Media Harus Terbebas dari Kontaminasi

Kamis, 13 Juni 2019 - 08:21 WIB
Media Harus Terbebas...
Media Harus Terbebas dari Kontaminasi
A A A
JAKARTA - Peran media dalam memberikan informasi yang benar sangat dibutuhkan dalam era sekarang ini. Karena itu media seharusnya bisa menjadi oksigen yang fresh yang tidak terkontaminasi sehingga tidak menimbulkan penyakit.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pers periode 2019–2022 Muhammad Nuh dalam acara pisah sambut anggota Dewan Pers periode 2019–2020 di Sari Pan Pacific, Jakarta, kemarin. Menurut Nuh, tantangan media sekarang adalah harus menjadi pengetahuan bagi masyarakat yang tidak menyesatkan.

“Kami sering menyampaikan peran dari media. Kata jadi media itu adalah mediator yang kerjanya in between, kerjanya di antara sehingga media harus menjadi pilar-pilar di masyarakat. Tapi bukan hanya locus-nya, namun adalah produk yang dihasilkan. Kami sangat yakin bahwa informasi yang diberikan adalah oksigen. Media harus menjadi oksigen yang fresh yang tidak terkontaminasi sehingga tidak menimbulkan penyakit,” tandas Nuh.

Karena itu, menurut dia, media harus tetap mengikuti kaidah yang sudah ada sehingga tidak mungkin akan menyesatkan. Dengan demikian media bisa menjadi knowledge atau pengetahuan bagi masyarakat. “Apalagi peran yang dimainkan oleh media adalah dalam rangka membangun masyarakat secara keseluruhan,” katanya.

Peran media, lanjutnya, adalah edukasi. Namun hal itu saja tidaklah cukup. Sebab harus ada fungsi yang kedua, yakni pemberdayaan. “Namun ketika saat ini banyak berita yang tidak benar, maka media harus punya fungsi sebagai pencerahan. Maka akan tambah jelas mana yang salah dan benar. Fungsi media juga harus menjadi pendingin bagi negara yang begitu panas,” paparnya.

Ketua Dewan Pers periode 2016–2019 Yoseph Adi Prasetyo mengungkapkan bahwa pisah sambut ini menjadi tradisi di Dewan Pers menjelang penggantian pengurus. “Biasa kalau di Jawa kendurinya belakangan. Malam ini adalah bagian dari perpisahan kami anggota 2016–2019. Ini malam pamitan kita selaku pengurus lama Dewan Pers. Kami bersembilan adalah tim sembilan yang mewakili unsur masyarakat, wartawan, dan asosiasi perusahaan pers. Kami mendapat mandat untuk mengurus masalah-masalah pers. Waktu tiga tahun memang pendek. Memang waktu dibatasi tiga tahun. Mungkin selama kami menjabat kami memohon maaf, Dewan Pers ke depan juga kami harapkan lebih lancar, apalagi pemilunya sudah lewat,” ungkapnya.

Yoseph mengatakan, Dewan Pers dan media memang menjadi pilar demokrasi. Apalagi jika eksekutif bermasalah, yudikatif bermasalah, legislatif juga bermasalah. Tugas Dewan Pers menurutnya sampai menjadikan kasus pers kepada kasus perdata ataupun pidana. “PR yang berat adalah menjaga kemerdekaan pers ini, jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang merugikan,” paparnya.

Menkominfo Rudiantara dalam sambutannya mengungkapkan bahwa selama ini pihaknya beruntung bisa berinteraksi dengan tiga kepengurusan Dewan Pers. “Saya banyak belajar. Saya bukan orang pers. Saya juga tidak mengerti produk pers. Kalau masalah pers, saya juga tidak begitu mengetahui. Jika tidak jelas, media alamatnya di mana tutup saja, ini yang saya dapatkan ilmu dari Dewan Pers sebelumnya,” ungkapnya. (Binti Mufarida)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2179 seconds (0.1#10.140)