Pesan Damai Musisi Indonesia
A
A
A
Bebas bicaralah
Tak harus dengan saling membenci
Dan berjanjilah
Semua untuk bangsa ini
Itulah petikan lirik lagu penyanyi Ari Lasso berjudul Tak Harus Sama. Dari liriknya, tentu kita semua, saat ini, pasti bisa menangkap pesannya. Ya, bila dijabarkan, saat ini adalah era kebebasan berpendapat. Di era keterbukaan dan digitalisasi, semua berhak berbicara. Media sosial yang menjadi bagian digitalisasi dunia semakin mendukung kita semua untuk bisa bebas berbicara. Namun, ada catatan bahwa tidak harus dengan saling membenci. Tidak perlu saling menghujat atau menghakimi atau bahkan memfitnah. Singkatnya, kebebasan yang bertanggung jawab dan menjunjung etika. Ingat, etika pada dasarnya mempunyai kedudukan tertinggi dalam tatanan sosial.
Lagu ciptaan Pay Burman (BIP) ini memang seperti memberikan kesejukan di tengah hiruk-pikuknya Pemilu 2019. Diakui atau tidak, kenyataannya Pemilu 2019 membelah masyarakat Indonesia menjadi tiga kubu. Kubu sebelah, tengah, dan sebelahnya lagi. Sebenarnya, bukan hal yang buruk dengan kondisi terbelah tersebut. Namun sikap, perilaku, dan pikiran kita justru diselimuti saling membenci hingga memfitnah. Lagu Ari Lasso ini justru menjadi penengah bahwa kita semua harus berbuat terbaik untuk bangsa ini.
Pada penggalan lirik yang lain bahkan si pencipta lagu mengakui bahwa masyarakat Indonesia tidak harus sama dalam berpendapat. Tapi patut diingat bahwa bangsa ini dibangun dengan rasa persatuan di tengah perbedaan yang ada. Masyarakat yang saat ini masih berkonflik dengan Pemilu 2019 semestinya bisa menjadikan lagu ini sebagai renungan. Bahwa sikap membenci justru akan membuat suasana menjadi tidak baik buat bangsa ini.
Keresahan kondisi dari dampak Pemilu 2019 ini juga dirasakan band BIP. Band yang beranggotakan Parlin Burman (Pay), Indra Qadarsih, Bongky, dan Ipang Lazuardi ini bahkan meluncurkan album yang dijual terbatas dengan lagu andalan Kita Bisa (Cinta Luar Biasa). Seperti lagu Ari Lasso, lagu Kita Bisa juga bisa menjadi bahan perenungan bahwa saling membenci adalah hal yang harus dihindari. Pada awal lirik lagu tersebut, dengan lugas menyatakan Kalau bisa ku memilih tuk tidak membenci. Pasti damai jadi jawabnya. Jangan cuma bicara bedanya saja. Itu biasa. Aku benci waktu dikuasai rasa benci. Aku berharap kita bisa berbagi cinta. Pesan lirik lagu tersebut sangat mengena untuk kita renungkan agar bangsa ini hidup tidak dengan rasa benci.
Bahkan pada lanjutan lirik lagu tersebut, hanya dengan cinta yang akan membuat bangsa ini luar biasa. Karena dengan cinta, kita luar biasa. Pesan yang disampaikan lagu BIP sangat lugas. Tidak perlu mencerna terlalu dalam dan lama, pesan yang disampaikan lagu tersebut sudah sangat jelas.
Tahapan pemungutan suara Pemilu 2019 telah dilalui dengan damai. Sudah sepantasnya saat ini kita semua bersatu kembali. Berikan kepercayaan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyelesaikan proses selanjutnya, yaitu penghitungan suara secara real count. Semua pihak yang berkompetisi tidak perlu saling klaim kemenangan. Toh, siapa pun yang akan memimpin bangsa ini adalah putra terbaik bangsa ini. Bukankah jika selama kampanye kita memberikan narasi yang baik kepada empat tokoh yang bersaing di Pemilu 2019 kita memiliki empat putra bangsa terbaik?
Kita harus percaya, bersama kita bisa, karena dengan cinta kita luar biasa. Demikian penggalan lirik lagu Kita Bisa yang lain. Ya, kita harus bisa hidup dengan damai dan cinta. Karena dengan damai dan cinta kita akan menjadi bangsa yang luar biasa.
