Kebocoran Negara, Prabowo: Kekayaan Kita Masih Mengalir ke Luar Negeri
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali menyinggung soal kekayaan Indonesia yang mengalir ke luar negeri. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidatonya di hadapan Aliansi Pencerah Indonesia (API) yang terdiri dari eksponen Muhammadiyah se-Indonesia yang mendukungnya di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (3/3).
Prabowo menyebut, ternyata kekayaan Indonesia masih terus mengalir ke luar negeri. Prabowo mengaku mendapatkan pencerahan bahwa tahun 97-98 terjadi krisis ekonomi. Padahal jika dilihat angka-angkanya tidak menunjukkan demikian.
"Saya sudah buktikan dalam buku saya Paradoks Indonesia. Jadi kalau itu 98 saya sudah ketemukan 99, sampai sekarang 2019 gejala itu tidak berhenti, Fonomena itu tidak berhenti," kata Prabowo dalam pidatonya.
Bahkan mantan Danjen Kopassus itu mengaku, bicara angka-angka yang ada sekarang, soal kekayaan Indonesia mengalir ke luar telah diperkuat pemerintah sekarang melalui Menteri Keuangan bahwa kekayaan orang Indonesia di luar mencapai sekian ribu triliun.
"Karena itulah pemerintah Joko Widodo minta undang-undang tax amnesty. karena dengan tax amnesty diharapkan uang itu bisa kembali. Jadi, saya sudah menemukan keyakinan saya tahun 98,99, 2000 dibenarkan pemerintah yang sekarang. Sebetulnya ini sesuatu yang luar biasa, yang hebat," ujarnya.
Sebaliknya, kata Prabowo, justeru dirinya menyebut agak aneh, agak kaget karene banyak tokoh-tokoh pemerintah yang sekarang seolah-olah membantah ucapan pemerintah sendiri yang terjadi dalam kurun 3 tahun yang lalu. "Ini saya tidak mengerti apa yang terjadi di sini, apakah penasehat nya berganti? Atau saya tidak mengerti bener-bener, katakanlah," ucapnya.
Prabowo mengatakan, ada dua cara untuk membuktikan bahwa apa yang disampaikannya memiliki bukti yakni bukti fisik (forensik) dan juga bukti empiris. "Itu yang dilakukan setiap hari. (misal) Kalau kita lihat matahari selalu naik dari timur, tiap hari dari timur. Makannya kita menerima sebagai fakta bahwa matahari terbitnya dari timur. Itu kan empiris, kejadian yang berkali-kali kemudian kita terima sebagai fakta," ujarnya.
Sementara itu, berbicara mengenai kebocoran, Prabowo menyebut proses ini sudah berjalan puluhan tahun dan datanya dianggap ada serta bisa dikalkulasi secara matematis. Sebagai contoh, katakanlah yang digunakan angka tahun 97 dan 98. Lalu apa indikatornya kesehatan ekonomi Indonesia?
Dia menyebutkan waktu itu indikator kesehatan ekonomi adalah neraca devisa, neraca ekspor dan impor. Menurutnya, ekspor yang di jual ke luar negeri, impor barang dan jasa kita impor dari luar negeri logikanya menguntungkan negara.
"Berarti kita sebagai negara untung tidak perlu suatu gelar ekonomi untuk mengerti ini. Banyak pengusaha yang hebat-hebat tidak punya ijazah, saudagar luar biasa seperti Lim Sun Yong, seperti Eka Wijaya itu tidak punya gelar akademis hanya mereka bisa hitung kalau dia jual lebih dari yang mereka beli dia untung," ungkapnya.
Dilanjutkan Prabowo, meski dirinya tidak punya gelar di bidang ekonomi, namun dirinya mengklaim bisa menghitung keuntungan-kerugian yang dialami bangsa Indonesia. Ia menyebutkan pada 97' keuntungan negara USD12 miliar. 98' keuntungan bangsa USD21 Miliar, dan 99 keuntungan bangsa USD24 miliar.
