Menjaga Nilai Kebangsaan di Era Kekinian

Selasa, 21 Mei 2019 - 12:03 WIB
Menjaga Nilai Kebangsaan di Era Kekinian
Menjaga Nilai Kebangsaan di Era Kekinian
A A A
JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI kemarin memasuki usia ke-54. Di usianya sudah lebih dari setengah abad itu, tradisi ilmiah yang selama ini dihasilkan Lemhannas selalu menjadi bagian serta tolok ukur untuk pengambilan keputusan.

Gubernur Lemhannas RI Agus Widjojo mengatakan, untuk memperingati HUT ke- 54, Lemhannas menggelar serangkaian acara dengan orasi ilmiah bertemakan “Memelihara Nilai-nilai Kebangsaan di Era Kekinian”. Menurut dia, tema yang diangkat Lemhannas ini sangat relevan dengan era kekinian yang serba teknologi. “Saya menyampaikan terima kasih bahwa tradisi ilmiah yang selama ini dihasilkan oleh Lemhannas menjadi bagian serta tolok ukur untuk pengambilan keputusan,” kata Agus saat membuka orasi ilmiah di Lemhannas RI, Jakarta, kemarin.

Agus mengatakan teknologi bagi bangsa Indonesia telah membawa kemajuan pesat. Namun, teknologi yang pesat juga memiliki dampak negatif, yakni maraknya hoaks tersebar di sosial media. Apalagi seusai penyelenggaraan pesta demokrasi pemilihan umum beberapa waktu lalu.

“Topik ini sangat relevan dengan keadaan Indonesia saat ini. Di mana era kekinian yang tidak terpisahkan oleh teknologi. Meskipun teknologi semakin pesat, justru mencederai pemilihan umum yang terselenggara dengan baik karena hoaks tersebar di sosial media. Apalagi telah mendapat apresiasi oleh dunia internasional,” ujarnya.

Karena itu, katanya, sebagai salah satu komponen bangsa, maka harus bisa membangun kebersamaan seusai terselenggaranya Pemilu Serentak 2019. Agus juga mengingatkan bahwa Indonesia sebagai bangsa memiliki tantangan, yakni bersatu menjaga persatuan bangsa.

“Karena itu, melalui Lemhannas, kita yakin akan bisa menjaga moral bangsa. Selama 54 tahun eksis, saya memberikan apresiasi karena berbagai capaian Lemhannas RI di berbagai kegiatan. Meskipun kami sadar bahwa kami memiliki kekurangan. Berbekal capaian yang telah diraih, untuk menghadapi ini Lemhannas berusaha untuk berpikir kritis dalam memahami berbagai kasus,” katanya.

Tenaga Profesional Bidang Kekayaan Alam dan Ketahanan Nasional Dadan Umar Daihani mengatakan, tidak mudah memelihara persatuan di tengah era teknologi yang semakin pesat.

“Sungguh suatu kebanggaan untuk menyampaikan orasi ilmiah pada ulang tahun Lemhannas ke-54 hari ini. Apalagi kami melihat bahwa tahun 2018 dan 2019 menjadi tahun yang merisaukan, yakni proses demokrasi Indonesia lima tahunan terselenggara. Tentu dinamika sosial politik yang memanas akibat proses ini akan menjadi pembelajaran bagi Indonesia,” ujarnya.

Menurut Dadan, kedewasaan demokrasiIndonesia mengalami kecenderungan yang berkualitas. Pelaksanaan pemilu juga cukup baik dan dilakukan secara reguler. Pemilihan presiden juga berjalan secara reguler. Pemilihan presiden yang dilaksanakan serentak juga berjalan baik meski masih ada gesekan oleh beberapa komunitas.

“Tingkat partisipasi meningkat hingga di atas 80% dan diakui oleh dunia internasional,” katanya. Saat ini bangsa Indonesia, kata Dadan, sedang menghadapi era revolusi kekinian yang berbasiskan teknologi. Karena Indonesia juga negara-negara di dunia sedang berlangsung terjadinya pergantian ruang kerja fisik yang digantikan dengan ruang kerja digital atau biasa disebut sebagai dunia maya.

“Bahwa tidak mengherankan jika penguasaan dunia di masa depan tidak hanya oleh penguasaan kekuatan militer, namun juga dibarengi dengan kekuatan ekonomi dan teknologi,” ujarnya.

Dadan mengingatkan bahwa negara-negara di dunia kini sedang bersaing menguasai pasar atau berarti menguasai teknologi dunia digital. Namun, dia pun mengingatkan era kekinian yang serba teknologi juga harus diwaspadai. Pasalnya, dengan kekuatan teknologi, seluruh langkah dunia bisa dimonitori dengan mudah. (Binti Mufarida)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4435 seconds (0.1#10.140)