ACT Turut Hadiri Peresmian Pembangunan PMI Dea Malela Sumbawa
A
A
A
JAKARTA - Pesantren Modern Internasional Dea Malela bersukacita menyambut kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan sejumlah lembaga, termasuk Aksi Cepat Tanggap (ACT). Kunjungan tersebut dalam rangka meresmikan dan meletakkan batu pertama pembangunan sejumlah fasilitas baru.
JK dalam sambutannya menuturkan, selamat karena PMI Dea Malela berdiri atas dasar 'kebhinekaan', karena banyak bangsa dari berbagai kalangan turut memberikan bantuan pembangunan. Sehingga, PMI Dea Malela pun diharapkan bisa menjadi pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan.
"Kebutuhan paling penting bagi manusia baik di Indonesia maupun mancanegara, ya, pendidikan. Saya berharap, Indonesia mempunyai peran yang besar dalam memperluas pendidikan keislaman. Mendidik para santri muda sampai mereka memiliki pengalaman yang sama," kata Jusuf Kalla, Sabtu 3 Agustus 2019.
Setelah tiga tahun memulai mimpi mendirikan sebuah pesantren berbasis Internasional, Muhammad Din Syamsudin sebagai pendiri PMI Dea Malela bersyukur telah memiliki sebanyak 320 santri. Seluruhnya merupakan santri setara sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah akhir (SMA).
Din mengungkapkan, sebanyak 50 santri dari total keseluruhan berasal dari mancanegara seperti Timor Leste, Malaysia, Kamboja, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Rusia. Data tersebut menjadi pencapaian tersendiri bagi Din yang mencita-citakan Pesantren Dea Malela menjadi lembaga pendidikan berkeunggulan di tingkat global.
"Kami ingin melakukan secara nyata, menerapkan ilmu keislaman dan ilmu pengetahuan. Juga meneguhkan nilai dan prinsip yang kami coba integrasikan, sehingga PMI Dea Malela dapat melahirkan sumber daya insani beriman yang mandiri, kreatif, inovatif, dan kompetitif," jelas Din Syamsudin.
Din Syamsudin juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan pembangunan fasilitas baru PMI Dea Malela. Salah satunya kepada Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang turut membangun sebuah fasilitas tangga penghubung yang memudahkan para santri untuk mengunjungi auditorium PMI Dea Malela.
"Terima kasih juga kepada lembaga filantropi Islam yang sudah banyak memberikan dukungan, yakni ACT yang telah memberikan bantuan berupa tangga penghubung yang kami sebut Humanity Step. Insyaallah, jika kamu membantu agama Allah, maka Allah akan membantu kamu semua," tutur Din Syamsudin.
Kepedulian untuk para santri
Mengenal Din Syamsudin selaku pendiri PMI Dea Malela yang ingin membangun lembaga pendidikan berkeunggulan, ACT turut berpartisipasi dalam memberikan fasilitas untuk para santri. Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan menjelaskan, bantuan pertama berupa beasiswa untuk 43 santri mancanegara.
"Sudah beberapa bulan, ACT telah memberikan beasiswa untuk menunjang biaya operasional 43 santri mancanegara. Kami mengetahui, PMI Dea Malela menerima anak mancanegara sebagai santrinya, terutama anak yang berasal dari kalangan prasejahtera," kata Lukman.
Sementara bantuan yang baru diresmikan pada acara Silaturahmi Bersama Jusuf Kalla adalah Humanity Step, sebuah fasilitas berupa tangga penghubung. "Kini, Humanity Step masih dalam proses pengerjaan. Insyaallah dalam waktu dekat akan rampung, sehingga dapat secara maksimal segera digunakan oleh para santri," tambahnya.
Tak hanya memberikan beasiswa kepada 43 santri mancanegara dan membangun Humanity Step, dalam waktu dekat ACT bersama Global Wakaf pun telah merencanakan akan membangun satu fasilitas baru, yakni Ritel Wakaf.
Fasilitas ini diyakini dapat memenuhi kebutuhan pangan sekaligus memberikan manfaat berkepanjangan. Hal tersebut disampaikan oleh Syahru Aryansyah selaku Direktur Global Wakaf.
"Manfaat berkepanjangan itu berasal dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang di Ritel Wakaf. Sebagian keuntungan nantinya untuk dijadikan modal kembali untuk produk-produk wakaf. Sebagian lagi untuk diberikan kepada para santri berupa beasiswa. Kami akan segera melakukan penataan untuk pembangunanya. Insyaallah, mohon doa dan dukungannya dari para sahabat," ungkap Syahru.
