Kepala BNPT Ajak Prajurit Paskhas Waspadai Paham Radikal dan Terorisme

Rabu, 10 April 2019 - 09:44 WIB
Kepala BNPT Ajak Prajurit Paskhas Waspadai Paham Radikal dan Terorisme
Kepala BNPT Ajak Prajurit Paskhas Waspadai Paham Radikal dan Terorisme
A A A
JAKARTA - Sebagai pasukan tempur dari matra udara, prajurit Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI Angkatan Udara (AU) dinilai harus memiliki sense of crisis atau kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang maupun kelompok yang ada di tengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai ancaman bahaya penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

Karena sebagai bagian integral dari TNI, khususnya TNI AU, prajurit Korpaskhas dinilai harus memiliki pemahaman utuh mengenai ancaman maupun bahaya penyebaran paham radikalsime-terorisme itu serta potensi ancaman teror yang sangat luas dimensinya.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat memberikan pembekalan mengenai Bahaya Penyebaran Paham Radikal Terorisme dan Upaya Pencegahannya kepada prajurit Korpaskhas TNI-AU yang ada di wilayah Jakarta, Bandung dan Bogor. Pembekalan digelar di Aula Mako Batalyon Komando 467/Hardha Dedali, Wing I/Harda Marutha Paskhas, Kompleks Halim Perdanakusumah, Jakarta, Senin 8 April 2019.

“Apa yang sudah saya sampaikan tadi hal-hal yang belum dimengerti selama ini tentunya menjadi mengerti. Seperti bagaimana mengidentifikasi orang yang terpapar dengan radikalisme, bagaimana mengatasinya, lalu apa yang mesti diperbuat, lalu bagaimana pimpinan mengambil keputusandan sebagainya tentunya bisa kita jelaskan dengan pencerahan yang saya berikan tadi,” tutur Suhardi usai memberikan pembekalan.

Untuk itu Suhardi merasa perlu memberikan gambaran secara utuh mengenai fenomena perkembangan bahaya penyebaran paham radikalisme terorisme kepada prajurit Korpaskhas.

“Untuk itu hari ini saya diundang oleh Dankorpaskhas untuk memberikan pencerahan sebagaimana saya berikan di Kopassus, kemudian juga di Marinir dan sekarang di Korpaskhas. Ini agar supaya punya kesamaan visi dan misi dalam rangka menjaga kesatuan negara ini dan juga masalah keluarganya supaya jangan sampai terpapar hal-hal yang sangat tidak baik yang mengancam keutuhan bangsa dan negara,” ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Dalam pembekalan selama kurang lebih tiga jam itu Suhardi berbicara tentang nasionalisme kebangsaan dan bagaimana menjaga semua ini dengan baik. Hal ini dikarenakan TNI dan Polri, sesuai tugas pokok dan fungsinya di desain untuk bela negara.

Namun tidak menutup kemungkinan bibit-bibit radikalisme negatif bisa saja sewaktu-waktu tumbuh di instansi tersebut. “Seperti apa yang disampaikan tadi bahwa garda terdepan dalam menjaga Republik inil adalah TNI dan Polri. Kita harapkan dengan pemahaman yang utuh tadi mereka bisa menjaga bukan hanya terhadap kesatuannya tapi juga keluarganya. Yang lebih besar lagi yakni menjaga negeri ini,” ucap mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri ini.

Karena, lanjut dia, tidak dapat dipungkiri lagi pesatnya kemajuan informasi dan teknologi yang sedang terjadi saat ini, membuat cara mendapatkan informasi tidak terbendung. Apalagi informasi dari dunia maya itu dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja.

Informasi melalui dunia maya yang tidak terbendung ini dapat menjadi celah masuknya paham radikalisme dan terorisme sehingga siapa saja dapat terpapar termasuk anggota TNI-Polri jika tidak memiliki kemampuan filter konten di media sosial dengan kuat.

“Saya mengingatkan para peserta tadi untuk mengamati betul lingkungan sekitar termasuk di lingkungan keluarga peserta itu sendiri Karena jika TNI/Polri tercemar, tidak ada lagi yang dapat diharapkan untuk menjaga kedaulatan negara,” ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.

Suhardi juga mengapresiasi kinerja para personel Paskhas yang selama ini telah membantu BNPT. Apalagi saat ini menurutnya, BNPT juga bertumpu kepada Paskhas,

“Luar biasa, sekarang kita bertumpu (pada Paskhas). Kita lihat teman-teman Paskhas yang sekarang ada di BNPT sudah berperan sangat luar biasa. Bahkan usur pimpinan Pusat Media Damai (PMD) BNPT (Kolonel Pas. Sujadmiko) diawaki dari Paskhas,” ucap mantan Wakapolda Metro Jaya ini

Untuk itu ke depannya Kepala BNPT berharap sinergi antara BNPT dengan Paskhas bisa terjalin lebih baik lagi dan juga sadar dalam kiprahnya dalam menjaga bangsa ini.

“Ini adalah suatu hal sangat luar biasa, baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Kepolisian dan seluruh instansi yang ada di BNPT kurang lebih ada 17 institusi bergabung dan berintegrasi dalam rangka menjaga republik ini dengan baik,” tutur Suhardi.

Sementara itu Komandan Korpaskhas TNI-AU, Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono mengatakan, dengan melihat tugas yang diemban Korpaskhas TNI-AU yang begitu kompleks menutut para prajurit Korpaskhas untuk selalu mengikuti dinamika perkembangan situasi seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi agar mampu melaksanakan dan bertugas secara professional.

“Maksud dari Korpaskas mengundang Kepala BNPT tentu untuk memberikan pencerahan dan pembekalan kepada prajurit Paskhas bahwa prajurit Paskhas merupakan bagian dari TNI. Tentunya TNI bersama Polri untuk berada di Garda terdepan untuk melaksanakan tugas membasmi teroris dan radikalisme,” ujar Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono.

Dia memberikan gambaran bahwa bagaimana semua pihak dapat melaksanakan tugas dengan baik.“Maka dari itu sangat perlu untuk setiap prajurit Paskhas agar mampu di dalam dirinya dan keluarganya dapat mengantisipasi dari gerakan radikal dan teroris tersebut. Sehingga diharapkan prajurit-prajurit ini akan mampu melaksanakan tugasnya secara profesional,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5162 seconds (0.1#10.140)