Survei Roy Morgan Unggulkan Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin
A
A
A
JAKARTA - Survei yang dilakukan lembaga asal Australia, Roy Morgan, mengunggulkan calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) atas penantangnya, Prabowo Subianto.
Survei tersebut semakin memantapkan posisi Jokowi-KH Ma'ruf Amin karena sebelumnya sejumlah hasil survei nasional juga menempatkan keunggulan pasangan calon (paslon) nomor 01.
Menurut Roy Morgan, Jokowi mendapat dukungan 58% responden per Januari 2019, naik 5% dibandingkan Pilpres 2014. Sementara Prabowo mendapat dukungan 42%. Dukungan untuk Jokowi juga menaikkan elektabilitas PDI-Perjuangan (PDIP) hingga 40,5% responden untuk pemilihan legislatif, naik signifikan dibandingkan pemilu 2014.
Menurut Roy Morgan, Jokowi memiliki basis dukungan kuat di perdesaan, sementara Prabowo kompetitif di daerah perkotaan. Di perdesaan, dukungan untuk Jokowi sebesar 63,5%, sedangkan Prabowo 36,5%. Jokowi memimpin di sebagian besar wilayah Indonesia. Jika diperinci lagi, wilayah perkotaan lebih kompetitif. Prabowo mendapat dukung kuat di Jakarta dan sekitarnya serta Banten dan selatan Sumatera. Dukungan untuk Jokowi di provinsi asalnya Jawa Tengah, sangat kuat. Dia meraih hampir tiga perempat dukungan yaitu 74,5%, sedangkan Prabowo 25,5%.
Jokowi juga menikmati dukungan kuat di provinsi-provinsi utara Sumatra, yakni mendapat 74% dukungan dan Prabowo 26%. Di Pulau Sulawesi dukungan untuk Jokowi juga terbilang tinggi, yakni sebesar 62,5% dan Prabowo 37,5%. Sementara itu, dukungan untuk Prabowo terkonsentrasi di provinsi asalnya, Jawa Barat dan Jakarta. Di wilayah-wilayah itu Prabowo memimpin dengan mengantongi dukungan 57%, sementara Jokowi 43%. Di provinsi-provinsi selatan Sumatera, Prabowo juga unggul dengan 54,5 persen, sedangkan Jokowi 45,5%. Namun di Kalimantan, Jokowi kembali unggul tipis dengan pendukung 54% dan Prabowo 46%.
Kalangan perempuan juga memberikan dukungan untuk Jokowi. Analisis Roy Morgan berdasarkan gender menunjukkan, Jokowi mengantongi dukungan 61% dari responden perempuan, sementara Prabowo 39%. Kaum pria juga lebih menyukai Jokowi meski selisihnya lebih kecil, yakni 55% sedangkan Prabowo 45%.
CEO Roy Morgan Michele Levine mengatakan raihan dukungan untuk Jokowi ini tak lepas dari prestasinya di bidang ekonomi. "Performa perekonomian yang kuat dalam 5 tahun terakhir akan mengantarkan Jokowi pada periode berikutnya," kata Levine, dalam pernyataannya.
Polling dilakukan pada Januari 2019 melibatkan 1.039 responden berusia 17 tahun ke atas.
Sebelumnya sejumlah lembaga survei nasional juga mengunggulkan pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf. Alvara Research Center, misalnya, dalam hasil survei yang dilakukan pada 11-24 Desember 2018, elektabilitas Jokowi-KH Ma'ruf Amin sebesar 54,3%, unggul dari pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang berada di angka 35,1%. Artinya ada selisih sekitar 19% sementara responden yang belum menentukan pilihan sebesar 10,6%. Dibanding hasil survei dua bulan sebelumnya, kedua pasangan calon sama-sama mengalami peningkatan elektabilitas, namun jumlahnya tidak signifikan.
Pada survei Oktober 2018 lalu, pasangan Jokowi-KMA tinggal elektabilitasnya sebesar 54,1%. Artinya hanya ada peningkatan sebesar 0,2%. Begitu pula pasangan Prabowo-Sandi, pada survei Oktober lalu sebesar 33,5%. Terjadi peningkatan sebesar 1,2%. Sementara calon pemilih yang belum menentukan pilihannya turun dari 12,0% menjadi 10,6%. Dari dua survei tersebut, terjadi penurunan gap elektabilitas dari sebelumnya 20,2% menjadi 19,2%.
