Bakar Semangat, Anak Muda Diminta Ambil Peran Politik Bersih
A
A
A
JAKARTA - Anak muda harus faham bahwa partai politik (parpol) diperlukan keberadaannya sebagai penyalur aspirasi rakyat. Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas dalam acara talkshow politik dengan tema "Anak Muda Melek Politik" di Rumah Aspirasi Rakyat (RAR) #01 Jokowi-Ma'ruf Amin, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa 26 Maret 2019.
"Kemudian ada pertanyaan, kenapa ada yang namanya relawan? Munculnya relawan adalah bentuk adanya kesadaran politik baru. Ini pertama muncul waktu Pilpres 2014, tiba-tiba muncul berbagai relawan yang mendukung Pak Jokowi," kata Umbas dalam sambutannya.
Kemudian, kata dia, relawan terbentuk karena ada sekelompok orang yang kemudian mengorganisir diri sebagai bentuk kesadaran berpolitik. Mereka ingin apa yang dicita-citakan bisa dijalankan oleh pemimpin yang didukung dan dipercaya.
"Sesuatu yang diharapkan, ingin terjadi. Saya tak ingin masuk parpol, tapi tetap menyalurkan aspirasi agar pemimpin terpilih adalah yang sesuai harapan. Maka muncul relawan, karena merasa dengan cara ini akan dapat mencapai harapan," jelas Umbas.
Menurut dia, hadirnya anak muda di kancah politik saat ini adalah pengulangan sejarah. Sebab Indonesia terus bergerak melalui fase panjang. Waktu memperjuangkan kemerdekaan, peran anak muda berani mengambil peran penting.
Mulai dari Sumpah Pemuda, termasuk juga peran pemuda dalam Proklamasi Kemerdekaan. Bahkan ketika reformasi 1998, itu peranan pemuda khususnya mahasiswa sangat luar biasa.
"Malah kalau diurai, tak ada momen politik yang berasar tanpa anak muda didalamnya," tegas Umbas.
Pada kesempatan itu, Politikus Muda Dito Ariotedjo mengatakan, anak muda masuk politik itu sangat penting. Sebab ketika ingin mengubah kebijakan, maka kita bisa berbuat melalui jalur politik. Dan masuk parpol itu jalan yang saya tempuh.
"Anak muda sebenarnya tidak apatis pada politik. Apalagi di era infrastruktur digital yang sangat baik," ucapnya.
Dengan adanya keterbukaan informasi digital, Dito yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), masyarakat tidak lagi demo di jalan ataupun jadi aktivis kuliah. Tapi aktifis di media sosialnya sendiri juga sudah berpolitik.
"Jadi anak muda tak apatis politik, tapi apatis pada parpol mungkin," pungkasnya.
Talkshow secara khusus menghadirkan anak-anak muda sebagai pembicara. Mereka adalah Aktivis Pemuda Hanna Keraf, Lawyer dan Pengamat Sosmed Victor Kamang, Caleg Muda PKPI Cakra Yudi Putra.
"Kemudian ada pertanyaan, kenapa ada yang namanya relawan? Munculnya relawan adalah bentuk adanya kesadaran politik baru. Ini pertama muncul waktu Pilpres 2014, tiba-tiba muncul berbagai relawan yang mendukung Pak Jokowi," kata Umbas dalam sambutannya.
Kemudian, kata dia, relawan terbentuk karena ada sekelompok orang yang kemudian mengorganisir diri sebagai bentuk kesadaran berpolitik. Mereka ingin apa yang dicita-citakan bisa dijalankan oleh pemimpin yang didukung dan dipercaya.
"Sesuatu yang diharapkan, ingin terjadi. Saya tak ingin masuk parpol, tapi tetap menyalurkan aspirasi agar pemimpin terpilih adalah yang sesuai harapan. Maka muncul relawan, karena merasa dengan cara ini akan dapat mencapai harapan," jelas Umbas.
Menurut dia, hadirnya anak muda di kancah politik saat ini adalah pengulangan sejarah. Sebab Indonesia terus bergerak melalui fase panjang. Waktu memperjuangkan kemerdekaan, peran anak muda berani mengambil peran penting.
Mulai dari Sumpah Pemuda, termasuk juga peran pemuda dalam Proklamasi Kemerdekaan. Bahkan ketika reformasi 1998, itu peranan pemuda khususnya mahasiswa sangat luar biasa.
"Malah kalau diurai, tak ada momen politik yang berasar tanpa anak muda didalamnya," tegas Umbas.
Pada kesempatan itu, Politikus Muda Dito Ariotedjo mengatakan, anak muda masuk politik itu sangat penting. Sebab ketika ingin mengubah kebijakan, maka kita bisa berbuat melalui jalur politik. Dan masuk parpol itu jalan yang saya tempuh.
"Anak muda sebenarnya tidak apatis pada politik. Apalagi di era infrastruktur digital yang sangat baik," ucapnya.
Dengan adanya keterbukaan informasi digital, Dito yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), masyarakat tidak lagi demo di jalan ataupun jadi aktivis kuliah. Tapi aktifis di media sosialnya sendiri juga sudah berpolitik.
"Jadi anak muda tak apatis politik, tapi apatis pada parpol mungkin," pungkasnya.
Talkshow secara khusus menghadirkan anak-anak muda sebagai pembicara. Mereka adalah Aktivis Pemuda Hanna Keraf, Lawyer dan Pengamat Sosmed Victor Kamang, Caleg Muda PKPI Cakra Yudi Putra.
(mhd)