Mitigasi Bencana Harus Sudah Diajarkan sejak di Sekolah Dasar
A
A
A
BEKASI - Wilayah Indonesia rawan akan potensi bencana, terutama bencana alam. Karena itu, mitigasi bencana sudah seharusnya diajarkan kepada masyarakat sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Hal inilah yang dilakukan di SD Malaka Jaya 05, Jakarta Timur.
Para siswa di sana mendapat sosialisasi, edukasi pertolongan pertama, dan antisipasi bencana, khususnya gempa dan kebakaran. Sosialisasi dilakukan agar murid-murid SD paham apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Mereka bisa langsung melakukan upaya untuk menyelamatkan diri atau memberikan pertolongan pertama saat terjadi luka. “Minimal murid-murid SD ini paham, apa yang harus mereka lakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” kata Staf PMR Jakarta Timur Suheri, saat acara Sosialisasi dan Edukasi Anak Siaga di SD Malaka Jaya 05, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Pelatihan pertolongan pertama ini dilakukan secara langsung oleh siswa yang tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR) SD Malaka Jaya 05 kepada siswa lainnya. Tujuannya, supaya pendekatan materi yang disampaikan seperti pertolongan pertama dan pemahaman terhadap bencana lebih mudah dicerna.
"Kami memberi pelatihan kepada siswa yang tergabung dalam PMR, kemudian mereka menjadi trainer untuk teman-temannya,” tambah Suheri.
Suheri menambahkan, wilayah Indonesia merupakan jalur rawan gempa. Dengan pelatihan ini, anak-anak mendapat pengetahuan dan mampu menciptakan kondisi di mana siswa tidak akan panik jika terjadi bencana.
“Anak-anak PMR ini bisa menjadi leader bagi teman-temannya dibantu oleh guru kelas jika terjadi bencana. Kalau terjadi gempa mereka bisa mengajak temannya untuk berlindung di bawah meja, menghindari kaca, dan jika gempa sudah berhenti baru melakukan evakuasi,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Adhis, mengaku sangat pendukung acara sosialisasi dan edukasi terhadap bencana dan pertolongan pertama tersebut. Menurut dia, kejadian gempa bumi seperti yang terjadi di Banten bisa saja terjadi saat jam-jam sekolah.
Sehingga edukasi terhadap kebencanaan ini sangat berguna bagi anak-anak jika sewaktu-waktu kejadian serupa terjadi. “Gedung sekolah di Jakarta sekarang sudah sampai empat lantai. Jika terjadi gempa dan anak-anak sedang berada di lantai empat, mereka sudah diajarkan untuk tidak panik dan berlindung di bawah meja,” katanya.
Para siswa di sana mendapat sosialisasi, edukasi pertolongan pertama, dan antisipasi bencana, khususnya gempa dan kebakaran. Sosialisasi dilakukan agar murid-murid SD paham apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Mereka bisa langsung melakukan upaya untuk menyelamatkan diri atau memberikan pertolongan pertama saat terjadi luka. “Minimal murid-murid SD ini paham, apa yang harus mereka lakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” kata Staf PMR Jakarta Timur Suheri, saat acara Sosialisasi dan Edukasi Anak Siaga di SD Malaka Jaya 05, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Pelatihan pertolongan pertama ini dilakukan secara langsung oleh siswa yang tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR) SD Malaka Jaya 05 kepada siswa lainnya. Tujuannya, supaya pendekatan materi yang disampaikan seperti pertolongan pertama dan pemahaman terhadap bencana lebih mudah dicerna.
"Kami memberi pelatihan kepada siswa yang tergabung dalam PMR, kemudian mereka menjadi trainer untuk teman-temannya,” tambah Suheri.
Suheri menambahkan, wilayah Indonesia merupakan jalur rawan gempa. Dengan pelatihan ini, anak-anak mendapat pengetahuan dan mampu menciptakan kondisi di mana siswa tidak akan panik jika terjadi bencana.
“Anak-anak PMR ini bisa menjadi leader bagi teman-temannya dibantu oleh guru kelas jika terjadi bencana. Kalau terjadi gempa mereka bisa mengajak temannya untuk berlindung di bawah meja, menghindari kaca, dan jika gempa sudah berhenti baru melakukan evakuasi,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu orang tua siswa, Adhis, mengaku sangat pendukung acara sosialisasi dan edukasi terhadap bencana dan pertolongan pertama tersebut. Menurut dia, kejadian gempa bumi seperti yang terjadi di Banten bisa saja terjadi saat jam-jam sekolah.
Sehingga edukasi terhadap kebencanaan ini sangat berguna bagi anak-anak jika sewaktu-waktu kejadian serupa terjadi. “Gedung sekolah di Jakarta sekarang sudah sampai empat lantai. Jika terjadi gempa dan anak-anak sedang berada di lantai empat, mereka sudah diajarkan untuk tidak panik dan berlindung di bawah meja,” katanya.
(shf)