Silaturahim ke Kaltim, Kiai Ma'ruf Janji Bangun Indonesia Beraklak Mulia

Kamis, 21 Maret 2019 - 13:58 WIB
Silaturahim ke Kaltim,...
Silaturahim ke Kaltim, Kiai Ma'ruf Janji Bangun Indonesia Beraklak Mulia
A A A
BALIKPAPAN - Cawapres 01 KH Ma’ruf Amin bersilaturahim dengan Jaringan Kyai Santri Nasional dan Aliansi Masyarakat Kalimantan Timur di Hotel Novotel Balikpapan, Kamis (21/3/2019) pagi. Silaturahim tersebut dihadiri para tokoh lintas agama, serta ratusan relawan untuk mendukung pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin.

Kiai Ma’ruf hadir didampingi istrinya, Nyai Hj Wury Estu Handayani. Mereka langsung disambut para relawan. Kegiatan ini merupakan rangkaian safari politik pertama di Balikpapan. Sore harinya Kiai Ma’ruf akan ke Banjarmasin.

Kiai Ma’ruf menuturkan, ia bersama Presiden Jokowi ingin membuat Indonesia sehat, produktif dan berakhlak mulia. Saat ini Pemerintahan Jokowi-JK telah membuat landasan kebijakan untuk pembangunan bangsa. Karenanya periode ke depan landasan yang sudah dibuat akan diperbesar dan disempurnakan lagi.

"Baru periode berikutnya kita naikkan lagi, kita maksimalkan lagi. Intinya menambah, memperbesar, melakukan penyempurnaan terhadap manfaat yang sudah diberikan," tuturnya.

Jika ia dan Jokowi terpilih maka pembangunan bangsa tidak dimulai dari 0 atau awal. Pembangunan, khususnya di bidang sumber daya manusia (SDM) akan dilanjutkan. "Semua pembangunan akan dilanjutkan. Pada periode berikutnya dengan ditingkatkan," ujarnya.

Kiai Maruf pun mengajak semua untuk bisa mendukung agar meneruskan dan mempersiapkan diri. Melakukan konsolidasi dan serangan yang tepat, dengan menyakinkan orang dari rumah ke rumah. "Mewariskan sesuatu yang bernilai untuk generasi yang akan datang," tambahnya.

Lanjut Kiai Maruf mengatakan, banyak orang ingin melakukan gerakan radikal. Bahkan menggunakan politik sebagai sebagai kendaraan untuk memecah belah bangsa. Padahal, Indonesia sudah kondusif sehingga lahir NKRI. Hal ni akan dirusak dan diganti dengan yang lain.

"Tanpa keutuhan bangsa kita tidak bisa membangun. Contohnya Afghanistan. Padahal negara yang kaya karena perang selama 40 tahun jadi miskin," tegasnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7486 seconds (0.1#10.140)