Arab Saudi Belum Respons Surat Protes PPIH
A
A
A
JEDDAH - Pemerintah Arab Saudi belum merespons surat protes yang dilayangkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) terkait keberadaan penjaja kartu seluler di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
PPIH akan terus memantau kondisi di lapangan agar jamaah haji Indonesia merasa nyaman saat tiba di Tanah Suci. Ketua PPIH Arab Saudi Endang Jumali mengatakan, pihaknya sepekan lalu telah melayangkan surat protes terkait pemberian kartu perdana di Bandara King Abdul Aziz Jeddah kepada Kementerian Haji Arab Saudi.
Melalui surat itu, PPIH meminta agar keberadaan penjaja kartu perdana Arab Saudi ditertibkan. ”Belum ada respons tertulis (dari Kementerian Haji Arab Saudi),” kata Endang Jumali kepada tim Media Center Haji (MCH) melalui pesan singkatnya kemarin.
Berdasarkan surat yang dilayangkan ke Kementerian Haji Arab Saudi, PPIH meminta agar penjaja kartu seluler dibuatkan kantor atau gerai khusus di bandara. Tujuannya agar mereka tidak berkeliaran dan mengganggu proses kedatangan jamaah haji.
”Biarkan jamaah memilih sendiri kartu perdana yang diinginkan,” tulis surat tersebut. Meski belum direspons Kementerian Haji Arab Saudi, kata Endang, PPIH akan melihat kondisi di lapangan untuk memastikan jamaah haji aman dan nyaman ketika tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Dari pantauan di lapangan kemarin, gangguan dari para penjaja kartu seluler Arab Saudi agak berkurang. Mereka tidak lagi mencegat jamaah haji Indonesia di jalan untuk mendapatkan nomor paspor dan sidik jari. Para penjaja kartu itu juga terlihat lebih sopan.
”Hari ini kelihatannya agak berkurang dan lebih sopan. Tidak mencegat di jalan,” kata petugas Tim Promotif dan Preventif PPIH Arab Saudi Iman Kastubi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Menurutnya, para penjaja mulai menawarkan kartu perdana gratis di plaza, ruang tunggu jamaah haji Indonesia, sebelum diberangkatkan ke Mekkah menggunakan bus.
Hal ini membuat layanan promotif dan preventif kepada jamaah haji yang baru tiba di Tanah Suci bisa berjalan maksimal. Sementaraitu, KepalaDaerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah Arsyad Hidayat mengatakan, adanya penjaja kartu perdana Arab Saudi adalah fenomena baru di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Tiga operator seluler Arab Saudi mengerahkan banyak penjaja kartu perdana. Keberadaan mereka sangat mengganggu karena langsung menarik jamaah haji sejak keluar dari Bea Cukai. Jamaah dimintai nomor paspornya dan dipaksa melakukan rekam sidik jari sebelum diberikan kartu perdana gratis.
Aturan Pemerintah Arab Saudi, setiap warga negara asing (WNA) yang ingin menggunakan nomor seluler Arab Saudi wajib registrasi menggunakan nomor paspor dan sidik jari. ”Kami berkeberatan dengan adanya fenomena ini. Ini sudah sangat mengganggu,” katanya.
Menurut Arsyad, fenomena ini bertentangan dengan keinginan Pemerintah Arab Saudi untuk mempercepat proses kedatangan jamaah haji di bandara sebab jamaah yang semestinya berjalan menuju bus harus menunggu proses registrasi nomor seluler.
Padahal, kerap kali jamaah tidak membutuhkannya karena sudah membeli paket internet dan telepon di operator seluler Indonesia.
”Dalam banyak hal apa yang dilakukan mereka ternyata memperlambat proses ke datang an di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Saya berkali-kali menemui penjaja tersebut dan berkali-kali juga sempat bersitegang dengan mereka karena sangat mengganggu sekali,” kata Arsyad.
Selain mengganggu proses kedatangan, Arsyad juga mengkhawatirkan ada ihwal lain yang merugikan jamaah haji misalnya paspor atau uang milik jamaah hilang.
Biasanya buku paspor dan uang biaya hidup jamaah disimpan di tas kecil yang menggantung di leher. Pada bagian lain, Arsyad mengatakan, Kementerian Haji Arab Saudi terus berusaha mempercepat kedatangan, khususnya jamaah haji yang datang melalui jalur fast track.
Waktu yang diberikan dari mulai turun pesawat hingga masuk ke bus sangat sempit. Karena itu, dia meminta jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG) agar konfigurasi pesawat mencerminkan rombongan. Arsyad juga kembali mengingatkan kepada seluruh jamaah haji gelombang dua untuk menggunakan kain ihram sejak dari embarkasi.
