Pemerintah Diminta Outopsi Petugas KPPS yang Meninggal
A
A
A
JAKARTA - Jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia setelah mereka bertugas pada Pemilu 2019 terus bertambah. Data terbaru menyebutkan, sampai saat ini anggota KPPS meninggal sebanyak 474 orang. Sementara, Petugas KPPS yang sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit berjumlah 3.788 orang.
"Kalau lebih dari 5 orang mati dengan alasan lelah itu tidak benar, apalagi 474 orang yang meninggal. Apa ini wajar. Sangat tidak masuk akal jika ada yang bercaya petugas KPPS mati masal dengan alasan lelah," kata Ketua Umum DPP Pengusaha Indonesia Muda, Sam Aliano, melalui pesan elektronik yang diterima SINDOnews, Senin (6/5/2019).
Sam memandang proses pemilu sekarang sangat tidak wajar hingga membuat ratusan petugas KPPS meninggal dunia. Untuk itu, ia mengusulkan dilakukan autopsi agar penyebab meninggalnya ratusan petugas KPPS tersebut bisa diketahui. Terlebih pernyataan itu dikuatkan oleh Medical Emergency Rescue Commitee atau Mer-C yang menilai kematian para petugas Pemilu 2019 akibat kelelahan sebagai fenomena ganjil.
Bahkan, tadi siang, Wakil Ketua DPR seusai menemui sejumlah perwakilan dokter di Gedung DPR Senayan, mengaku kaget mendengar hasil investigasi dokter terhadap kematian sejumlah petugas KPPS yang mengungkap adanya kemungkinan kematian disebabkan racun. Namun, hal tersebut masih dugaan.
Menurut Sam, mayoritas petugas KPPS yang meninggal masih berusia muda dan tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya seperti jantung atau kanker. Jika disebut karena faktor kelelahan, banyak pekerja kasar yang kerjanya lebih melelahkan seperti kuli bangunan dan ojek online.
"Saya heran kenapa sebegitu murahnya nyawa manusia di Indonesia. Yang meninggal sudah mendekati angka 500 orang, tapi kenapa pemerintah masih diam dan tidak melakukan investigasi penyebab kematian. Saya duga ini karena racun juga," kata dia.
Sebelumnya, sejumlah perwakilan dokter dari berbagai keahlian menemui Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Pertemuan itu untuk membahas soal ratusan petugas KPPS yang meninggal seusai proses pemungutan suara Pemilu 2019.
Seusai pertemuan, Fahri mengaku kaget dengan hasil pertemuan tersebut. Sejumlah dokter yang hadir mengaku telah melakukan investigasi terhadap kematian petugas KPPS. Fahri menyebut, beberapa hasil investigasi mengungkap adanya kemungkinan kematian disebabkan racun.
"Beberapa investigasi yang mereka lakukan itu cukup mengagetkan, karena modus dari meninggalnya juga sebagiannya ada kemungkinan adanya racun. Kira-kira begitu," ucapnya.
"Kalau lebih dari 5 orang mati dengan alasan lelah itu tidak benar, apalagi 474 orang yang meninggal. Apa ini wajar. Sangat tidak masuk akal jika ada yang bercaya petugas KPPS mati masal dengan alasan lelah," kata Ketua Umum DPP Pengusaha Indonesia Muda, Sam Aliano, melalui pesan elektronik yang diterima SINDOnews, Senin (6/5/2019).
Sam memandang proses pemilu sekarang sangat tidak wajar hingga membuat ratusan petugas KPPS meninggal dunia. Untuk itu, ia mengusulkan dilakukan autopsi agar penyebab meninggalnya ratusan petugas KPPS tersebut bisa diketahui. Terlebih pernyataan itu dikuatkan oleh Medical Emergency Rescue Commitee atau Mer-C yang menilai kematian para petugas Pemilu 2019 akibat kelelahan sebagai fenomena ganjil.
Bahkan, tadi siang, Wakil Ketua DPR seusai menemui sejumlah perwakilan dokter di Gedung DPR Senayan, mengaku kaget mendengar hasil investigasi dokter terhadap kematian sejumlah petugas KPPS yang mengungkap adanya kemungkinan kematian disebabkan racun. Namun, hal tersebut masih dugaan.
Menurut Sam, mayoritas petugas KPPS yang meninggal masih berusia muda dan tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya seperti jantung atau kanker. Jika disebut karena faktor kelelahan, banyak pekerja kasar yang kerjanya lebih melelahkan seperti kuli bangunan dan ojek online.
"Saya heran kenapa sebegitu murahnya nyawa manusia di Indonesia. Yang meninggal sudah mendekati angka 500 orang, tapi kenapa pemerintah masih diam dan tidak melakukan investigasi penyebab kematian. Saya duga ini karena racun juga," kata dia.
Sebelumnya, sejumlah perwakilan dokter dari berbagai keahlian menemui Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Pertemuan itu untuk membahas soal ratusan petugas KPPS yang meninggal seusai proses pemungutan suara Pemilu 2019.
Seusai pertemuan, Fahri mengaku kaget dengan hasil pertemuan tersebut. Sejumlah dokter yang hadir mengaku telah melakukan investigasi terhadap kematian petugas KPPS. Fahri menyebut, beberapa hasil investigasi mengungkap adanya kemungkinan kematian disebabkan racun.
"Beberapa investigasi yang mereka lakukan itu cukup mengagetkan, karena modus dari meninggalnya juga sebagiannya ada kemungkinan adanya racun. Kira-kira begitu," ucapnya.
(pur)