Sutopo, Pahlawan Kemanusiaan yang Mencintai Pekerjaannya
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo mengatakan, sosok Sutopo Purwo Nugroho adalah orang yang pekerja keras. Doni tidak pernah mendengar Sutopo mengeluh selama menjabat sebagai Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB.
Sutopo justru sering memberikan banyak informasi mengenai kebencanaan dari hasil potongan kliping berita yang dilakukannya sendiri. "Beliau sosok pekerja keras tidak pernah mengeluh. Selalu ingin belajar dan semangatnya untuk memberikan informasi kepada publik luar biasa," kata Doni di rumah duka, Minggu (7/7/2019).
Dirinya menceritakan, kenal dengan almarhum sebelum Doni menjabat sebagai Kepala BNPB. Doni pernah bertemu dengan Sutopo di tahun 2008 ketika ditugaskan sebagai Komandan Grup di Paspamres di sejumlah peristiwa bencana yang terjadi pada periode 2008-2010.
"Selalu berkomunikasi dengan pak Topo. Terakhir saya berkunjung dengan pak Topo pada 1 Januari 2019 lalu. Berkomunikasi dengn beliau sebelum saya dilantik sebagai kepala BNPB," ceritanya.
Doni pun mengenang almarhum sebagai Pahlawan Kemanusiaan yang membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008. Oleh karenanya, Doni pun meminta agar seluruh staf untuk menyiapkan segala sesuatunya terkait pemakaman.
Doni juga meminta secara khusus agar penerimaan jenazah Sutopo diproses dengan pemakaman menggunakan tradisi kedinasan BNPB dan juga melibatkan unsur BPBD Boyolali dan Jawa Tengah.
"Pak Topo adalah Pahlawan Kemanusiaan yang telah ikut membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008. Pak Topo juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah karyanya antara lain Penghargaan tertinggi yang diterima Pemerintah RI di Baku Azerbaijan dari PBB di Bidang Inovasi Kebencanaan melaui ‘Petabencana’," ucapnya.
Doni menyebutkan proses kepulangan Topo ke Tanah Air dibantu oleh Kementerian Luar Negeri untuk mempermudah dari Ghuangzo, Cina ke Jakarta. "Termasuk juga Menkomaritim kebetulan lagi ada tugas di Ghuangzo tadi pagi ikut melayat Pak Topo di RS Ghuangzo. Dan pak Luhut dan staf telah ikut membantu mempermudah kepulangan jenazah Pak Topo dari Ghuangzo," tuturnya.
Setiba di Tanah Air, almarhum direncanakan disemayamkan di rumah duka. Selanjutnya akan diterbangkan ke Boyolali untuk dimakamkan. "Dijadwalkan diterbangkan ke Solo kemudian, apakah akan langsung ke pemakaman atau di semayamkan di kediaman ornagtuanya di Boyolali, masih meninggu kabar dari istrinya Pak Topo," pungkasnya.
Kepala Bidang Humas BNPB Rita Rosita menjelaskan, Sutopo meninggalkan Tanah Air menuju Guangzhou, Tiongkok untuk menjalani pengobatan sejak 15 Juni 2019 lalu. Menurut dokter, waktu pengobatannya yang dijalani Sutopo akan memakan waktu selama 30 hari.
"Akan tetapi Sutopo telah dipanggil terlebih dahulu sebelum menyelesaikan pengobatannya tersebut. Informasi terakhir, kanker yang dideritanya telah menyebar ke otak, tulang dan beberapa organ vital tubuh lainnya," ujar Rita dalam keterangan tertulisnya.
Dalam menjalankan tugas sebagai Pahlawan Kemanusiaan dan informan andalan BNPB, kata Rita, Sutopo selalu tampil dengan penuh totalitas dalam memberikan informasi kebencanaan.
Sebagai contoh ketika Indonesia dilanda bencana bertubi-tubi pada tahun 2018 seperti gempabumi beruntun di NTB, gempabumi disusul tsunami dan likuifaksi yang dahsyat di Sulawesi Tengah, dan tsunami senyap di Selat Sunda.Bencana tersebut menimbulkan banyak jatuh korban jiwa dan dampak kerugian mencapai puluhan trilyun rupiah.
