Remaja 17 Tahun asal Pamekasan Madura Naik Haji
A
A
A
MADINAH - Menunaikan ibadah haji bukan hanya hak orang yang telah berumur. Mereka yang masih muda juga bisa melaksanakannya asalkan mampu.
Seperti di Kelompok Terbang (Kloter) 11 Embarkasi Surabaya (SUB). Di tengah jamaah yang sebagian sudah uzur, terlihat sosok muda nan gagah. Remaja asal Pamekasan, Madura itu mengenakan seragam kemeja batik warna hijau sama seperti jamaah haji lainnya. Tas kecil haji untuk membawa dokumen dan identitas diri juga tergantung di lehernya.
"(saya) Didaftarkan sejak umur 9 tahun (kelas 3 SD)," kata Moh Al Jufri Ahyi Singgit saat dijumpai anggota Media Center Haji (MCH) 2019 di Hotel Mather Al-Tayiba Madinah, Rabu (10/7/2019).
Saat ini, Singgit, begitu remaja ini disapa, baru berumur 17 tahun. Salah satu jamaah haji termuda dari Indonesia itu naik haji bersama kedua orang tuanya, M Sukron dan Suhartini.
Meski masih belia tapi Singgit cukup percaya diri berinteraksi dengan orang lain di Madinah. Seperti ketika didekat pegawai kartu provider, remaja kelahiran 2002 itu malah ngobrol dengan mereka. Maklum, Singgit adalah santri di Pondok Pesantren Gontor Pusat.
Singgit tampaknya jatuh hati dengan Madinah. Dia berdoa agar bisa melanjutkan pendidikan di kota ini. Banyak ulama besar lahir di Kota Madinah. Dari situ, Singgit berjanji untuk menjadi salah satu ulama yang membawa umat ke jalan yang lurus.
Sementara itu, Suhartini mengaku sudah tiga kali pergi haji. Dia berharap Singgit menjadi anak soleh, berilmu, sukses, dan diridhai.
Seperti di Kelompok Terbang (Kloter) 11 Embarkasi Surabaya (SUB). Di tengah jamaah yang sebagian sudah uzur, terlihat sosok muda nan gagah. Remaja asal Pamekasan, Madura itu mengenakan seragam kemeja batik warna hijau sama seperti jamaah haji lainnya. Tas kecil haji untuk membawa dokumen dan identitas diri juga tergantung di lehernya.
"(saya) Didaftarkan sejak umur 9 tahun (kelas 3 SD)," kata Moh Al Jufri Ahyi Singgit saat dijumpai anggota Media Center Haji (MCH) 2019 di Hotel Mather Al-Tayiba Madinah, Rabu (10/7/2019).
Saat ini, Singgit, begitu remaja ini disapa, baru berumur 17 tahun. Salah satu jamaah haji termuda dari Indonesia itu naik haji bersama kedua orang tuanya, M Sukron dan Suhartini.
Meski masih belia tapi Singgit cukup percaya diri berinteraksi dengan orang lain di Madinah. Seperti ketika didekat pegawai kartu provider, remaja kelahiran 2002 itu malah ngobrol dengan mereka. Maklum, Singgit adalah santri di Pondok Pesantren Gontor Pusat.
Singgit tampaknya jatuh hati dengan Madinah. Dia berdoa agar bisa melanjutkan pendidikan di kota ini. Banyak ulama besar lahir di Kota Madinah. Dari situ, Singgit berjanji untuk menjadi salah satu ulama yang membawa umat ke jalan yang lurus.
Sementara itu, Suhartini mengaku sudah tiga kali pergi haji. Dia berharap Singgit menjadi anak soleh, berilmu, sukses, dan diridhai.
(amm)