Kata Peneliti LIPI Mengenai Sosok Ideal Ketua MPR ke Depan
A
A
A
JAKARTA - Menjelang pergantian pimpinan lembaga tinggi negara pada Oktober mendatang, bangsa Indonesia harus mampu menghadirkan pimpinan yang tepat. Salah satunya untuk sosok ketua MPR periode 2019-2024.
Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Profesor Lili Romli, saat ini Indonesia menghadapi dua tantangan, yaitu menguatnya radikalisasi agama dan deideologisasi Pancasila.
“Persoalan kita itu radikalisasi agama dan deideologisasi Pancasila,” kata Lili Romli, Jumat (19/7/2019).
Lili Romli menjelaskan, saat ini radikalisasi agama semakin menguat. Kelompok-kelompok yang ingin mengganti Pancasila masih terus bergerak. Di sisi lain, terjadi pendangkalan pemahaman ideologi Pancasila di kalangan nasionalis sendiri.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pimpinan MPR sebaiknya dari kalangan santri nasionalis yang dinilai mampu mengurai dua masalah tersebut."Dia mampu mengurai akar-akar radikalisasi agama dan mampu memperkuat pemahaman ideologi Pancasila pada kelompok nasionalis," tuturnya.
Lili berpendapat, sosok seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang berlatar berlakang santri nasional dinilai tepat. Apalagi saat ini Cak Imin juga menjabat Wakil Ketua MPR.
“Saya kira Cak Imin pantas dan mampu memimpin MPR. Dia santri dan juga nasionalis," ujar Lili Romli.
Selain itu, kata Lili, Cak Imin juga banyak pengalaman, baik di lembaga eksekutif maupun legislatif. "Apalagi saat ini Cak Imin sudah masuk pimpinan MPR,” ucapnya.
Menurut dia, dua permasalahan di atas tidak bisa dianggap ringan. Ini adalah masalah pilar dasar kebangsaan kita.
"Jika ideologi bangsa kita rapuh maka bangsa kita akan mudah terkoyak. MPR sebagai lembaga tinggi mempunyai peran penting dalam menangani masalah ini," katanya.
Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Profesor Lili Romli, saat ini Indonesia menghadapi dua tantangan, yaitu menguatnya radikalisasi agama dan deideologisasi Pancasila.
“Persoalan kita itu radikalisasi agama dan deideologisasi Pancasila,” kata Lili Romli, Jumat (19/7/2019).
Lili Romli menjelaskan, saat ini radikalisasi agama semakin menguat. Kelompok-kelompok yang ingin mengganti Pancasila masih terus bergerak. Di sisi lain, terjadi pendangkalan pemahaman ideologi Pancasila di kalangan nasionalis sendiri.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pimpinan MPR sebaiknya dari kalangan santri nasionalis yang dinilai mampu mengurai dua masalah tersebut."Dia mampu mengurai akar-akar radikalisasi agama dan mampu memperkuat pemahaman ideologi Pancasila pada kelompok nasionalis," tuturnya.
Lili berpendapat, sosok seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang berlatar berlakang santri nasional dinilai tepat. Apalagi saat ini Cak Imin juga menjabat Wakil Ketua MPR.
“Saya kira Cak Imin pantas dan mampu memimpin MPR. Dia santri dan juga nasionalis," ujar Lili Romli.
Selain itu, kata Lili, Cak Imin juga banyak pengalaman, baik di lembaga eksekutif maupun legislatif. "Apalagi saat ini Cak Imin sudah masuk pimpinan MPR,” ucapnya.
Menurut dia, dua permasalahan di atas tidak bisa dianggap ringan. Ini adalah masalah pilar dasar kebangsaan kita.
"Jika ideologi bangsa kita rapuh maka bangsa kita akan mudah terkoyak. MPR sebagai lembaga tinggi mempunyai peran penting dalam menangani masalah ini," katanya.
(dam)