Tanda Kesehatan Jamaah Haji Kini Lebih Canggih, Pakai Barcode
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, dari 231.000 jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun ini tidak semuanya sehat. Ada sebagian di antaranya mereka menderita penyakit.
Meski begitu mereka tetap bisa menunaikan ibadah haji, tetapi tentu saja di bawah pemantauan petugas. Untuk memudahkan pemantauan, jamaah haji yang tidak sehat akan ditandai dengan kartu warna oranye. (Baca Juga: Puskes Haji Ungkap Tahun Ini Ada 113 Jamaah Tak Isthita’ah Kesehatan)
"Kartu itu three ini one, ada tanda vaksin, ada data-data kesehatan, ada tanda risti (risiko tinggi). Tanda risti ini warnanya oranye," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes , Eka Yusuf Singka di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019).
Sebelumnya tanda jamaah dibedakan berdasarkan warna gelang, merah, kuning, hijau. Warna merah untuk jamaah haji dengan risiko tinggi, kuning untuk risiko sedang, dan hijau untuk jemaah yang sehat.
Menurut Eka, penggantian ini untuk menjaga psikologis jemaah haji. Sehingga semuanya bersama-sama menjaga kesehatannya.
Eka belum memiliki data berapa jemaah yang diberikan kartu ini. Sebab, nanti saat pemeriksaan kedua, menjelang pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) baru tercetak kartunya. Biasanya setiap tahun 63% jemaah haji adalah risti.
"Tahun ini sekitaran itu, 63%," katanya.
Informasi dalam kartu itu bisa diketahui melalui scan barcode, QR code. Alat pembaca informasi di dalam kartu dipegang oleh petugas. Informasi kesehatan ini juga bisa diakses petugas di Arab Saudi .
Menurut Eka, terobosan ini sebenarnya telah mulai dilakukan dua tahun terakhir. Atas inovasi ini, pemerintah Arab Saudi memberikan penghargaan.
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menambahkan, data informasi kesehatan jemaah haji semakin canggih, menggunakan barcode. Sehingga kesehatan jemaah bisa lebih terpantau oleh petugas.
"Kalau dulu kita punya tanda, dia sakit, dia nggak sakit. Sekarang lebih lagi, ada pendataan, dia bisa dipantau," katanya.
Meski begitu mereka tetap bisa menunaikan ibadah haji, tetapi tentu saja di bawah pemantauan petugas. Untuk memudahkan pemantauan, jamaah haji yang tidak sehat akan ditandai dengan kartu warna oranye. (Baca Juga: Puskes Haji Ungkap Tahun Ini Ada 113 Jamaah Tak Isthita’ah Kesehatan)
"Kartu itu three ini one, ada tanda vaksin, ada data-data kesehatan, ada tanda risti (risiko tinggi). Tanda risti ini warnanya oranye," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes , Eka Yusuf Singka di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019).
Sebelumnya tanda jamaah dibedakan berdasarkan warna gelang, merah, kuning, hijau. Warna merah untuk jamaah haji dengan risiko tinggi, kuning untuk risiko sedang, dan hijau untuk jemaah yang sehat.
Menurut Eka, penggantian ini untuk menjaga psikologis jemaah haji. Sehingga semuanya bersama-sama menjaga kesehatannya.
Eka belum memiliki data berapa jemaah yang diberikan kartu ini. Sebab, nanti saat pemeriksaan kedua, menjelang pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) baru tercetak kartunya. Biasanya setiap tahun 63% jemaah haji adalah risti.
"Tahun ini sekitaran itu, 63%," katanya.
Informasi dalam kartu itu bisa diketahui melalui scan barcode, QR code. Alat pembaca informasi di dalam kartu dipegang oleh petugas. Informasi kesehatan ini juga bisa diakses petugas di Arab Saudi .
Menurut Eka, terobosan ini sebenarnya telah mulai dilakukan dua tahun terakhir. Atas inovasi ini, pemerintah Arab Saudi memberikan penghargaan.
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menambahkan, data informasi kesehatan jemaah haji semakin canggih, menggunakan barcode. Sehingga kesehatan jemaah bisa lebih terpantau oleh petugas.
"Kalau dulu kita punya tanda, dia sakit, dia nggak sakit. Sekarang lebih lagi, ada pendataan, dia bisa dipantau," katanya.
(rhs)