Milad ke-26, Dompet Dhuafa Kukuhan Trilogi Amaliahnya

Rabu, 03 Juli 2019 - 20:59 WIB
Milad ke-26, Dompet...
Milad ke-26, Dompet Dhuafa Kukuhan Trilogi Amaliahnya
A A A
JAKARTA - Lembaga filantropi Dompet Dhuafa (DD) genap berusia 26 tahun pada 2 Juli 2019. Dalam usia yang cukup matang tersebut, DD meneguhkan komitmennya untuk menegakkan Keindonesiaan, Kemodernan, dan Keislaman sebagai trilogi pilar utama dalam melaksanakan amaliahnya.

Hal tersebut diungkapkan oleh inisiator sekaligus pendiri Dompet Dhuafa, Parni Hadi, dalam acara tasyakuran Milad ke-26 DD di Gedung Kampus Umar Usman, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019 kemarin. “Saya ingin Dompet Dhuafa itu Indonesia, modern, dan islami. Jati diri DD adalah lembaga filantropi Islam,” ujar Parni Hadi yang juga merupakan Ketua Dewan Pembina DD.

Menurut Parni Hadi, Islam yang disebutkannya tersebut boleh ditafsirkan sebagai ikhlas, tulus, atau pasrah. DD juga disebutnya harus bisa memberikan warna dalam pembangunan Indonesia.

Sedangkan modern yang dimaksudkannya adalah insan DD harus bersikap moderat. "Jadi ini adalah trilogi DD yang harus dijaga sebagai lembaga filantropi dan kemanusiaan,” kata Parni.

Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyit Majidi menambahkan, keislaman di sini bisa bermakna ikhlas. Itu berarti dalam melakukan amalan atau kegiatannya insan DD menjalankannya dengan bersih hati atau tulus hati, selain jujur dan amanah. “Keikhlasan harus menjadi landasan kerja insan DD. Hanya dengan keikhlasan kerja nyata DD akan memberi kontribusi nyata bagi tugas-tugas kemanusiaan,” ujarnya.

Terjemah keikhlasan tersebut, lanjutnya, mencontoh sifat-sifat dan tugas kenabian (prophetic assignment) yang dicontohkan para rasul."Setidaknya ada empat karakter kenabian yang perlu dijadikan pegangan yakni, honesty (sidiq, bisa dipercaya), trustworthy (amanah, bisa dipercaya), well communication (tabligh, mampu menyampaikan pesan) dan smart (fathonah, cerdas)," ujarnya.

Dalam hal kemodernan DD juga harus tampil moderen dan moderat. Artinya DD senantiasa harus mengikuti perkembangan zaman. Ketidakmampuan mengikuti trend zaman, maka DD akan ditinggalkan oleh konstituennya. Bukan karena hilang kepercayaan, tetapi karena tidak pas dengan zaman yang berlaku.

“Dengan demikian kemampuan beradaptasi dengan zaman senantiasa menjadi concern yang terus diupayakan, dalam koridor yang tidal bertabrakan dengan nilai-niali kemanusiaan yang diperjuangkan,” tutur Nasyith.

Berkaitan dengan keindonesiaan, bagi DD berkontribusi menebar kebaikan untuk Indonesia adalah suatu keharusan. DD mesti menjadi salah satu ikon kebaikan yang dimiliki Indonesia. Dengan pilihan bekerja dalam jalur independen, nonpartisan, DD mengisi ruang kosong kegiatan kemanusiaan melalui jalur zakat, infaq, sedekah dan wakaf.

Mantan Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Ismail Agus Said menuturkan, kurang lebih 11 tahun memimpin Yayasan Dompet Dhuafa banyak torehan penting dan juga membanggakan dari DD, selain tentu saja kita tidak menutup mata atas segala kekurangan dan keterbatasan.

"Sebagai “tahadduts bin ni’mah”, selama 26 tahun Dompet Dhuafa telah berhasil mengoptimalkan kepercayaan dana publik sebesar Rp2,66 triliun, dengan alokasi penyaluran 90%, dan penerima manfaat mencapai 19,3 juta jiwa," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6708 seconds (0.1#10.140)