian dari rangkaian puncak haji kemarin. Jamaah diimbau menaati waktu-waktu lempar jumrah lanjutan yang akan dilaksanakan dua dan tiga hari ke depan. Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan jadwal lempar jumrah untuk jamaah haji asal Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pada 10 Zulhijah atau 11 Agustus 2019, jamaah dilarang melempar jumrah pada pukul 04.00-10.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Lalu pada 11 Zulhijah (12 Agustus 2019), jamaah dibebaskan melakukan jumrah kapan pun. Pembatasan melempar jumrah kembali diberlakukan pada 12 Zulhijah (13 Agustus 2019). Jamaah dilarang melempar jumrah pada pukul 10.00-14.00 WAS.
Adapun hari terakhir, jamaah kembali dibebaskan waktu melempar jumrahnya. “Hindari waktu-waktu larangan dan tetap dalam kelompok,” kata Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Armuzna, Jaetul Muchlis, kemarin.
Kasatop juga mengimbau jamaah haji dengan risiko tinggi, lansia, dan memiliki keterbatasan fisik, untuk mewakilkan dalam melempar jumrah. Mereka bisa meminta bantuan kepada rekan di kloter atau petugas. “Saya kira jika ini ditaati oleh jamaah, risiko yang timbulkan bisa diminimalisasi,” ujarnya.
Menurutnya, Satgas Mina sebanyak 1.072 orang telah menempati pos stasioner yang ada di Mina hingga Jamarat, termasuk di sektor-sektor adhoc di Mina. Mereka siap melayani jamaah haji yang membu tuhkan bantuan.
“Jamaah haji Indonesia telah berhasil didorong semua ke Mina. Kloter 13 Embarkasi Palembang (PLM) menjadi yang terakhir tiba pada pukul 08.23 WAS. Kloter ini menempati maktab 54,” katanya. Sementara itu, sebagian kecil jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan ritual lempar jumrah Aqabah, Minggu (11/8) pagi Waktu Arab Saudi (WAS).
Mereka mengejar waktu afdoliyah (utama) untuk melempar batu di Jamarat. Agus Supardi, jamaah haji Kloter 39 Embarkasi Jakarta- Pondok Gede (JKG), mengatakan dia bersama rombongan yang berjumlah 91 orang memilih berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, sebab bus angkutan jamaah tersendat karena padatnya kondisi jalan raya menuju Mina.
“Kami jalan kaki dari Muzdalifah pukul 01.00 (dini hari tadi) ke Mina. Biar ngejar lempar jumrah Aqabah pas subuh,” kata jamaah haji asal Cilegon, Banten ini. Agus mengatakan, setelah melempar jumrah Aqabah, dia bersama rombongan langsung kembali ke hotel yang lokasinya tidak begitu jauh dari Jamarat. Dia akan beristirahat sebentar di hotel sebelum melanjutkan dengan tawaf ifadah.
“Total, kami berjalan sekitar 10 kilometer dari Muzdalifah, Mina, ke sini (Mekkah),” katanya. Markhumah, rekan jamaah haji lainnya, menuturkan saat sampai di sana, kondisi Jamarat telah menjadi lautan manusia. Jamaah haji dari negara-negara juga melakukan lempar jumrah Aqabah saat waktu yang diutamakan.
“Sudah berdesak-desakan, alhamdulillah bisa melempar jumrah,” katanya. Terpisah, Sekretaris Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Dokter Pradipta Suarsyaf mengungkapkan, jamaah haji Indonesia sudah ada yang melempar jumrah sejak Minggu (11/8) pukul 01.30 WAS.
Mereka mengaku salah persepsi mengenai jam larangan lempar jumrah. “Banyak yang mengira, pukul 04.00-10.00 itu waktu Indonesia,” katanya. Menurutnya, pada pukul 09.00 WAS, banyak jamaah yang kelelahan sebab mereka baru menjalani perjalanan panjang dari Arafah, Muzdalifah, Mina, dan langsung jumrah.