JK dalam sambutannya menuturkan, selamat karena PMI Dea Malela berdiri atas dasar 'kebhinekaan', karena banyak bangsa dari berbagai kalangan turut memberikan bantuan pembangunan. Sehingga, PMI Dea Malela pun diharapkan bisa menjadi pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan.
"Kebutuhan paling penting bagi manusia baik di Indonesia maupun mancanegara, ya, pendidikan. Saya berharap, Indonesia mempunyai peran yang besar dalam memperluas pendidikan keislaman. Mendidik para santri muda sampai mereka memiliki pengalaman yang sama," kata Jusuf Kalla, Sabtu 3 Agustus 2019.
Setelah tiga tahun memulai mimpi mendirikan sebuah pesantren berbasis Internasional, Muhammad Din Syamsudin sebagai pendiri PMI Dea Malela bersyukur telah memiliki sebanyak 320 santri. Seluruhnya merupakan santri setara sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah akhir (SMA).
Din mengungkapkan, sebanyak 50 santri dari total keseluruhan berasal dari mancanegara seperti Timor Leste, Malaysia, Kamboja, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Rusia. Data tersebut menjadi pencapaian tersendiri bagi Din yang mencita-citakan Pesantren Dea Malela menjadi lembaga pendidikan berkeunggulan di tingkat global.
"Kami ingin melakukan secara nyata, menerapkan ilmu keislaman dan ilmu pengetahuan. Juga meneguhkan nilai dan prinsip yang kami coba integrasikan, sehingga PMI Dea Malela dapat melahirkan sumber daya insani beriman yang mandiri, kreatif, inovatif, dan kompetitif," jelas Din Syamsudin.
Din Syamsudin juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan pembangunan fasilitas baru PMI Dea Malela. Salah satunya kepada Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang turut membangun sebuah fasilitas tangga penghubung yang memudahkan para santri untuk mengunjungi auditorium PMI Dea Malela.
"Terima kasih juga kepada lembaga filantropi Islam yang sudah banyak memberikan dukungan, yakni ACT yang telah memberikan bantuan berupa tangga penghubung yang kami sebut Humanity Step. Insyaallah, jika kamu membantu agama Allah, maka Allah akan membantu kamu semua," tutur Din Syamsudin.
Kepedulian untuk para santri
Mengenal Din Syamsudin selaku pendiri PMI Dea Malela yang ingin membangun lembaga pendidikan berkeunggulan, ACT turut berpartisipasi dalam memberikan fasilitas untuk para santri. Direktur Komunikasi ACT Lukman Azis Kurniawan menjelaskan, bantuan pertama berupa beasiswa untuk 43 santri mancanegara.
"Sudah beberapa bulan, ACT telah memberikan beasiswa untuk menunjang biaya operasional 43 santri mancanegara. Kami mengetahui, PMI Dea Malela menerima anak mancanegara sebagai santrinya, terutama anak yang berasal dari kalangan prasejahtera," kata Lukman.
Sementara bantuan yang baru diresmikan pada acara Silaturahmi Bersama Jusuf Kalla adalah Humanity Step, sebuah fasilitas berupa tangga penghubung. "Kini, Humanity Step masih dalam proses pengerjaan. Insyaallah dalam waktu dekat akan rampung, sehingga dapat secara maksimal segera digunakan oleh para santri," tambahnya.
Tak hanya memberikan beasiswa kepada 43 santri mancanegara dan membangun Humanity Step, dalam waktu dekat ACT bersama Global Wakaf pun telah merencanakan akan membangun satu fasilitas baru, yakni Ritel Wakaf.
Fasilitas ini diyakini dapat memenuhi kebutuhan pangan sekaligus memberikan manfaat berkepanjangan. Hal tersebut disampaikan oleh Syahru Aryansyah selaku Direktur Global Wakaf.
"Manfaat berkepanjangan itu berasal dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang di Ritel Wakaf. Sebagian keuntungan nantinya untuk dijadikan modal kembali untuk produk-produk wakaf. Sebagian lagi untuk diberikan kepada para santri berupa beasiswa. Kami akan segera melakukan penataan untuk pembangunanya. Insyaallah, mohon doa dan dukungannya dari para sahabat," ungkap Syahru.
(maf)