Doakan Mbah Moen, Peserta Kongres PDIP Salat Gaib
A
A
A
DENPASAR - Para peserta Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melaksanakan salat gaib berjamaah usai menjalankan salat jumat di Masjid Al Ihsan, Kompleks Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (9/8/2019).
Salat gaib tersebut salah satunya diniatkan untuk ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah yang wafat di Makkah, Arab Saudi pada Selasa 6 Agustus 2019.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato politik pada acara pembukaan Kongres, Kamis 9 Agustus 2019 juga menyempatkan untuk menyampaikan bela sungkawa sekaligus memberi doa kepada Mbah Moen yang disebut Mega sebagai seorang ulama kharismatik.
"Sebelum menyampaikan pidato politik, izinkan saya sampaikan bela sungkawa mendalam atas wafatnya ulama sederhana yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk mensiarkan Islam sebagai rahmat semesta alam. Islam yang mengalun indah dalam harmoni keberagaman Indonesia. Selamat jalan Mbah Moen, Kiai Haji Maimoen Zubair, doa kami menghantar ke haribaan-Nya," ungkap Mega yang terlihat sambil berusaha menahan tangis.
KH Maimoen Zubair yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan meninggal di Mekkah, 06 Agustus 2019 pada umur 90 tahun adalah seorang ulama dan politikus Indonesia.
Mbah Moen selain menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah PPP hingga wafat. Almarhum pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya. Beliau juga pernah diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Salat gaib tersebut salah satunya diniatkan untuk ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah yang wafat di Makkah, Arab Saudi pada Selasa 6 Agustus 2019.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato politik pada acara pembukaan Kongres, Kamis 9 Agustus 2019 juga menyempatkan untuk menyampaikan bela sungkawa sekaligus memberi doa kepada Mbah Moen yang disebut Mega sebagai seorang ulama kharismatik.
"Sebelum menyampaikan pidato politik, izinkan saya sampaikan bela sungkawa mendalam atas wafatnya ulama sederhana yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk mensiarkan Islam sebagai rahmat semesta alam. Islam yang mengalun indah dalam harmoni keberagaman Indonesia. Selamat jalan Mbah Moen, Kiai Haji Maimoen Zubair, doa kami menghantar ke haribaan-Nya," ungkap Mega yang terlihat sambil berusaha menahan tangis.
KH Maimoen Zubair yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan meninggal di Mekkah, 06 Agustus 2019 pada umur 90 tahun adalah seorang ulama dan politikus Indonesia.
Mbah Moen selain menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah PPP hingga wafat. Almarhum pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya. Beliau juga pernah diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
(dam)