“Di Mina belum istirahat, langsung lempar jumrah. Kemudian, banyak juga jamaah lansia yang ikut, padahal bisa dibadalkan. Tapi mereka penasaran dan ingin lihat,” katanya. Tim Mobile Crisis Respons (MCR) yang telah standby bisa menangani jamaah yang kelelahan dan keram otot. Mereka diberikan tempat istirahat, asupan minum, vitamin, antinyeri, dan dipijat. “Kalau butuh penanganan lebih lanjut, dirujuk ke emergency center. Semacam klinik emergensi,” ungkapnya. (Abdul Malik Mubarak)
Pada 10 Zulhijah atau 11 Agustus 2019, jamaah dilarang melempar jumrah pada pukul 04.00-10.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Lalu pada 11 Zulhijah (12 Agustus 2019), jamaah dibebaskan melakukan jumrah kapan pun. Pembatasan melempar jumrah kembali diberlakukan pada 12 Zulhijah (13 Agustus 2019). Jamaah dilarang melempar jumrah pada pukul 10.00-14.00 WAS.
Adapun hari terakhir, jamaah kembali dibebaskan waktu melempar jumrahnya. “Hindari waktu-waktu larangan dan tetap dalam kelompok,” kata Kepala Satuan Operasional (Kasatop) Armuzna, Jaetul Muchlis, kemarin.
Kasatop juga mengimbau jamaah haji dengan risiko tinggi, lansia, dan memiliki keterbatasan fisik, untuk mewakilkan dalam melempar jumrah. Mereka bisa meminta bantuan kepada rekan di kloter atau petugas. “Saya kira jika ini ditaati oleh jamaah, risiko yang timbulkan bisa diminimalisasi,” ujarnya.
Menurutnya, Satgas Mina sebanyak 1.072 orang telah menempati pos stasioner yang ada di Mina hingga Jamarat, termasuk di sektor-sektor adhoc di Mina. Mereka siap melayani jamaah haji yang membu tuhkan bantuan.
“Jamaah haji Indonesia telah berhasil didorong semua ke Mina. Kloter 13 Embarkasi Palembang (PLM) menjadi yang terakhir tiba pada pukul 08.23 WAS. Kloter ini menempati maktab 54,” katanya. Sementara itu, sebagian kecil jamaah haji Indonesia telah menyelesaikan ritual lempar jumrah Aqabah, Minggu (11/8) pagi Waktu Arab Saudi (WAS).
Mereka mengejar waktu afdoliyah (utama) untuk melempar batu di Jamarat. Agus Supardi, jamaah haji Kloter 39 Embarkasi Jakarta- Pondok Gede (JKG), mengatakan dia bersama rombongan yang berjumlah 91 orang memilih berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, sebab bus angkutan jamaah tersendat karena padatnya kondisi jalan raya menuju Mina.
“Kami jalan kaki dari Muzdalifah pukul 01.00 (dini hari tadi) ke Mina. Biar ngejar lempar jumrah Aqabah pas subuh,” kata jamaah haji asal Cilegon, Banten ini. Agus mengatakan, setelah melempar jumrah Aqabah, dia bersama rombongan langsung kembali ke hotel yang lokasinya tidak begitu jauh dari Jamarat. Dia akan beristirahat sebentar di hotel sebelum melanjutkan dengan tawaf ifadah.
“Total, kami berjalan sekitar 10 kilometer dari Muzdalifah, Mina, ke sini (Mekkah),” katanya. Markhumah, rekan jamaah haji lainnya, menuturkan saat sampai di sana, kondisi Jamarat telah menjadi lautan manusia. Jamaah haji dari negara-negara juga melakukan lempar jumrah Aqabah saat waktu yang diutamakan.
“Sudah berdesak-desakan, alhamdulillah bisa melempar jumrah,” katanya. Terpisah, Sekretaris Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Dokter Pradipta Suarsyaf mengungkapkan, jamaah haji Indonesia sudah ada yang melempar jumrah sejak Minggu (11/8) pukul 01.30 WAS.
Mereka mengaku salah persepsi mengenai jam larangan lempar jumrah. “Banyak yang mengira, pukul 04.00-10.00 itu waktu Indonesia,” katanya. Menurutnya, pada pukul 09.00 WAS, banyak jamaah yang kelelahan sebab mereka baru menjalani perjalanan panjang dari Arafah, Muzdalifah, Mina, dan langsung jumrah.
“Di Mina belum istirahat, langsung lempar jumrah. Kemudian, banyak juga jamaah lansia yang ikut, padahal bisa dibadalkan. Tapi mereka penasaran dan ingin lihat,” katanya. Tim Mobile Crisis Respons (MCR) yang telah standby bisa menangani jamaah yang kelelahan dan keram otot. Mereka diberikan tempat istirahat, asupan minum, vitamin, antinyeri, dan dipijat. “Kalau butuh penanganan lebih lanjut, dirujuk ke emergency center. Semacam klinik emergensi,” ungkapnya. (Abdul Malik Mubarak)
(don)