Tingkatkan Ilmu Agama Jamaah Haji, Layanan Bimbingan Ibadah Diperbaiki

Rabu, 26 Juni 2019 - 21:29 WIB
Tingkatkan Ilmu Agama...
Tingkatkan Ilmu Agama Jamaah Haji, Layanan Bimbingan Ibadah Diperbaiki
A A A
JAKARTA - Kenaikan jumlah jamaah haji saat ini dinilai tidak berbanding lurus dengan peningkatan kesalehan sosial. Karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan ibadah bagi jamaah haji.

Kasubdit Bimbingan Jemaah Kemenag Arsyad Hidayat mengatakan, fakta menunjukkan kecenderungan jamaah haji masih mengabaikan hal-hal ibadah ketika berada di Tanah Suci. "Ini yang kemudian menjadi perhatian Kemenag sehingga kita melakukan beberapa langkah dalam perbaikan bimbingan jamaah," kata Arsyad, Rabu (26/6/2019).

Beberapa langkah yang dilakukan adalah, melakukan optimalisasi fungsi Ketua Rombongan (Karom) dan Kepala Regu (Karu) dalam satu kelompok terbang. Arsyad mengakui saat ini kuota pembimbing ibadah haji yang dimiliki Kemenag masih sangat terbatas, sehingga tidak sedikit jamaah haji yang tidak dapat menyempurnakan ibadah hajinya karena keterbatasan pengetahuan dan takut tertinggal rombongannya.

"Dalam satu kelompok terbang, dengan jumlah jamaah sekitar 400 orang, hanya ada satu orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI)," ujarnya.

Melihat kondisi saat ini, Kemenag akan meningkatkan pelayanan bimbingan dengan pemantapan manasik haji kepada jamaah yang berjumlah 12–45 orang dengan memberdayakan perangkat regu dan rombongan.

Dengan mengoptimalkan fungsi karu dan karom, pelaksanaan ibadah masing-masing jamaah haji dapat dimonitoring secara melekat. Selain itu untuk jamaah lansia, sakit dan risiko tinggi (risti) juga akan diberikan kemudahan dalam beribadah hajinya.

Arsyad meminta karu dan karom dapat menjadi perpajangan tangan petugas kloter dengan meneruskan informasi yang didapatkan dari petugas kloter agar langsung disampaikan kepada jamaah hajinya. Saat berada di hotel, Arsyad juga meminta agar karu dan karom dapat membuka layanan konsultasi manasik yang bekerja sama dengan ketua rombongan atau pembimbing ibadah haji (TPIHI).

Langkah lainnya, pada tahun ini Kemenag juga akan mengembangkan sistem pelaporan pelaksanaan bimbingan ibadah berbasis Android. Menurut Arsyad, pelaporan berbasis Android ini akan mempermudah dan mempercepat laporan dari petugas pembimbing ibadah haji kloter kepada Daerah Kerja (Daker).

"Dengan aplikasi ini, mudah-mudahan ini juga mempercepat laporan-laporan kita lebih akurat," kata Arsyad.

Arsyad berpendapat, dengan penggunaan aplikasi Android ini, sistem pelaporan bimbingan ibadah setiap jemaah haji dapat dipantau dan diawasi oleh petugas haji. "Dengan laporan ini, petugas kloter (TPIHI) dapat memantau berapa persen jamaah yang telah menyelesaikan rukun–rukun haji. Ingat, kita juga punya tanggung jawab untuk membimbing jamaah agar menjadi haji mabrur. Langkah awalnya adalah memastikan semua jamaah telah melakukan rukun haji,” ujar Arsyad.

Lalu selanjutnya, seperti tahun lalu, Kemenag juga akan menurunkan tim Konsultan Ibadah Haji dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H/2019 M. "Konsultan ibadah akan disebar di seluruh sektor karena kita melihat efektivitas tim ini di tahun lalu. Ada tiga orang konsultan ibadah yang ditempatkan di kantor Daker, dan dua orang di masing-masing sektor," katanya.

Tim konsultan ibadah selain bertugas memantau tiap-tiap sektor, mereka juga berkewajiban melakukan halaqah-halaqah bagi jamaah haji. "Kita ingin mengembalikan makna haji seperti para ulama Indonesia masa lalu. Dulu mereka berhaji selain menunaikan ibadah tapi juga menuntut ilmu di Makkah. Kami berharap, sepulangnya jamaah ke Tanah Air, selain mereka menunaikan seluruh rangkaian haji tapi juga memiliki pengetahuan agama yang lebih baik," kata Arsyad.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)