Wakasad: Teknologi Informasi Berdampak Pada Pola Kepemimpinan
A
A
A
JAKARTA - Teknologi informasi tidak hanya berdampak terhadap perkembangan teknologi Alutsista, tetapi juga terhadap pola kepemimpinan lapangan.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman saat seminar bertajuk "Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi terhadap Generasi X dan Y, dalam Penerapan Pola Kepemimpinan Lapangan di Lingkungan TNI AD" di Aula Graha Zeni, Markas Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditziad), Jakarta Timur, Kamis (18/7/2019).
"Perkembangan teknologi informasi harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk membangun kepemimpinan yang efektif," ungkap Tatang di hadapan para peserta seminar.
Menurut Tatang, karakteristik teknologi informasi yang cepat akan mendukung kemudahan dan kecepatan dalam menyampaikan informasi serta pengambilan keputusan, dan pengawasan terhadap bawahan atau anggota. "Oleh karena itu, teknologi informasi akan menyebabkan terjadinya perubahan pola kepemimpinan lapangan," tegasnya.
Secara teori, kata dia, dengan adanya teknologi informasi seharusnya akan mempermudah, mempercepat serta menjamin akurasi pelaksanaan maupun mekanisme tugas. "Namun, pada kenyataannya ada sisi-sisi humanis dan emosional yang membawa dampak negatif teknologi," ujar Wakasad
Seperti menurunnya militansi, loyalitas, dan inisiatif, serta munculnya sikap individualistis dan apatis terhadap lingkungan. Oleh karena itu, menurut Tatang, bila ingin menjadikan generasi-generasi penerus TNI AD sebagai pendorong kemajuan di masa depan maka penelitian bagaimana penerapan prinsip-prinsip dan nilai kepemimpinan menjadi suatu hal yang wajib dilaksanakan agar hasilnya dapat diterapkan secara efektif bagi TNI AD dalam menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks dan dinamis.
"Kemajuan teknologi dan adanya perbedaan pola pikir antara generasi X dan generasi Y harus dipandang sebagai peluang untuk lebih meningkatkan profesionalisme prajurit," katanya.
Untuk diketahui, generasi X merupakan generasi yang lahir antara 1960 - 1980, sedangkan generasi Y merupakan generasi yang lahir antara tahun 1981 - 2000.
Sementara itu, selain menyampaikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dilakukan peneliti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Kolonel Inf Andy Irawan menyampaikan perkembangan teknologi informasi berdampak langsung pada peningkatan pola kepemimpinan lapangan. "Yaitu melalui pemanfaatan Sistem Informasi manajemen, Aplikasi E-Binsat, E-Learning dan sebagainya," tegas lulusan Akmil Tahun 1993 itu.
Untuk mengatasi berbagai kelebihan dan kekurangan generasi X maupun Y, dirinya merekomendasikan adanya pemberian motivasi dan pembiasaan penggunaan teknologi informasi secara sehat.
"Yaitu mengimplementasikan kemampuan dan menyelesaikan masalah secara mandiri dan bebas menyatakan pendapat atau ide yang konstruktif dengan menggunakan teknologi informasi yang tersedia," pungkas Andi Irawan.
Acara yang digelar Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) ini juga menghadirkan narasumber dari LIPI Yan Rianto, Eko K Budiharjo dari Universitas Indonesia (UI), Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Kadispsiad) Brigjen TNI Eri Hidayat, dan anggota Pengkajian Strategi IKAL Brigjen TNI (Purn) Junias Marvel L. Tobing.
