Heatstroke Masih Jadi Ancaman, Jamaah Diminta di Dalam Tenda
A
A
A
MEKKAH - Jamaah haji diingatkan untuk tidak terlalu banyak beraktivitas di luar tenda saat wukuf di Arafah. Heatstroke tetap menjadi ancaman bagi jamaah haji, meski tenda telah dilengkapi pendingin ruangan (AC).
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eka Jusuf Singka. Menurutnya, heatstroke tetap berpotensi menyerang jamaah haji karena memang situasi di Arafah cukup panas. "Penyakit ini bisa dicegah dengan banyak minum, kemudian hindari sengatan matahari langsung," kata Eka kepada tim Media Center Haji (MCH) kemarin.
Untuk tetap menjaga kesehatan selama wukuf, jamaah haji harus benar-benar menjaga asupan air, makan buah-buahan yang banyak, dan hindari kelelahan yang berlebihan. Bagi jamaah yang akan mempunyai keperluan keluar tenda, maka diimbau menggunakan payung. Kemudian memakai masker dan membawa semprotan air. “Keluar pakai payung tidak masalah," ujar Eka.
Jamaah haji yang menjalani perawatan dari awal kedatangan hingga menjelang wukuf sebanyak 1.200 orang. Di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah ada 840 orang dan di KKHI Madinah 416 orang. "Sebagian besar sudah sembuh. Ini tidak lain dan tidak bukan karena kesadaran masyarakat, dalam hal ini jamaah haji sudah bagus," katanya.
Tim kesehatan, kata Eka, memberikan perhatian kepada seluruh jamaah saat wukuf. Tidak hanya kepada lansia. Dia meminta seluruh elemen kloter juga ikut membantu dan bahu membahu bersama tim kesehatan dalam melayani jamaah. "Jadi kesehatan tidak boleh dan tidak menjadi tanggung jawab petugas kesehatan saja, seluruh elemen harus membantu. Karena kalau haji sehat, insyaallah ibadahnya lengkap," katanya.
Eka mengatakan Pusat Kesehatan Haji Kemenkes menyiapkan dua posko kesehatan selama pelaksanaan puncak haji, yakni di Pos Kesehatan Arafah dan Mina. ”Pos kesehatan ini untuk memudahkan akses dan layanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia, di samping klinik kesehatan yang disediakan oleh Kerajaan Arab Saudi," ujarnya.
Kedua pos kesehatan tersebut diperkuat dengan adanya enam pos satelit di sejumlah titik di Arafah, 11 di Muzdalifah, dan 10 di sepanjang jalur atas dan bawah Jamarat. Begitu juga ambulans dan perbekalan kesehatan. "Seluruh sumber daya kesehatan baik dari Daker Makkah, Madinah, maupun Bandara difokuskan sepenuhnya untuk melayani jamaah haji Indonesia pada prosesi ini," ucap Eka.
Dia mengatakan, pada tahun ini jamaah haji Indonesia ada 231.000 dan kedua pos akan melayani selama ibadah puncak. Petugas yang melayani yaitu gabungan dari Tim Kuratif dan Rehabilitiatif (TKR) serta Tim Mobile Bandara dari tiga daerah kerja. Selain itu masih ada Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Gerak Cepat (TGC), serta tenaga kesehatan lain.
"Semua tim tadi memiliki beragam profesi kesehatan, yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, perawat, apoteker, sanitarian, ahli gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan sebagainya," ucapnya.
Petugas kesehatan lain, menurut Eka, adalah Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menjadi satu kesatuan dengan kloternya. "Setiap kloter didampingi oleh 3 orang tenaga kesehatan (1 dokter, 2 perawat). Total terdapat 1.587 tenaga kesehatan untuk melayani 529 kloter. Mereka juga akan memberikan layanan kesehatan, menyampaikan edukasi, dan merujuk jamaahnya bila diperlukan," paparnya.
Di tempat terpisah, Menteri Agama (Menag) mengatakan bahwa puncak haji tiga hari ke depan adalah waktu yang cukup berat. Butuh stamina prima untuk melaksanakannya. Karena itu, jamaah harus betul-betul menjaga kesehatan agar semua rukun haji terlaksana dengan sempurna. "Makan yang cukup, minum air yang banyak, dan istirahat yang cukup," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daker Bandara Jeddah-Madinah, Muhammaf Hanif, yang telah berada di Arafah sejak Kamis (8/8/2019) malam, mengatakan, cuaca di Arafah siang kemarin cukup panas. Suhunya mencapai 41 derajat Celsius. "Langit cerah, cuaca cukup panas siang ini (kemarin)," katanya.