Meski dianggap untung, kata Prabowo tiap tahun negara negara merasakan tak sesuai yang terjadi sebenarnya. "Kenapa rupiah hancur, kenapa minyak goreng enggak ada. Kenapa saudara? Ekonomi kita sehat, ini buktinya ini namanya empiris. Nanti kalau ada yang minta mana buktinya? Ya Nanti undang Prabowo kasih ceramah. Ini saya pertanggungjawabkan. Dari 97 sampai 2011 itu negara kita untung. Berapa tahun tuh? 14 tahun. 14 tahun untung setiap tahun. Nah 2012 mulai tuh agak goyang kita. Tapi 14 tahun keuntungannya waktu itu saya itung keuntungan rata-rata sekitar USD20-22 miliar," papar dia.
Indikator selanjutnya menurut Prabowo adalah cadangan devisa. Menurutnya, jika pelajari semua negara contohnya negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, rata-rata mereka akan mengklaim cadangan devisa di negara mereka, selalu ada. Nah logikanya cadangan devisa negara Indonesia berada di sekitar 350 Miliar dollar. "Kenyataan sekarang ya USD100 Miliar," ungkapnya.
Ditambahkan Prabowo, jika melihat fakta empiris yang disebutkan tadi, seharusnya Indonesia dari 97-2011 surplus 375 miliar. Tetapi kenyataannya hanya ada 100 miliar. "Jadi 200 miliar kekayaan kita kemana. Nah ini lah yang akhirnya tokoh-tokoh pemerintah sekarang mengatakan kekayaan kita ada di luar negeri sekian belas ribu triliun. Saya sudah hitung kebocoran kita 1000 triliun tiap tahun. Ini pasti rame lagi besok, 'Prabowo buktikan'. Setelah saya terpilih akan saya buktikan," katanya.
Maka itu, Prabowo sekarang meminta kepada pemerintah atau tugas eksekutif yang berkuasa sekarang untuk membuktikan, untuk mengejar, dan menghentikan kebocoran tersebut. "Bukan tugas saya. Tapi kalo saya diberi amanat, saya akan berjuang untuk menghentikan kebocoran tersebut," pungkasnya.
Rakhmat
Prabowo menyebut, ternyata kekayaan Indonesia masih terus mengalir ke luar negeri. Prabowo mengaku mendapatkan pencerahan bahwa tahun 97-98 terjadi krisis ekonomi. Padahal jika dilihat angka-angkanya tidak menunjukkan demikian.
"Saya sudah buktikan dalam buku saya Paradoks Indonesia. Jadi kalau itu 98 saya sudah ketemukan 99, sampai sekarang 2019 gejala itu tidak berhenti, Fonomena itu tidak berhenti," kata Prabowo dalam pidatonya.
Bahkan mantan Danjen Kopassus itu mengaku, bicara angka-angka yang ada sekarang, soal kekayaan Indonesia mengalir ke luar telah diperkuat pemerintah sekarang melalui Menteri Keuangan bahwa kekayaan orang Indonesia di luar mencapai sekian ribu triliun.
"Karena itulah pemerintah Joko Widodo minta undang-undang tax amnesty. karena dengan tax amnesty diharapkan uang itu bisa kembali. Jadi, saya sudah menemukan keyakinan saya tahun 98,99, 2000 dibenarkan pemerintah yang sekarang. Sebetulnya ini sesuatu yang luar biasa, yang hebat," ujarnya.
Sebaliknya, kata Prabowo, justeru dirinya menyebut agak aneh, agak kaget karene banyak tokoh-tokoh pemerintah yang sekarang seolah-olah membantah ucapan pemerintah sendiri yang terjadi dalam kurun 3 tahun yang lalu. "Ini saya tidak mengerti apa yang terjadi di sini, apakah penasehat nya berganti? Atau saya tidak mengerti bener-bener, katakanlah," ucapnya.
