Perseteruan Pilpres, BaraJP Berharap Semua Pihak Buka Data
A
A
A
JAKARTA - Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP) menggelar syukuran atas keberhasilan pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin yang menang Pilpres 209 versi hitung cepat (quick count). Syukuran diisiniasi Pengurus BaraJP Viktor S Sirait.
"Kita mengadakan syukuran atas kemenangan Jokowi-Ma'ruf seperti yang sudah kita lihat di quick count," kata Viktor di Markas Besar BaraJP, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (21/4/2019).
Dalam kesempatan ini, ia meminta semua pihak membuka data mentah dan metodologi penelitian yang digunakan dalam quick count maupun real count. Hal itu semata demi menjaga kedamaian masyarakat. Agar tidak terjadi disinformasi dalam merespons hasil pemungutan suara Pemilu serentak yang digelar 17 April 2019.
Sebelumnya Sekjen Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi) Yunarto Wijaya mengatakan, semua lembaga survei yang melakukan quick count Pilpres 2019 bersedia membuka data mentah dan metodologi mereka. Maka itu, Viktor mendesak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno juga membuka data mentah dan metodologi yang digunakan dalam quick count maupun real count.
BaraJP juga meminta para pakar statistik dan ilmu politik di berbagai perguruan tinggi Indonesia membentuk tim penilai. Mereka diminta menilai data mentah anggota Persepi dan lembaga survei versi paslon 02.
“Apabila semua pihak tidak segera membuka data mentah masing-masing, maka berita hoaks yang terus-menerus digaungkan, lama-kelamaan bagi masyarakat bisa menjadi berita yang seakan-akan benar. Ini persis seperti yang dilakukan Adolf Hitler, melalui Menteri Penerangan Publik dan Propaganda Joseph Goebels,” sambungnya.
Menurut Viktor, keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI yang sudah final. Hal ini hendaknya tetap dijaga baik oleh semua pihak. “Mengutip wejangan KH Zainuddin MZ, kebangsaan adalah laksana gelas, apabila sempat pecah maka tidak bisa diperbaiki seperti semula. Lem kualitas apa pun tak akan bisa mengembalikan gelas pecah menjadi utuh kembali,” imbuhnya.
"Kita mengadakan syukuran atas kemenangan Jokowi-Ma'ruf seperti yang sudah kita lihat di quick count," kata Viktor di Markas Besar BaraJP, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (21/4/2019).
Dalam kesempatan ini, ia meminta semua pihak membuka data mentah dan metodologi penelitian yang digunakan dalam quick count maupun real count. Hal itu semata demi menjaga kedamaian masyarakat. Agar tidak terjadi disinformasi dalam merespons hasil pemungutan suara Pemilu serentak yang digelar 17 April 2019.
Sebelumnya Sekjen Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi) Yunarto Wijaya mengatakan, semua lembaga survei yang melakukan quick count Pilpres 2019 bersedia membuka data mentah dan metodologi mereka. Maka itu, Viktor mendesak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno juga membuka data mentah dan metodologi yang digunakan dalam quick count maupun real count.
BaraJP juga meminta para pakar statistik dan ilmu politik di berbagai perguruan tinggi Indonesia membentuk tim penilai. Mereka diminta menilai data mentah anggota Persepi dan lembaga survei versi paslon 02.
“Apabila semua pihak tidak segera membuka data mentah masing-masing, maka berita hoaks yang terus-menerus digaungkan, lama-kelamaan bagi masyarakat bisa menjadi berita yang seakan-akan benar. Ini persis seperti yang dilakukan Adolf Hitler, melalui Menteri Penerangan Publik dan Propaganda Joseph Goebels,” sambungnya.
Menurut Viktor, keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI yang sudah final. Hal ini hendaknya tetap dijaga baik oleh semua pihak. “Mengutip wejangan KH Zainuddin MZ, kebangsaan adalah laksana gelas, apabila sempat pecah maka tidak bisa diperbaiki seperti semula. Lem kualitas apa pun tak akan bisa mengembalikan gelas pecah menjadi utuh kembali,” imbuhnya.
(poe)