"Pada saat yang bersamaan sesungguhnya, pada tahun 2018 Sutopo juga sedang berjuang untuk tetap hidup di tengah sakit kanker paru-paru yang menggerogoti tubuhnya," jelasnya.
Selain berjuang melawan penyakit kanker stadium 4B, Sutopo kata Rita, juga tidak menyerah melawan berbagai berita yang simpang siur dan informasi bohong alias hoaks terkait bencana melalui media sosial yang ia kelola secara pribadi dan tentunya melalui siaran pers bersama para awak media semasa hidup.
Selama proses pengobatan kemoterapi di Indonesia, Sutopo selalu langsung kembali ke kantor untuk memberikan konferensi pers. Di rumah sakit ia membuat siaran pers dan menyebarkan ke ribuan wartawan yang dikelolanya dalam grup WhatsApp bernama Wapena dan Medkom BNPB 1-7.
"Sutopo juga sering menyelenggarakan konferensi pers di kediamannya ketika bencana terjadi pada akhir pekan. Di manapun dan kapanpun, Sutopo selalu hadir untuk mengabarkan informasi bencana di Tanah Air," ungkap Rita.
Selain pernah melakukan wawancara dengan media di rumah, ia juga melayani awak media di halaman rumah sakit, di mall, atau bahkan pernah di TPU Pondok Rangon saat dirinya melayat, dan sebagainya
Media dan masyarakat lanjut Rita, selalu menunggu penjelasan Sutopo setiap saat terjadi bencana. Banyak media dan masyarakat yang membutuhkan informasi secepat mungkin.
"Pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 itu selalu mencintai pekerjaaannya sebagai juru bicara BNPB. Ia juga selalu bekerja dengan passion sehingga karirnya selalu meningkat dalam waktu yang singkat. Sutopo selalu berpesan dalam setiap kesempatan bahwa, 'Kita jangan besar karena jabatan tapi dimana pun kita ditempatkan besarkan jabatan itu'," tuturnya.
Dedikasi Sutopo sebagai Aparatur Sipil Negara yang berprestasi telah dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang ia raih sejak tahun 2012, baik untuk individu maupun untuk unit kerja yang dipimpinnya yaitu Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Meski hampir semua penghargaan itu atas nama pribadinnya, namun bagi Sutopo semua penghargaan itu ia didedikasikan untuk BNPB.
Beberapa penghargaan yang dicapai tahun 2018 dan 2019 adalah:
Tahun 2018:
1. The First Responder Asia, dari The Straith Times, Singapura
2. The Most Inspirational Aparat Sipil Negara (ASN), dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
3. Communicator of the Year 2018, dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
4. Pegawai Sipil Negara (PNS) Inspiratif Terfavorit 2018, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
5. Outstanding Spokeperson of the Year 2018, dari dari Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC)
6. Pejabat Tinggi Pratama Teladan, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB)
7. Tokoh Komunikasi Kemanusiaan, dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
8. Human Initiative Award 2018, dari PKPU
9. Tokoh Teladan Anti Hoax, dari Mafindo
10. Humas Pemerintah Terbaik, dari Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas Indonesia)
11. Inspirator Terbaik Penyintas Kanker Paru, dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
12. IAGI Award 2018, dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
13. PNS Inspiratif 2018, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Tahun 2019:
1. Obsesion Award 2019 Kategori Best Bureaucrats, dari Obsession Media Group (OMG)
2. Tokoh Perubahan Republika 2018, dari Republika
3. Public Relation Berkinerja Cemerlang, dari Majalah PR Indonesia
4. Liputan6 Awards 2019 Kategori Pengabdian Masyarakat, dari SCTV
"Kini, Sang informan andalan BNPB telah berpulang. Pahlawan Kemanusiaan itu akan selalu dikenang. Selamat jalan, Pak Topo. Beristirahatlah dengan tenang di SisiNya. Doa kami menyertaimu," tutupnya.
