2,5 Juta Jamaah Haji Melaksanakan Wukuf di Padang Arafah

Sabtu, 10 Agustus 2019 - 06:39 WIB
2,5 Juta Jamaah Haji...
2,5 Juta Jamaah Haji Melaksanakan Wukuf di Padang Arafah
A A A
MEKKAH - Sekitar 2,5 juta jamaah haji dari seluruh dunia hari ini berkumpul di Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Di lokasi ini jamaah akan menjalani ritual puncak haji, yakni berdoa secara khusyuk mulai siang hingga sore hari. Situasi di Arafah tadi malam sudah penuh layaknya lautan manusia serbaputih.

Mereka bergerak dari Mekkah menuju Arafah sejak pagi hari. Jalan-jalan menuju Arafah juga sangat padat. Aparat keamanan Arab Saudi melakukan penjagaan ketat di pintu-pintu masuk Arafah. Pengamanan juga dilakukan melalui jalur udara. Helikopter angkatan bersenjata Arab Saudi sejak pagi melakukan pemantauan pergerakan jamaah yang mencapai jutaan orang.

Hingga tengah malam pergerakan jamaah haji Indonesia ke Arafah juga masih berlangsung. Pergeseran jamaah Indonesia yang totalnya mencapai 231.000 orang ini dilakukan dalam tiga tahap. Hal itu dilakukan lantaran keterbatasan jumlah angkutan masyair yang diberikan Pemerintah Arab Saudi untuk Indonesia, yakni hanya 21 unit bus per maktab.

Jamaah haji Indonesia bergerak dari Mekkah ke Arafah sejak pagi kemarin. Tahap pertama pemberangkatan jamaah mulai pukul 07.00 sampai 12.00 waktu Arab Saudi (WAS). Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua mulai pukul 12.00 hingga 16.00 WAS. Gelombang terakhir baru dilakukan pada pukul 16.00 hingga tengah malam.

Kelompok terbang (kloter) 57 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan kloter 27 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) menjadi jamaah haji Indonesia pertama yang tiba di Arafah. Selanjutnya disusul jamaah dari kloter-kloter lain. Sebelum jamaah haji tiba, petugas telah lebih dulu sampai di Arafah untuk mempersiapkan penyambutan jamaah.

Sebanyak 900 petugas diberangkatkan ke Arafah sejak Kamis (8/8) malam mulai pukul 21.00 WAS. Seluruh petugas tiba di Arafah Jumat (9/8) dini hari. "Tepat dalam waktu 3,5 jam, seluruh petugas gelombang pertama ini telah berhasil didorong menuju Arafah," kata Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Asep Subhana kepada tim Media Center Haji (MCH) kemarin.

Kepala Daerah Kerja Mekkah Subhan Cholid menjelaskan, petugas yang diberangkatkan ke Arafah berasal dari berbagai unsur. Masing-masing tim Posko Komando Arafah dan Satgas Arafah yang terdiri atas tim kesehatan, tim pengawas katering, dan tim pengawas maktab. "Tim pengawas maktab ini yang menerima jamaah dan penghubung jamaah dengan layanan di maktabnya," tutur dia.

Satgas Mina juga telah diberangkatkan ke Mina pada Kamis (8/8) malam. Mereka akan menjadi pengawas jamaah haji Indonesia yang menjalani sunah tarwiah. Total ada 35.000 lebih jamaah haji Indonesia yang mengikuti ritual ini. Adapun Satgas Muzdalifah adalah tim terakhir yang akan masuk ke Arafah, yakni sebelum zuhur.

"Nanti ada tim sweeping. Tim ini bertugas memastikan seluruh jamaah haji Indonesia telah diberangkatkan, tidak ada yang tertinggal di hotel," kata Subhan. Tim sektor khusus yang bertugas di Masjidilharam juga termasuk paling terakhir ke Arafah. Mereka harus memastikan tidak ada jamaah haji Indonesia yang menyelinap ke Baitullah untuk mencium Hajar Aswad atau ke Safa-Marwa sebelum berangkat ke Arafah.

Prosesi wukuf, menurut Subhan, terbagi dalam beberapa fase. Pagi hingga zuhur, jamaah diminta memperbanyak amaliah sebagaimana yang biasa dilakukan seperti berzikir dan membaca Alquran. Kemudian saat zuhur, jamaah menunaikan salat zuhur dan asar dengan cara jamak qasar. Setelah itu mendengarkan khutbah wukuf yang akan disampaikan oleh Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin. "Setelah itu hingga asar perbanyak berdoa karena itu adalah waktu yang mustajab," katanya.

Subhan mengingatkan jamaah haji untuk mengukur diri ketika ingin menjalankan prosesi wukuf di luar tenda. Jika hal itu memberatkan, amaliah doa-doa bisa dilaksanakan di dalam tenda. "Bagi jamaah yang berangkat ke Jabal Rahmah diharapkan mengetahui atau menandai arah datangnya dari tenda sehingga mereka bisa kembali lagi ke tempatnya," sebutnya.

118 Jamaah Dibadalhajikan

Di antara ratusan ribu jamaah Indonesia, terdapat 118 jamaah yang dibadalhajikan karena telah meninggal dunia atau sakit berat. Perinciannya 101 jamaah karena meninggal dan 17 karena sakit. Adapun yang disafariwukufkan sebanyak 45 orang.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusuf Singka mengatakan, ada beberapa pertimbangan jamaah medis untuk memutuskan jamaah haji yang dibadalhajikan atau disafariwukufkan. Pertama, pasien tidak dalam keadaan menderita penyakit menular.

Kedua, transportable atau aman untuk dibawa menggunakan kendaraan. "Kalau tidak aman, bisa kita badalkan. Misalnya ada trauma tulang belakang, tidak bisa kita bawa seenaknya saja sampai ke Arafah," katanya. Pertimbangan lainnya adalah stroke akut, tidak sadar, dan sama sekali tidak bisa menerima realitas.

"Ini beberapa kriteria pertimbangan medis yang memang secara terukur sudah kita lihat bahwa yang bersangkutan memang tidak memenuhi syarat untuk bisa disafariwukufkan. Dalam tanda petik adalah kondisi-kondisi yang berat," tuturnya. Untuk layanan kesehatan jamaah haji, menurut Eka, pihaknya menerjunkan 23 tim Promotif Preventif (TPP), 70 tim Gerak Cepat (TGC), dan TKR. Mereka bekerja di klinik-klinik di tenda Arafah dan Mina.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8430 seconds (0.1#10.140)