Begitu pula hasil survei Charta Politica yang dilakukan pada 22 Desember 2018 sampai 2 Januari 2019. Elektabilitas Jokowi-Kiai Ma'ruf sebesar 53,2% sementara Prabowo-Sandi sebesar 34,1%. Dan publik yang menjawab tidak tahu 12,7%. Sementara hasil survei yang dirilis Populi Center pada pekan pertama Februari lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1%, sementara Prabowo-Sandi 31,0%. Adapun yang tidak menjawab sebesar 14,9 %.
Survei Populi sebelumnya yang digelar bulan Desember 2018 menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 52% dan Prabowo-Sandi 30,7%. Artinya, tak ada perubahan signifikan elektabilitas kedua paslon pascadebat kandidat pertama pilpres 2019 yang digelar pada 17 Januari lalu. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf naik 2,1%, sementara Prabowo-Sandi 0,3%. Yang masih cukup fresh adalah hasil survei Cyrus Networkyang dilakukan pada 18 hingga 23 Januari 2019 dan baru dirilis pada Kamis (28/2) lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 55,2%, sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 36%.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kiai Ma'ruf Ace Hasan Syadzily mengatakan, dengan melihat hasil Roy Morgan ini menunjukan bahwa tren elektabilitas pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf memang semakin meningkat. "Hasil ini memiliki kesamaan dengan lembaga-lembaga survei lainnya walaupun secara angka, survei Roy Morgan lebih tinggi. Dengan hasil ini tak membuat kami terlena. Kami harus terus bekerja keras untuk mencapai target elektabilitas 70%," tutur politikus Partai Golkar ini.
Ace mengatakan, ada berbagai alasan mengapa tren elektabilitas paslon 01 terus meningkat. Di antaranya, Ace mengklaim bahwa hasil debat kandidat baik yang pertama maupun kedua pihaknya unggul dalam menyampaikan visi dan misi. "Kami jauh lebih meyakinkan pemilih yang belum menentukan pilihannya," katanya.
Kedua, program-program Jokowi-Kiai Ma'ruf seperti Kartu Sembako, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, dan Kartu Pra-Kerja merupakan program yang lebih meyakinkan rakyat. "Ketiga, para pendukung kami baik kader partai dan para relawan terus bekerja di level grassroots," tuturnya.
Faktor keempat, kata Ace, kubu Prabowo-Sandi selalu melakukan langkah-langkah yang salah dan inkonsisten. Contohnya, Prabowo dan para pendukungnya menyerang pemerintahan Jokowi soal kepemilikan lahan yang dikuasai segilintar orang, tapi justru Prabowo lah bagian dari segelintir pihak yang menguasai sumber daya alam negeri ini.
Sekretaris TKN Hasto Kristianto, keunggulan pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf dalam sejumlah hasil survei, termasuk yang cukup baru dari Cyrus Network yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 55,2 persen selisih jauh dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 36 persen, dikarenakan pemilih sudah bisa menilai mana pasangan yang berkualitas dan mewakili rakyat. (Abdul Rochim/Inews.id)
Survei tersebut semakin memantapkan posisi Jokowi-KH Ma'ruf Amin karena sebelumnya sejumlah hasil survei nasional juga menempatkan keunggulan pasangan calon (paslon) nomor 01.
Menurut Roy Morgan, Jokowi mendapat dukungan 58% responden per Januari 2019, naik 5% dibandingkan Pilpres 2014. Sementara Prabowo mendapat dukungan 42%. Dukungan untuk Jokowi juga menaikkan elektabilitas PDI-Perjuangan (PDIP) hingga 40,5% responden untuk pemilihan legislatif, naik signifikan dibandingkan pemilu 2014.
Menurut Roy Morgan, Jokowi memiliki basis dukungan kuat di perdesaan, sementara Prabowo kompetitif di daerah perkotaan. Di perdesaan, dukungan untuk Jokowi sebesar 63,5%, sedangkan Prabowo 36,5%. Jokowi memimpin di sebagian besar wilayah Indonesia. Jika diperinci lagi, wilayah perkotaan lebih kompetitif. Prabowo mendapat dukung kuat di Jakarta dan sekitarnya serta Banten dan selatan Sumatera. Dukungan untuk Jokowi di provinsi asalnya Jawa Tengah, sangat kuat. Dia meraih hampir tiga perempat dukungan yaitu 74,5%, sedangkan Prabowo 25,5%.