Tak harus dengan saling membenci
Dan berjanjilah
Semua untuk bangsa ini
Itulah petikan lirik lagu penyanyi Ari Lasso berjudul Tak Harus Sama. Dari liriknya, tentu kita semua, saat ini, pasti bisa menangkap pesannya. Ya, bila dijabarkan, saat ini adalah era kebebasan berpendapat. Di era keterbukaan dan digitalisasi, semua berhak berbicara. Media sosial yang menjadi bagian digitalisasi dunia semakin mendukung kita semua untuk bisa bebas berbicara. Namun, ada catatan bahwa tidak harus dengan saling membenci. Tidak perlu saling menghujat atau menghakimi atau bahkan memfitnah. Singkatnya, kebebasan yang bertanggung jawab dan menjunjung etika. Ingat, etika pada dasarnya mempunyai kedudukan tertinggi dalam tatanan sosial.
Lagu ciptaan Pay Burman (BIP) ini memang seperti memberikan kesejukan di tengah hiruk-pikuknya Pemilu 2019. Diakui atau tidak, kenyataannya Pemilu 2019 membelah masyarakat Indonesia menjadi tiga kubu. Kubu sebelah, tengah, dan sebelahnya lagi. Sebenarnya, bukan hal yang buruk dengan kondisi terbelah tersebut. Namun sikap, perilaku, dan pikiran kita justru diselimuti saling membenci hingga memfitnah. Lagu Ari Lasso ini justru menjadi penengah bahwa kita semua harus berbuat terbaik untuk bangsa ini.
Pada penggalan lirik yang lain bahkan si pencipta lagu mengakui bahwa masyarakat Indonesia tidak harus sama dalam berpendapat. Tapi patut diingat bahwa bangsa ini dibangun dengan rasa persatuan di tengah perbedaan yang ada. Masyarakat yang saat ini masih berkonflik dengan Pemilu 2019 semestinya bisa menjadikan lagu ini sebagai renungan. Bahwa sikap membenci justru akan membuat suasana menjadi tidak baik buat bangsa ini.
Keresahan kondisi dari dampak Pemilu 2019 ini juga dirasakan band BIP. Band yang beranggotakan Parlin Burman (Pay), Indra Qadarsih, Bongky, dan Ipang Lazuardi ini bahkan meluncurkan album yang dijual terbatas dengan lagu andalan Kita Bisa (Cinta Luar Biasa). Seperti lagu Ari Lasso, lagu Kita Bisa juga bisa menjadi bahan perenungan bahwa saling membenci adalah hal yang harus dihindari. Pada awal lirik lagu tersebut, dengan lugas menyatakan Kalau bisa ku memilih tuk tidak membenci. Pasti damai jadi jawabnya. Jangan cuma bicara bedanya saja. Itu biasa. Aku benci waktu dikuasai rasa benci. Aku berharap kita bisa berbagi cinta. Pesan lirik lagu tersebut sangat mengena untuk kita renungkan agar bangsa ini hidup tidak dengan rasa benci.
Bahkan pada lanjutan lirik lagu tersebut, hanya dengan cinta yang akan membuat bangsa ini luar biasa. Karena dengan cinta, kita luar biasa. Pesan yang disampaikan lagu BIP sangat lugas. Tidak perlu mencerna terlalu dalam dan lama, pesan yang disampaikan lagu tersebut sudah sangat jelas.
Tahapan pemungutan suara Pemilu 2019 telah dilalui dengan damai. Sudah sepantasnya saat ini kita semua bersatu kembali. Berikan kepercayaan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menyelesaikan proses selanjutnya, yaitu penghitungan suara secara real count. Semua pihak yang berkompetisi tidak perlu saling klaim kemenangan. Toh, siapa pun yang akan memimpin bangsa ini adalah putra terbaik bangsa ini. Bukankah jika selama kampanye kita memberikan narasi yang baik kepada empat tokoh yang bersaing di Pemilu 2019 kita memiliki empat putra bangsa terbaik?
Kita harus percaya, bersama kita bisa, karena dengan cinta kita luar biasa. Demikian penggalan lirik lagu Kita Bisa yang lain. Ya, kita harus bisa hidup dengan damai dan cinta. Karena dengan damai dan cinta kita akan menjadi bangsa yang luar biasa.
(wib)