Prabowo mengatakan, ada dua cara untuk membuktikan bahwa apa yang disampaikannya memiliki bukti yakni bukti fisik (forensik) dan juga bukti empiris. "Itu yang dilakukan setiap hari. (misal) Kalau kita lihat matahari selalu naik dari timur, tiap hari dari timur. Makannya kita menerima sebagai fakta bahwa matahari terbitnya dari timur. Itu kan empiris, kejadian yang berkali-kali kemudian kita terima sebagai fakta," ujarnya.
Sementara itu, berbicara mengenai kebocoran, Prabowo menyebut proses ini sudah berjalan puluhan tahun dan datanya dianggap ada serta bisa dikalkulasi secara matematis. Sebagai contoh, katakanlah yang digunakan angka tahun 97 dan 98. Lalu apa indikatornya kesehatan ekonomi Indonesia?
Dia menyebutkan waktu itu indikator kesehatan ekonomi adalah neraca devisa, neraca ekspor dan impor. Menurutnya, ekspor yang di jual ke luar negeri, impor barang dan jasa kita impor dari luar negeri logikanya menguntungkan negara.
"Berarti kita sebagai negara untung tidak perlu suatu gelar ekonomi untuk mengerti ini. Banyak pengusaha yang hebat-hebat tidak punya ijazah, saudagar luar biasa seperti Lim Sun Yong, seperti Eka Wijaya itu tidak punya gelar akademis hanya mereka bisa hitung kalau dia jual lebih dari yang mereka beli dia untung," ungkapnya.
Dilanjutkan Prabowo, meski dirinya tidak punya gelar di bidang ekonomi, namun dirinya mengklaim bisa menghitung keuntungan-kerugian yang dialami bangsa Indonesia. Ia menyebutkan pada 97' keuntungan negara USD12 miliar. 98' keuntungan bangsa USD21 Miliar, dan 99 keuntungan bangsa USD24 miliar.
Meski dianggap untung, kata Prabowo tiap tahun negara negara merasakan tak sesuai yang terjadi sebenarnya. "Kenapa rupiah hancur, kenapa minyak goreng enggak ada. Kenapa saudara? Ekonomi kita sehat, ini buktinya ini namanya empiris. Nanti kalau ada yang minta mana buktinya? Ya Nanti undang Prabowo kasih ceramah. Ini saya pertanggungjawabkan. Dari 97 sampai 2011 itu negara kita untung. Berapa tahun tuh? 14 tahun. 14 tahun untung setiap tahun. Nah 2012 mulai tuh agak goyang kita. Tapi 14 tahun keuntungannya waktu itu saya itung keuntungan rata-rata sekitar USD20-22 miliar," papar dia.
Indikator selanjutnya menurut Prabowo adalah cadangan devisa. Menurutnya, jika pelajari semua negara contohnya negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, rata-rata mereka akan mengklaim cadangan devisa di negara mereka, selalu ada. Nah logikanya cadangan devisa negara Indonesia berada di sekitar 350 Miliar dollar. "Kenyataan sekarang ya USD100 Miliar," ungkapnya.
Ditambahkan Prabowo, jika melihat fakta empiris yang disebutkan tadi, seharusnya Indonesia dari 97-2011 surplus 375 miliar. Tetapi kenyataannya hanya ada 100 miliar. "Jadi 200 miliar kekayaan kita kemana. Nah ini lah yang akhirnya tokoh-tokoh pemerintah sekarang mengatakan kekayaan kita ada di luar negeri sekian belas ribu triliun. Saya sudah hitung kebocoran kita 1000 triliun tiap tahun. Ini pasti rame lagi besok, 'Prabowo buktikan'. Setelah saya terpilih akan saya buktikan," katanya.
Maka itu, Prabowo sekarang meminta kepada pemerintah atau tugas eksekutif yang berkuasa sekarang untuk membuktikan, untuk mengejar, dan menghentikan kebocoran tersebut. "Bukan tugas saya. Tapi kalo saya diberi amanat, saya akan berjuang untuk menghentikan kebocoran tersebut," pungkasnya.
Rakhmat
(pur)