Sutopo justru sering memberikan banyak informasi mengenai kebencanaan dari hasil potongan kliping berita yang dilakukannya sendiri. "Beliau sosok pekerja keras tidak pernah mengeluh. Selalu ingin belajar dan semangatnya untuk memberikan informasi kepada publik luar biasa," kata Doni di rumah duka, Minggu (7/7/2019).
Dirinya menceritakan, kenal dengan almarhum sebelum Doni menjabat sebagai Kepala BNPB. Doni pernah bertemu dengan Sutopo di tahun 2008 ketika ditugaskan sebagai Komandan Grup di Paspamres di sejumlah peristiwa bencana yang terjadi pada periode 2008-2010.
"Selalu berkomunikasi dengan pak Topo. Terakhir saya berkunjung dengan pak Topo pada 1 Januari 2019 lalu. Berkomunikasi dengn beliau sebelum saya dilantik sebagai kepala BNPB," ceritanya.
Doni pun mengenang almarhum sebagai Pahlawan Kemanusiaan yang membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008. Oleh karenanya, Doni pun meminta agar seluruh staf untuk menyiapkan segala sesuatunya terkait pemakaman.
Doni juga meminta secara khusus agar penerimaan jenazah Sutopo diproses dengan pemakaman menggunakan tradisi kedinasan BNPB dan juga melibatkan unsur BPBD Boyolali dan Jawa Tengah.
"Pak Topo adalah Pahlawan Kemanusiaan yang telah ikut membesarkan nama BNPB sejak dibentuk tahun 2008. Pak Topo juga telah mengharumkan nama Indonesia dalam sejumlah karyanya antara lain Penghargaan tertinggi yang diterima Pemerintah RI di Baku Azerbaijan dari PBB di Bidang Inovasi Kebencanaan melaui ‘Petabencana’," ucapnya.
Doni menyebutkan proses kepulangan Topo ke Tanah Air dibantu oleh Kementerian Luar Negeri untuk mempermudah dari Ghuangzo, Cina ke Jakarta. "Termasuk juga Menkomaritim kebetulan lagi ada tugas di Ghuangzo tadi pagi ikut melayat Pak Topo di RS Ghuangzo. Dan pak Luhut dan staf telah ikut membantu mempermudah kepulangan jenazah Pak Topo dari Ghuangzo," tuturnya.
Setiba di Tanah Air, almarhum direncanakan disemayamkan di rumah duka. Selanjutnya akan diterbangkan ke Boyolali untuk dimakamkan. "Dijadwalkan diterbangkan ke Solo kemudian, apakah akan langsung ke pemakaman atau di semayamkan di kediaman ornagtuanya di Boyolali, masih meninggu kabar dari istrinya Pak Topo," pungkasnya.
Kepala Bidang Humas BNPB Rita Rosita menjelaskan, Sutopo meninggalkan Tanah Air menuju Guangzhou, Tiongkok untuk menjalani pengobatan sejak 15 Juni 2019 lalu. Menurut dokter, waktu pengobatannya yang dijalani Sutopo akan memakan waktu selama 30 hari.
"Akan tetapi Sutopo telah dipanggil terlebih dahulu sebelum menyelesaikan pengobatannya tersebut. Informasi terakhir, kanker yang dideritanya telah menyebar ke otak, tulang dan beberapa organ vital tubuh lainnya," ujar Rita dalam keterangan tertulisnya.
Dalam menjalankan tugas sebagai Pahlawan Kemanusiaan dan informan andalan BNPB, kata Rita, Sutopo selalu tampil dengan penuh totalitas dalam memberikan informasi kebencanaan.
Sebagai contoh ketika Indonesia dilanda bencana bertubi-tubi pada tahun 2018 seperti gempabumi beruntun di NTB, gempabumi disusul tsunami dan likuifaksi yang dahsyat di Sulawesi Tengah, dan tsunami senyap di Selat Sunda.Bencana tersebut menimbulkan banyak jatuh korban jiwa dan dampak kerugian mencapai puluhan trilyun rupiah.