Berdasarkan catatan Weather.com, hujan berpotensi turun di Arafah Sabtu (10/8/2019) hari ini. Potensi terjadi hujan hingga 50%. Adapun suhunya diperkirakan antara 28-38 derajat Celsius.(abdul malik mubarok)
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eka Jusuf Singka. Menurutnya, heatstroke tetap berpotensi menyerang jamaah haji karena memang situasi di Arafah cukup panas. "Penyakit ini bisa dicegah dengan banyak minum, kemudian hindari sengatan matahari langsung," kata Eka kepada tim Media Center Haji (MCH) kemarin.
Untuk tetap menjaga kesehatan selama wukuf, jamaah haji harus benar-benar menjaga asupan air, makan buah-buahan yang banyak, dan hindari kelelahan yang berlebihan. Bagi jamaah yang akan mempunyai keperluan keluar tenda, maka diimbau menggunakan payung. Kemudian memakai masker dan membawa semprotan air. “Keluar pakai payung tidak masalah," ujar Eka.
Jamaah haji yang menjalani perawatan dari awal kedatangan hingga menjelang wukuf sebanyak 1.200 orang. Di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah ada 840 orang dan di KKHI Madinah 416 orang. "Sebagian besar sudah sembuh. Ini tidak lain dan tidak bukan karena kesadaran masyarakat, dalam hal ini jamaah haji sudah bagus," katanya.
Tim kesehatan, kata Eka, memberikan perhatian kepada seluruh jamaah saat wukuf. Tidak hanya kepada lansia. Dia meminta seluruh elemen kloter juga ikut membantu dan bahu membahu bersama tim kesehatan dalam melayani jamaah. "Jadi kesehatan tidak boleh dan tidak menjadi tanggung jawab petugas kesehatan saja, seluruh elemen harus membantu. Karena kalau haji sehat, insyaallah ibadahnya lengkap," katanya.
Eka mengatakan Pusat Kesehatan Haji Kemenkes menyiapkan dua posko kesehatan selama pelaksanaan puncak haji, yakni di Pos Kesehatan Arafah dan Mina. ”Pos kesehatan ini untuk memudahkan akses dan layanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia, di samping klinik kesehatan yang disediakan oleh Kerajaan Arab Saudi," ujarnya.
Kedua pos kesehatan tersebut diperkuat dengan adanya enam pos satelit di sejumlah titik di Arafah, 11 di Muzdalifah, dan 10 di sepanjang jalur atas dan bawah Jamarat. Begitu juga ambulans dan perbekalan kesehatan. "Seluruh sumber daya kesehatan baik dari Daker Makkah, Madinah, maupun Bandara difokuskan sepenuhnya untuk melayani jamaah haji Indonesia pada prosesi ini," ucap Eka.
Dia mengatakan, pada tahun ini jamaah haji Indonesia ada 231.000 dan kedua pos akan melayani selama ibadah puncak. Petugas yang melayani yaitu gabungan dari Tim Kuratif dan Rehabilitiatif (TKR) serta Tim Mobile Bandara dari tiga daerah kerja. Selain itu masih ada Tim Promotif Preventif (TPP) dan Tim Gerak Cepat (TGC), serta tenaga kesehatan lain.
"Semua tim tadi memiliki beragam profesi kesehatan, yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, perawat, apoteker, sanitarian, ahli gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan sebagainya," ucapnya.
Petugas kesehatan lain, menurut Eka, adalah Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang menjadi satu kesatuan dengan kloternya. "Setiap kloter didampingi oleh 3 orang tenaga kesehatan (1 dokter, 2 perawat). Total terdapat 1.587 tenaga kesehatan untuk melayani 529 kloter. Mereka juga akan memberikan layanan kesehatan, menyampaikan edukasi, dan merujuk jamaahnya bila diperlukan," paparnya.
Di tempat terpisah, Menteri Agama (Menag) mengatakan bahwa puncak haji tiga hari ke depan adalah waktu yang cukup berat. Butuh stamina prima untuk melaksanakannya. Karena itu, jamaah harus betul-betul menjaga kesehatan agar semua rukun haji terlaksana dengan sempurna. "Makan yang cukup, minum air yang banyak, dan istirahat yang cukup," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daker Bandara Jeddah-Madinah, Muhammaf Hanif, yang telah berada di Arafah sejak Kamis (8/8/2019) malam, mengatakan, cuaca di Arafah siang kemarin cukup panas. Suhunya mencapai 41 derajat Celsius. "Langit cerah, cuaca cukup panas siang ini (kemarin)," katanya.
Berdasarkan catatan Weather.com, hujan berpotensi turun di Arafah Sabtu (10/8/2019) hari ini. Potensi terjadi hujan hingga 50%. Adapun suhunya diperkirakan antara 28-38 derajat Celsius.(abdul malik mubarok)
(don)