Ma'ruf Amin Kelilingi dan Sapa Santri Pesantren Tanara
A
A
A
JAKARTA - Hari pertama kampanye terbuka Pilpres 2019, Minggu (24/3/2019) pagi, Ma'ruf Amin memilih berada di Pesantren Annawawi Tanara, Serang, Banten.
Di Tanara, Ma'ruf menggelar doa bersama warga Banten sekaligus memperingati Haul Almarhum Nyai Hj Maimuna Binti KH Moh Romli yang juga ibundanya.
Ma’ruf tiba di Pesantren Tanara sejak Sabtu 23 Maret 2019 malam. Keesokan harinya, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonkatif itu menyempatkan diri berkeliling pesantren menyapa para santri.
Kepada wartawan yang mengikuti berkeliling pesantren, Ma'ruf mengamati beberapa ruangan yang difungsikan sebagai aktivitas kegiatan para santri. Di antaranya, ruangan Sentra Inkubasi Bisnis Pesantren Tanara (Sibenata) yang mengembangkan agribisnis dan penerapan teknologi pertanian di Pesantren.
Selain itu, MA'ruf juga mengunjungi deratan stand. Misalnya, stand Kedaulatan Santri (Kesan), Kopi Abah, serta Master C19 Portal KMA yang selama ini turut mensosialisasikan kegiatan KMA.
“Di belakang Pesantren, kami mengembangkan lahan pertanian, juga teknologi inovasi pengolahan sampah. Itu sebagai bagian dari praktek bagi santri untuk lebih mencintai dan menjaga lingkungan hidup,” kata Ma'ruf.
Inovasi teknogi pengelolaan sampah, penataan lingkungan hidup, teknologi pengolahan air minum dan sanitasi terpadu, serta sentra Inkubasi bisnis pesantren itu, juga telah diterapkan di sejumlah pesantren di Indonesia.
“Penataan lingkungan hidup ini sudah diterapkan sejak lama di Pesantren Annawawi Tanara. Kemudian, ketika Abah (Ma'ruf) menjadi Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI, direplikasi di sejumlah pesantren lain. Mudah-mudahan, ketika Abah terpilih jadi Wapres, bisa diterapkan lebih luas di pesantren-pesantren lain di berbagai daerah,” tutur putra Ma'ruf, Gus Syauqi Ma’ruf Amin yang turut mendampingi.
Penerapan teknologi terpadu di pesantren itu, kata Gus Syauqi, sering disampaikan Kiai Ma’ruf agar bisa direplikasi di berbagai pesantren lain. Tujuannya, agar Pesantren bisa mandiri dan membawa dampak positif yang lebih maksimal untuk santri dan masyarakat sekitar.
Diungkapkan Gus Syauqi, komitmen Kiai Ma’ruf memajukan pesantren bukan hanua janji. Karena sudah terbukti penerapannya di berbagai pesantren, sejak Ma’ruf belum dicalonkan menjadi cawapres. "Sejak dulu Abah punya komitmen kuat untuk pengembangan pesantren dan penguatan ekonomi ummat,” imbuhnya.
Di Tanara, Ma'ruf menggelar doa bersama warga Banten sekaligus memperingati Haul Almarhum Nyai Hj Maimuna Binti KH Moh Romli yang juga ibundanya.
Ma’ruf tiba di Pesantren Tanara sejak Sabtu 23 Maret 2019 malam. Keesokan harinya, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) nonkatif itu menyempatkan diri berkeliling pesantren menyapa para santri.
Kepada wartawan yang mengikuti berkeliling pesantren, Ma'ruf mengamati beberapa ruangan yang difungsikan sebagai aktivitas kegiatan para santri. Di antaranya, ruangan Sentra Inkubasi Bisnis Pesantren Tanara (Sibenata) yang mengembangkan agribisnis dan penerapan teknologi pertanian di Pesantren.
Selain itu, MA'ruf juga mengunjungi deratan stand. Misalnya, stand Kedaulatan Santri (Kesan), Kopi Abah, serta Master C19 Portal KMA yang selama ini turut mensosialisasikan kegiatan KMA.
“Di belakang Pesantren, kami mengembangkan lahan pertanian, juga teknologi inovasi pengolahan sampah. Itu sebagai bagian dari praktek bagi santri untuk lebih mencintai dan menjaga lingkungan hidup,” kata Ma'ruf.
Inovasi teknogi pengelolaan sampah, penataan lingkungan hidup, teknologi pengolahan air minum dan sanitasi terpadu, serta sentra Inkubasi bisnis pesantren itu, juga telah diterapkan di sejumlah pesantren di Indonesia.
“Penataan lingkungan hidup ini sudah diterapkan sejak lama di Pesantren Annawawi Tanara. Kemudian, ketika Abah (Ma'ruf) menjadi Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI, direplikasi di sejumlah pesantren lain. Mudah-mudahan, ketika Abah terpilih jadi Wapres, bisa diterapkan lebih luas di pesantren-pesantren lain di berbagai daerah,” tutur putra Ma'ruf, Gus Syauqi Ma’ruf Amin yang turut mendampingi.
Penerapan teknologi terpadu di pesantren itu, kata Gus Syauqi, sering disampaikan Kiai Ma’ruf agar bisa direplikasi di berbagai pesantren lain. Tujuannya, agar Pesantren bisa mandiri dan membawa dampak positif yang lebih maksimal untuk santri dan masyarakat sekitar.
Diungkapkan Gus Syauqi, komitmen Kiai Ma’ruf memajukan pesantren bukan hanua janji. Karena sudah terbukti penerapannya di berbagai pesantren, sejak Ma’ruf belum dicalonkan menjadi cawapres. "Sejak dulu Abah punya komitmen kuat untuk pengembangan pesantren dan penguatan ekonomi ummat,” imbuhnya.
(dam)