Embarkasi Surabaya Awali Keberangkatan ke Mekkah

Minggu, 14 Juli 2019 - 08:41 WIB
Embarkasi Surabaya Awali...
Embarkasi Surabaya Awali Keberangkatan ke Mekkah
A A A
MADINAH - Jamaah haji kelompok terbang (kloter) I Embarkasi Juanda Surabaya bakal menjadi rombongan pertama yang berangkat dari Madinah ke Mekkah.

Sebanyak 449 orang jamaah akan berangkat hari ini pukul 14.00 waktu Arab Saudi (WAS). Mereka akan disusul oleh rombongan jamaah haji kloter I dan II dari Embarkasi Batam yang berangkat pukul 16.00 WAS.

Kepala Daerah Kerja Madinah Akhmad Jauhari menyerukan kepada jajaran Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) agar menyosialisasikan kebijakan dalam proses pemberangkatan ke Makkah. Salah satunya kebijakan pembatasan bagasi yang boleh dibawa jamaah ke Mekkah.

Menurutnya, PPIH hanya akan mengangkut koper besar dan tas kabin dari para jamaah. Selain itu, perlengkapan kesehatan milik jamaah seperti kursi roda. “Selain barang tersebut, tidak akan diangkut karena kami sangat mewaspadai adanya overload bagasi dalam keberangkatan ke Mekkah,” ujarnya di kantor Daker Madinah kemarin.

Dia menegaskan bahwa empat jam sebelum jadwal keberangkatan, seluruh koper besar jamaah harus sudah siap di lobi hotel. Sedangkan jamaah beserta tas kabinnya harus sudah siap di masingmasing hotel tiga jam sebelum jadwal keberangkatan.

“Kemudian jamaah akan diarahkan untuk turun ke lobi hotel untuk selanjutnya naik bus sesuai dengan rombongan,” ujar Jauhari. Sementara itu, Kepala Seksi (Kasie) Transportasi Daerah Kerja Madinah Fitsa Baharuddin memastikan bus untuk mengangkut jamaah haji Indonesia dari Madinah ke Mekkah telah siap.

Bus-bus tersebut telah standbydi Terminal Hijrah. "Empat jam sebelum jadwal keberangkatan, bus akan siap di hotel jamaah," katanya kemarin. Pemindahan jamaah dari Madinah ke Mekkah akan dilayani oleh enam perusahaan.

Bus yang digunakan tergolong masih muda, keluaran 2015 yang dilengkapi GPS sehingga bisa dicek posisinya saat di jalan sampai tujuan. Menurut Fitsa, bus akan standbyempat jam sebelum jadwal keberangkatan.

Ini untuk memberikan waktu kepada jamaah haji bersiap-siap terkait barang bawaannya dan persiapan umrah. "Kami mengimbau kepada para jamaah untuk tidak membawa barang bawaan berlebih. Jangan membeli oleh-oleh terlalu banyak.

Kami sudah sosialisasikan kepada ketua kloter terkait jadwal pemberangkatan dan langkahlangkah apa yang harus dilakukan," katanya. Yang perlu dipahami oleh jamaah adalah jam operasional di Bir Ali.

Miqat dari arah Madinah ini buka pada pukul 06.00 dan tutup pukul 22.00 waktu Arab Saudi (WAS). "Jam kritisnya, ketika berangkat malam. Jamaah memburu salat isya sehingga harus cepat sampai Bir Ali sebelum pukul 22.00 WAS," katanya.

Sementara itu, jamaah haji kloter I asal Embarkasi Batam, Achmad Chanifudin mengatakan, dia dan temanteman jamaah lain mulai bersiap-siap melakukan packing barang-barang, terutama yang akan dimasukkan ke dalam koper bagasi.

Koper bagasi akan lebih dulu dikumpulkan, Sabtu (13/7/2019) malam. "Kami masih melakukan packing karena kan besok sudah berangkat ke Mekkah," katanya.

Waspadai Dehidrasi
Sementara itu jamaah haji Indonesia diminta selalu membawa air minum dalam beraktivitas selama di tanah suci. Langkah itu akan mencegah kondisi dehidrasi yang bisa memicu munculnya panyakit kronis karena tingginya suhu udara di Mekkah atau Madinah.

Direktur Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Amsyar Akil mengatakan, hingga saat ini jamaah haji yang menjalani rawat jalan dan rawat inap sebangak 90 orang. Rinciannya, rawat inap 31 jamaah, gangguan psikiatri 17 orang, dan sisanya rawat jalan.

"Yang mendominasi akibat dehidrasi sehingga penyakit kronis muncul," kata Amsyar, kemarin. Menurut Amsyar, proses dehidrasi jamaah sebetulnya dimulai sejak di pesawat. Jamaah malu untuk minta minum dan menahan kencing dalan waktu yang panjang. Sehingga tanpa terasa terjadi dehidrasi.

"Ditambah lagi setelah tiba (di Tanah Suci), aktivitas jamaah meningkat yang memperparah dehidrasi, sehingga penyakit yang ada muncul," katanya. Kasie Kesehatan Daker Madinah, Edi Supriyatna menambahkan, jamaah yang mengidap diabetes melitus memang berisiko ketika melakukan penerbangan.

Proses take off dan landing pesawat membuat adrenalin meningkat. "Karena itu obat harus diminum," katanya. Penyakit diabetes memang tidak bisa disembuhkan.

Namun bagi jamaah yang menderita diabetes melitus bisa menjaga kadar gula darah dalam tubuhnya agar stabil. "Yakni dengan diet, berolah raga, dan mengonsumsi obat," katanya.

Abdul Malik Mubarak
Laporan Wartawan KORAN SINDO
Madinah
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0868 seconds (0.1#10.140)