"Pada saat yang bersamaan sesungguhnya, pada tahun 2018 Sutopo juga sedang berjuang untuk tetap hidup di tengah sakit kanker paru-paru yang menggerogoti tubuhnya," jelasnya.
Selain berjuang melawan penyakit kanker stadium 4B, Sutopo kata Rita, juga tidak menyerah melawan berbagai berita yang simpang siur dan informasi bohong alias hoaks terkait bencana melalui media sosial yang ia kelola secara pribadi dan tentunya melalui siaran pers bersama para awak media semasa hidup.
Selama proses pengobatan kemoterapi di Indonesia, Sutopo selalu langsung kembali ke kantor untuk memberikan konferensi pers. Di rumah sakit ia membuat siaran pers dan menyebarkan ke ribuan wartawan yang dikelolanya dalam grup WhatsApp bernama Wapena dan Medkom BNPB 1-7.
"Sutopo juga sering menyelenggarakan konferensi pers di kediamannya ketika bencana terjadi pada akhir pekan. Di manapun dan kapanpun, Sutopo selalu hadir untuk mengabarkan informasi bencana di Tanah Air," ungkap Rita.
Selain pernah melakukan wawancara dengan media di rumah, ia juga melayani awak media di halaman rumah sakit, di mall, atau bahkan pernah di TPU Pondok Rangon saat dirinya melayat, dan sebagainya
Media dan masyarakat lanjut Rita, selalu menunggu penjelasan Sutopo setiap saat terjadi bencana. Banyak media dan masyarakat yang membutuhkan informasi secepat mungkin.
"Pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 itu selalu mencintai pekerjaaannya sebagai juru bicara BNPB. Ia juga selalu bekerja dengan passion sehingga karirnya selalu meningkat dalam waktu yang singkat. Sutopo selalu berpesan dalam setiap kesempatan bahwa, 'Kita jangan besar karena jabatan tapi dimana pun kita ditempatkan besarkan jabatan itu'," tuturnya.
Dedikasi Sutopo sebagai Aparatur Sipil Negara yang berprestasi telah dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang ia raih sejak tahun 2012, baik untuk individu maupun untuk unit kerja yang dipimpinnya yaitu Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Meski hampir semua penghargaan itu atas nama pribadinnya, namun bagi Sutopo semua penghargaan itu ia didedikasikan untuk BNPB.
Beberapa penghargaan yang dicapai tahun 2018 dan 2019 adalah:
Tahun 2018:
1. The First Responder Asia, dari The Straith Times, Singapura
2. The Most Inspirational Aparat Sipil Negara (ASN), dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
3. Communicator of the Year 2018, dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
4. Pegawai Sipil Negara (PNS) Inspiratif Terfavorit 2018, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB)
5. Outstanding Spokeperson of the Year 2018, dari dari Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC)
6. Pejabat Tinggi Pratama Teladan, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB)
7. Tokoh Komunikasi Kemanusiaan, dari Kementerian Komunikasi dan Informasi
8. Human Initiative Award 2018, dari PKPU
9. Tokoh Teladan Anti Hoax, dari Mafindo
10. Humas Pemerintah Terbaik, dari Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas Indonesia)
11. Inspirator Terbaik Penyintas Kanker Paru, dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
12. IAGI Award 2018, dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
13. PNS Inspiratif 2018, dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB).
Tahun 2019:
1. Obsesion Award 2019 Kategori Best Bureaucrats, dari Obsession Media Group (OMG)
2. Tokoh Perubahan Republika 2018, dari Republika
3. Public Relation Berkinerja Cemerlang, dari Majalah PR Indonesia
4. Liputan6 Awards 2019 Kategori Pengabdian Masyarakat, dari SCTV
"Kini, Sang informan andalan BNPB telah berpulang. Pahlawan Kemanusiaan itu akan selalu dikenang. Selamat jalan, Pak Topo. Beristirahatlah dengan tenang di SisiNya. Doa kami menyertaimu," tutupnya.
(maf)