Mereka juga diminta berniat ihram di udara saat melewati daratan Ya Lam Lam, yaitu 20-15 menit sebelum pesawat mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Peringatan ini disampaikan karena masih ada satu kloter dari Embarkasi Surabaya yang belum menggunakan kain ihram saat turun di Jeddah. (Abdul Malik Mubarok)
PPIH akan terus memantau kondisi di lapangan agar jamaah haji Indonesia merasa nyaman saat tiba di Tanah Suci. Ketua PPIH Arab Saudi Endang Jumali mengatakan, pihaknya sepekan lalu telah melayangkan surat protes terkait pemberian kartu perdana di Bandara King Abdul Aziz Jeddah kepada Kementerian Haji Arab Saudi.
Melalui surat itu, PPIH meminta agar keberadaan penjaja kartu perdana Arab Saudi ditertibkan. ”Belum ada respons tertulis (dari Kementerian Haji Arab Saudi),” kata Endang Jumali kepada tim Media Center Haji (MCH) melalui pesan singkatnya kemarin.
Berdasarkan surat yang dilayangkan ke Kementerian Haji Arab Saudi, PPIH meminta agar penjaja kartu seluler dibuatkan kantor atau gerai khusus di bandara. Tujuannya agar mereka tidak berkeliaran dan mengganggu proses kedatangan jamaah haji.
”Biarkan jamaah memilih sendiri kartu perdana yang diinginkan,” tulis surat tersebut. Meski belum direspons Kementerian Haji Arab Saudi, kata Endang, PPIH akan melihat kondisi di lapangan untuk memastikan jamaah haji aman dan nyaman ketika tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Dari pantauan di lapangan kemarin, gangguan dari para penjaja kartu seluler Arab Saudi agak berkurang. Mereka tidak lagi mencegat jamaah haji Indonesia di jalan untuk mendapatkan nomor paspor dan sidik jari. Para penjaja kartu itu juga terlihat lebih sopan.
”Hari ini kelihatannya agak berkurang dan lebih sopan. Tidak mencegat di jalan,” kata petugas Tim Promotif dan Preventif PPIH Arab Saudi Iman Kastubi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Menurutnya, para penjaja mulai menawarkan kartu perdana gratis di plaza, ruang tunggu jamaah haji Indonesia, sebelum diberangkatkan ke Mekkah menggunakan bus.
Hal ini membuat layanan promotif dan preventif kepada jamaah haji yang baru tiba di Tanah Suci bisa berjalan maksimal. Sementaraitu, KepalaDaerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah Arsyad Hidayat mengatakan, adanya penjaja kartu perdana Arab Saudi adalah fenomena baru di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Tiga operator seluler Arab Saudi mengerahkan banyak penjaja kartu perdana. Keberadaan mereka sangat mengganggu karena langsung menarik jamaah haji sejak keluar dari Bea Cukai. Jamaah dimintai nomor paspornya dan dipaksa melakukan rekam sidik jari sebelum diberikan kartu perdana gratis.
Aturan Pemerintah Arab Saudi, setiap warga negara asing (WNA) yang ingin menggunakan nomor seluler Arab Saudi wajib registrasi menggunakan nomor paspor dan sidik jari. ”Kami berkeberatan dengan adanya fenomena ini. Ini sudah sangat mengganggu,” katanya.
Menurut Arsyad, fenomena ini bertentangan dengan keinginan Pemerintah Arab Saudi untuk mempercepat proses kedatangan jamaah haji di bandara sebab jamaah yang semestinya berjalan menuju bus harus menunggu proses registrasi nomor seluler.
Padahal, kerap kali jamaah tidak membutuhkannya karena sudah membeli paket internet dan telepon di operator seluler Indonesia.
”Dalam banyak hal apa yang dilakukan mereka ternyata memperlambat proses ke datang an di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Saya berkali-kali menemui penjaja tersebut dan berkali-kali juga sempat bersitegang dengan mereka karena sangat mengganggu sekali,” kata Arsyad.
Selain mengganggu proses kedatangan, Arsyad juga mengkhawatirkan ada ihwal lain yang merugikan jamaah haji misalnya paspor atau uang milik jamaah hilang.
Biasanya buku paspor dan uang biaya hidup jamaah disimpan di tas kecil yang menggantung di leher. Pada bagian lain, Arsyad mengatakan, Kementerian Haji Arab Saudi terus berusaha mempercepat kedatangan, khususnya jamaah haji yang datang melalui jalur fast track.
Waktu yang diberikan dari mulai turun pesawat hingga masuk ke bus sangat sempit. Karena itu, dia meminta jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG) agar konfigurasi pesawat mencerminkan rombongan. Arsyad juga kembali mengingatkan kepada seluruh jamaah haji gelombang dua untuk menggunakan kain ihram sejak dari embarkasi.
Mereka juga diminta berniat ihram di udara saat melewati daratan Ya Lam Lam, yaitu 20-15 menit sebelum pesawat mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Peringatan ini disampaikan karena masih ada satu kloter dari Embarkasi Surabaya yang belum menggunakan kain ihram saat turun di Jeddah. (Abdul Malik Mubarok)
(nfl)