Wakil Ketua KPK Akui Kesulitan Jawab Soal Ujian
A
A
A
JAKARTA - Hari ini Panitia Seleksi (Pansel) menggelar uji kompetensi terhadap 192 calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023.
Uji kompetensi berupa tes objektif berbentuk multiple choice dan penulisan makalah ini digelar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemensetneg, Jakarta Selatan.
Salah satu pesertanya adalah Wakil Ketua KPK saat ini, Laode M Syarif. Dia mengaku agak kesulitan menjawab soal tes.
"Soalnya seperti biasa multiple choice agak susah, apa namanya itu mirip-mirip jawabnya jadi harus cari yang paling pas," ujar Laode saat beristirahat.
Adapun soal yang dianggapnya sulit antara lain mengenai definisi-definisi pemberantasan korupsi yang ada di Undang-undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) dan UU KPK.
"Bahkan ditanyakan definisi pemberantasan korupsi dalam UU KPK, kan itu agak panjang, jadi untuk bisa menjawab kan terkadang lupa. Saya yakin juga orang di luar KPK akan lebih sulit lagi karena enggak tiap hari membaca, kita saja yang setiap hari membaca saja masih lupa," tutur pria kelahiran Sulawesi Tenggara ini.
Selain itu dia juga mengakui kesulitan dalam menjawab multiple choice karena jawabannya hampir sama.
"Kan pilihan antara A,B,C, atau D. Keempat jawaban itu mirip-mirip, misalnya soal definisi korupsi, ada pilihan jawaban yang menjebak. Jebakan itu ada di penggunaan kata 'dan' serta 'atau', itu kan kita ada enggak hapal," lanjut dia.
Tidak hanya Laode M Syarief, ada dua Wakil Ketua KPK yang juga ikut mendaftar pimpinan KPK yakni Alexander Marwata dan Basaria Panjaitan.
Beberapa pegawai KPK juga ikut dalam seleksi pimpinan KPK mendatang antara lain Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono, dan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK Sujanarko.
Uji kompetensi berupa tes objektif berbentuk multiple choice dan penulisan makalah ini digelar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemensetneg, Jakarta Selatan.
Salah satu pesertanya adalah Wakil Ketua KPK saat ini, Laode M Syarif. Dia mengaku agak kesulitan menjawab soal tes.
"Soalnya seperti biasa multiple choice agak susah, apa namanya itu mirip-mirip jawabnya jadi harus cari yang paling pas," ujar Laode saat beristirahat.
Adapun soal yang dianggapnya sulit antara lain mengenai definisi-definisi pemberantasan korupsi yang ada di Undang-undang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) dan UU KPK.
"Bahkan ditanyakan definisi pemberantasan korupsi dalam UU KPK, kan itu agak panjang, jadi untuk bisa menjawab kan terkadang lupa. Saya yakin juga orang di luar KPK akan lebih sulit lagi karena enggak tiap hari membaca, kita saja yang setiap hari membaca saja masih lupa," tutur pria kelahiran Sulawesi Tenggara ini.
Selain itu dia juga mengakui kesulitan dalam menjawab multiple choice karena jawabannya hampir sama.
"Kan pilihan antara A,B,C, atau D. Keempat jawaban itu mirip-mirip, misalnya soal definisi korupsi, ada pilihan jawaban yang menjebak. Jebakan itu ada di penggunaan kata 'dan' serta 'atau', itu kan kita ada enggak hapal," lanjut dia.
Tidak hanya Laode M Syarief, ada dua Wakil Ketua KPK yang juga ikut mendaftar pimpinan KPK yakni Alexander Marwata dan Basaria Panjaitan.
Beberapa pegawai KPK juga ikut dalam seleksi pimpinan KPK mendatang antara lain Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono, dan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK Sujanarko.
(dam)