Kasus Amplop Serangan Fajar, KPK Pastikan Periksa Nusron Wahid

Kamis, 16 Mei 2019 - 08:21 WIB
Kasus Amplop Serangan...
Kasus Amplop Serangan Fajar, KPK Pastikan Periksa Nusron Wahid
A A A
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan bakal mengusut dugaan keterlibatan Ketua BNP2TKI, Nusron Wahid terkait kasus suap yang telah menjerat anggota DPR, Bowo Sidiq Pangarso.

Salah satu yang akan dikonfirmasi dari pemeriksaan itu terkait pengakuan Bowo yang menyebut Nusron memberi perintah agar menyiapkan 400.000 amplop berisi uang. Uang itu akan digunakan Bowo untuk 'serangan fajar' pada Pemilihan Legislatif 2019.

"Ya semua yang terlibat dan disebut, biasanya kan kami mintai klarifikasi," ujar Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Senada dengan Laode, Juru Bicara KPK Febri Diansyah pun membenarkan pihaknya bakal terus mengembangkan perkara Bowo.

"Kebutuhan-kebutuhan pemeriksaan terhadap pihak-pihak (seperti Nusron) yang informasinya muncul di tahap penyidikan baik dari tersangka ataupun dari saksi terbuka kemungkinan dilakukan (pemanggilan)," ujar Febri.

"Tapi apakah akan dilakukan dalam waktu dekat atau apakah akan dilakukan pemanggilan untuk nama-nama tertentu itu nanti penyidik yang tahu," tambahnya.

Febri juga memastikan penyidikan terus berjalan, apalagi Bowo sudah menuangkannya ke dalam berkas perkara di KPK. ‎Namun mengenai status hukum Nusron setelah itu, Febri enggan berspekulasi.

"Jadi kalau sudah ada informasinya kami sampaikan yang pasti penyidikannya masih terus berjalan untuk dua kasus, pertama kasus dugaan suap, kedua dugaan penerimaan gratifikasi," kata Febri.

Bowo Sidik, yang ditangkap dalam OTT karena diduga menerima suap dari PT. Humpuss Intermoda, menyeret koleganya di Partai Golkar, Nusron dalam pusaran suap jasa pengangkutan pupuk Indonesia. Di OTT Bowo, ditemukan uang senilai Rp 8 miliar yang dikemas dalam banyak amplop.

Bowo mengaku menerima instruksi dari Nusron untuk menyiapkan 400.000 amplop cikal bakal 'serangan fajar' Pemilu 2019.

Bowo melalui kuasa hukum, saat itu bahkan menyebut jika Nusron lebih banyak menyiapkan amunisi untuk ‘serangan fajar’, yakni 600.000 amplop.

Pihak Bowo juga menyebut perintah menyiapkan 400.000 amplop itu disampaikan Nusron secara langsung saat melakukan pertemuan di gedung Parlemen. Bowo merupakan caleg petahana Golkar dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah II.

Bowo dan Nusron maju sebagai caleg di dapil yang sama. Sebaliknya, Nusron membantah semua pernyataan Bowo. Ia menyebut pernyataan Bowo, tidak benar.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1269 seconds (0.1#10.140)