Sementara itu, Eko K Budiharjo dari Universitas Indonesia (UI) menyampaikan generasi X merupakan generasi awal milenial yang sempat hidup di zaman ekonomi yang optimistis
"Sementara generasi (Y) milenial gelombang berikutnya, tumbuh di kala perekonomian dunia yang tengah buruk. Hal itu membuat mereka lebih realistis dan getir memandang masa depan, ini juga berpengaruh pada tabiat milenial muda yang lebih lengket pada media sosial," tandasnya.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman saat seminar bertajuk "Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi terhadap Generasi X dan Y, dalam Penerapan Pola Kepemimpinan Lapangan di Lingkungan TNI AD" di Aula Graha Zeni, Markas Direktorat Zeni Angkatan Darat (Ditziad), Jakarta Timur, Kamis (18/7/2019).
"Perkembangan teknologi informasi harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk membangun kepemimpinan yang efektif," ungkap Tatang di hadapan para peserta seminar.
Menurut Tatang, karakteristik teknologi informasi yang cepat akan mendukung kemudahan dan kecepatan dalam menyampaikan informasi serta pengambilan keputusan, dan pengawasan terhadap bawahan atau anggota. "Oleh karena itu, teknologi informasi akan menyebabkan terjadinya perubahan pola kepemimpinan lapangan," tegasnya.
Secara teori, kata dia, dengan adanya teknologi informasi seharusnya akan mempermudah, mempercepat serta menjamin akurasi pelaksanaan maupun mekanisme tugas. "Namun, pada kenyataannya ada sisi-sisi humanis dan emosional yang membawa dampak negatif teknologi," ujar Wakasad
Seperti menurunnya militansi, loyalitas, dan inisiatif, serta munculnya sikap individualistis dan apatis terhadap lingkungan. Oleh karena itu, menurut Tatang, bila ingin menjadikan generasi-generasi penerus TNI AD sebagai pendorong kemajuan di masa depan maka penelitian bagaimana penerapan prinsip-prinsip dan nilai kepemimpinan menjadi suatu hal yang wajib dilaksanakan agar hasilnya dapat diterapkan secara efektif bagi TNI AD dalam menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks dan dinamis.
"Kemajuan teknologi dan adanya perbedaan pola pikir antara generasi X dan generasi Y harus dipandang sebagai peluang untuk lebih meningkatkan profesionalisme prajurit," katanya.
Untuk diketahui, generasi X merupakan generasi yang lahir antara 1960 - 1980, sedangkan generasi Y merupakan generasi yang lahir antara tahun 1981 - 2000.
Sementara itu, selain menyampaikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dilakukan peneliti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Kolonel Inf Andy Irawan menyampaikan perkembangan teknologi informasi berdampak langsung pada peningkatan pola kepemimpinan lapangan. "Yaitu melalui pemanfaatan Sistem Informasi manajemen, Aplikasi E-Binsat, E-Learning dan sebagainya," tegas lulusan Akmil Tahun 1993 itu.
Untuk mengatasi berbagai kelebihan dan kekurangan generasi X maupun Y, dirinya merekomendasikan adanya pemberian motivasi dan pembiasaan penggunaan teknologi informasi secara sehat.
"Yaitu mengimplementasikan kemampuan dan menyelesaikan masalah secara mandiri dan bebas menyatakan pendapat atau ide yang konstruktif dengan menggunakan teknologi informasi yang tersedia," pungkas Andi Irawan.
Acara yang digelar Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) ini juga menghadirkan narasumber dari LIPI Yan Rianto, Eko K Budiharjo dari Universitas Indonesia (UI), Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Kadispsiad) Brigjen TNI Eri Hidayat, dan anggota Pengkajian Strategi IKAL Brigjen TNI (Purn) Junias Marvel L. Tobing.
Sementara itu, Eko K Budiharjo dari Universitas Indonesia (UI) menyampaikan generasi X merupakan generasi awal milenial yang sempat hidup di zaman ekonomi yang optimistis
"Sementara generasi (Y) milenial gelombang berikutnya, tumbuh di kala perekonomian dunia yang tengah buruk. Hal itu membuat mereka lebih realistis dan getir memandang masa depan, ini juga berpengaruh pada tabiat milenial muda yang lebih lengket pada media sosial," tandasnya.
(cip)