Adempol Meng-capture Pemikiran Cak Imin tentang Agama dan Politik
A
A
A
JAKARTA - Buku Adempol (Agama, Demokrasi dan Politik, Biografi A Muhaimin Iskandar di-launching. Buku tulisan anggota Fraksi PKB DPR RI Lukmanul Khakim ini disebutnya sebagai trilogi Kebangkitan Bangsa.
Selain Ketum PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin), launching dan bedah buku dihadiri pengamat politik Lili Romli dan Wakil Ketua Umum PBNU Macksoem Mahfud. “Trilogi ini bersumber dari pemikiran dan jejak langkah politik Cak Imin, yang saya awali dari catatan kecil selama nderek (ikut) Beliau,” kata Lukman di acara launching sekaligus bedah buku di ruang rapat Fraksi PKB, DPR, Senin (15/4/2019).
Agama sebagai salah satu di antara trilogi yang disampaikan dalam buku itu menurut Lukman hari ini sangat menarik dibahas. Agama menjadi simbol politik identitas yang semakin menguat. “Padahal faktanya negara kita bukan negara agama, tapi seringkali agama dijadikan sebagai alat politik,” ujar politisi muda daerah pemilihan Bojonegoro-Tuban ini.
Melihat fakta tersebut, publik hari ini harus melihat dan membaca pemikiran Cak Imin yang ia tulis dalam buku setebal 285 halaman itu. Nilai dalam agama itu harus ditransformasikan dalam bentuk kebijakan politik yang obyektif.
“Bukan agama sebagai simbol dan alat doktrinasi membangun militansi. Akhirnya lihat, agama dalam konteks sebagai rahmat itu terabaikan,” tandasnya.
Cak Imin mengapresiasi buku yang mengisahkan jejak langkah politik dan pemikirannya itu. “Terima kasih. Saya tentu mengapresiasi dan bangga atas buku yang luar biasa ini. perjuangan politik harus memiliki landasan nilai, ideologi dan jejak histori yang tak terputus,” katanya.
Selain Ketum PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin), launching dan bedah buku dihadiri pengamat politik Lili Romli dan Wakil Ketua Umum PBNU Macksoem Mahfud. “Trilogi ini bersumber dari pemikiran dan jejak langkah politik Cak Imin, yang saya awali dari catatan kecil selama nderek (ikut) Beliau,” kata Lukman di acara launching sekaligus bedah buku di ruang rapat Fraksi PKB, DPR, Senin (15/4/2019).
Agama sebagai salah satu di antara trilogi yang disampaikan dalam buku itu menurut Lukman hari ini sangat menarik dibahas. Agama menjadi simbol politik identitas yang semakin menguat. “Padahal faktanya negara kita bukan negara agama, tapi seringkali agama dijadikan sebagai alat politik,” ujar politisi muda daerah pemilihan Bojonegoro-Tuban ini.
Melihat fakta tersebut, publik hari ini harus melihat dan membaca pemikiran Cak Imin yang ia tulis dalam buku setebal 285 halaman itu. Nilai dalam agama itu harus ditransformasikan dalam bentuk kebijakan politik yang obyektif.
“Bukan agama sebagai simbol dan alat doktrinasi membangun militansi. Akhirnya lihat, agama dalam konteks sebagai rahmat itu terabaikan,” tandasnya.
Cak Imin mengapresiasi buku yang mengisahkan jejak langkah politik dan pemikirannya itu. “Terima kasih. Saya tentu mengapresiasi dan bangga atas buku yang luar biasa ini. perjuangan politik harus memiliki landasan nilai, ideologi dan jejak histori yang tak terputus,” katanya.
(poe)