Kongres Dipercepat, PDIP Target Hattrick di Pemilu 2024
A
A
A
DENPASAR - Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Sanur, Denpasar, Bali, mulai 8-10 Agustus 2019 telah menetapkan Megawati Soekarnoputri kembali sebagai Ketua Umum (Ketum) Periode 2019-2024.
Megawati dipilih secara aklamasi oleh peserta kongres dari seluruh DPD dan DPC se-Indonesia. Proses pengukuhan dan pengambilan sumpah jabatan pun sudah dilakukan pada Kamis (8/8/2019) malam.
Kepada wartawan usai dikukuhkan, Megawati mengatakan, Kongres V di Bali sengaja dipercepat agar konsolidasi partai semakin baik dalam mengawal jalannya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, serta sebagai persiapan menuju Pemilu 2024.
Di bawah kepemimpinan Megawati, PDIP berhasil menjadi satu-satunya partai di era Reformasi yang memenangkan pemilu dua kali secara beruntun. Bahkan, tiga kali kemenangan sejak era Reformasi yakni pada Pemilu 1999, 2014, dan 2019.
(Baca juga: Putra Nababan Ungkap Sejumlah Alasan Megawati Tetap Ketum PDIP)
Megawati yang baru terpilih kembali sebagai ketum pun menargetkan partainya bisa menciptakan "hattrick" dengan tiga kali memenangkan pemilu secara beruntun.
"Kalau tadi bilang hattrick ya saya tentu berharap kalau bisa, karena saya ingin jadikan (PDIP) sebagai partai pelopor. Dan tentunya semua partai berkeinginan jadi pelopor," ujar Megawati.
Partai pelopor yang dimaksud putri sang Proklamator Bung Karno adalah partai yang lebih dalam segala hal dibanding parpol lainnya.
"Ya saya harap betul-betul itu bisa terjadi dan seharusnya sebagai alat perjuangan, paprol itu bisa membawa negara mempunyai sebuah tujuan yang fokus untuk jelas kita ini mau bawa Indonesia, katakan 50 tahun lagi mau apa? 100 tahun lagi bagaimana?" tuturnya.
Impian tersebut menurutnya, merupakan sebuah keharusan. "Kalau (ada komentar) sinis, 'Wah, Bu Mega kok sangat ambisius' Bukan ambisius, tapi saya kira itu harus," tegasnya.
(Baca juga: Kembali Jadi Ketum PDIP, Ini Bunyi Sumpah Jabatan Megawati)
Dikatakan Presiden ke-5 RI itu, dirinya sering membandingkan dengan RRC yang ditarik dari 'persembunyiaannya' pada era 1955 ketika terjadi Konferensi Asia Afrika.
"Bayangkan itu 55, kalau dilihat sekarang 2019, berapa tahun itu sudah jadi sebuah, sebetulnya harus berani disebut sebagai super power. Tapi kan Amerika belum mau. Amerika merasa super power," ucapnya.
Sampai hari ini kata Mega, semua negara di Asia itu sepertinya "menerima" tantangan Amerika dalam perang dagang. "Sangat kerasa diladenin. Nah hal seperti ini anak muda kan harusnya mengikuti. Jadi itulah pokok soal kenapa PDIP ini membuat kongresnya menjadi dipercepat," pungkasnya.
Megawati dipilih secara aklamasi oleh peserta kongres dari seluruh DPD dan DPC se-Indonesia. Proses pengukuhan dan pengambilan sumpah jabatan pun sudah dilakukan pada Kamis (8/8/2019) malam.
Kepada wartawan usai dikukuhkan, Megawati mengatakan, Kongres V di Bali sengaja dipercepat agar konsolidasi partai semakin baik dalam mengawal jalannya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, serta sebagai persiapan menuju Pemilu 2024.
Di bawah kepemimpinan Megawati, PDIP berhasil menjadi satu-satunya partai di era Reformasi yang memenangkan pemilu dua kali secara beruntun. Bahkan, tiga kali kemenangan sejak era Reformasi yakni pada Pemilu 1999, 2014, dan 2019.
(Baca juga: Putra Nababan Ungkap Sejumlah Alasan Megawati Tetap Ketum PDIP)
Megawati yang baru terpilih kembali sebagai ketum pun menargetkan partainya bisa menciptakan "hattrick" dengan tiga kali memenangkan pemilu secara beruntun.
"Kalau tadi bilang hattrick ya saya tentu berharap kalau bisa, karena saya ingin jadikan (PDIP) sebagai partai pelopor. Dan tentunya semua partai berkeinginan jadi pelopor," ujar Megawati.
Partai pelopor yang dimaksud putri sang Proklamator Bung Karno adalah partai yang lebih dalam segala hal dibanding parpol lainnya.
"Ya saya harap betul-betul itu bisa terjadi dan seharusnya sebagai alat perjuangan, paprol itu bisa membawa negara mempunyai sebuah tujuan yang fokus untuk jelas kita ini mau bawa Indonesia, katakan 50 tahun lagi mau apa? 100 tahun lagi bagaimana?" tuturnya.
Impian tersebut menurutnya, merupakan sebuah keharusan. "Kalau (ada komentar) sinis, 'Wah, Bu Mega kok sangat ambisius' Bukan ambisius, tapi saya kira itu harus," tegasnya.
(Baca juga: Kembali Jadi Ketum PDIP, Ini Bunyi Sumpah Jabatan Megawati)
Dikatakan Presiden ke-5 RI itu, dirinya sering membandingkan dengan RRC yang ditarik dari 'persembunyiaannya' pada era 1955 ketika terjadi Konferensi Asia Afrika.
"Bayangkan itu 55, kalau dilihat sekarang 2019, berapa tahun itu sudah jadi sebuah, sebetulnya harus berani disebut sebagai super power. Tapi kan Amerika belum mau. Amerika merasa super power," ucapnya.
Sampai hari ini kata Mega, semua negara di Asia itu sepertinya "menerima" tantangan Amerika dalam perang dagang. "Sangat kerasa diladenin. Nah hal seperti ini anak muda kan harusnya mengikuti. Jadi itulah pokok soal kenapa PDIP ini membuat kongresnya menjadi dipercepat," pungkasnya.
(maf)