Jokowi juga menikmati dukungan kuat di provinsi-provinsi utara Sumatra, yakni mendapat 74% dukungan dan Prabowo 26%. Di Pulau Sulawesi dukungan untuk Jokowi juga terbilang tinggi, yakni sebesar 62,5% dan Prabowo 37,5%. Sementara itu, dukungan untuk Prabowo terkonsentrasi di provinsi asalnya, Jawa Barat dan Jakarta. Di wilayah-wilayah itu Prabowo memimpin dengan mengantongi dukungan 57%, sementara Jokowi 43%. Di provinsi-provinsi selatan Sumatera, Prabowo juga unggul dengan 54,5 persen, sedangkan Jokowi 45,5%. Namun di Kalimantan, Jokowi kembali unggul tipis dengan pendukung 54% dan Prabowo 46%.
Kalangan perempuan juga memberikan dukungan untuk Jokowi. Analisis Roy Morgan berdasarkan gender menunjukkan, Jokowi mengantongi dukungan 61% dari responden perempuan, sementara Prabowo 39%. Kaum pria juga lebih menyukai Jokowi meski selisihnya lebih kecil, yakni 55% sedangkan Prabowo 45%.
CEO Roy Morgan Michele Levine mengatakan raihan dukungan untuk Jokowi ini tak lepas dari prestasinya di bidang ekonomi. "Performa perekonomian yang kuat dalam 5 tahun terakhir akan mengantarkan Jokowi pada periode berikutnya," kata Levine, dalam pernyataannya.
Polling dilakukan pada Januari 2019 melibatkan 1.039 responden berusia 17 tahun ke atas.
Sebelumnya sejumlah lembaga survei nasional juga mengunggulkan pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf. Alvara Research Center, misalnya, dalam hasil survei yang dilakukan pada 11-24 Desember 2018, elektabilitas Jokowi-KH Ma'ruf Amin sebesar 54,3%, unggul dari pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno yang berada di angka 35,1%. Artinya ada selisih sekitar 19% sementara responden yang belum menentukan pilihan sebesar 10,6%. Dibanding hasil survei dua bulan sebelumnya, kedua pasangan calon sama-sama mengalami peningkatan elektabilitas, namun jumlahnya tidak signifikan.
Pada survei Oktober 2018 lalu, pasangan Jokowi-KMA tinggal elektabilitasnya sebesar 54,1%. Artinya hanya ada peningkatan sebesar 0,2%. Begitu pula pasangan Prabowo-Sandi, pada survei Oktober lalu sebesar 33,5%. Terjadi peningkatan sebesar 1,2%. Sementara calon pemilih yang belum menentukan pilihannya turun dari 12,0% menjadi 10,6%. Dari dua survei tersebut, terjadi penurunan gap elektabilitas dari sebelumnya 20,2% menjadi 19,2%.
Begitu pula hasil survei Charta Politica yang dilakukan pada 22 Desember 2018 sampai 2 Januari 2019. Elektabilitas Jokowi-Kiai Ma'ruf sebesar 53,2% sementara Prabowo-Sandi sebesar 34,1%. Dan publik yang menjawab tidak tahu 12,7%. Sementara hasil survei yang dirilis Populi Center pada pekan pertama Februari lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1%, sementara Prabowo-Sandi 31,0%. Adapun yang tidak menjawab sebesar 14,9 %.
Survei Populi sebelumnya yang digelar bulan Desember 2018 menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 52% dan Prabowo-Sandi 30,7%. Artinya, tak ada perubahan signifikan elektabilitas kedua paslon pascadebat kandidat pertama pilpres 2019 yang digelar pada 17 Januari lalu. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf naik 2,1%, sementara Prabowo-Sandi 0,3%. Yang masih cukup fresh adalah hasil survei Cyrus Networkyang dilakukan pada 18 hingga 23 Januari 2019 dan baru dirilis pada Kamis (28/2) lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 55,2%, sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 36%.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Kiai Ma'ruf Ace Hasan Syadzily mengatakan, dengan melihat hasil Roy Morgan ini menunjukan bahwa tren elektabilitas pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf memang semakin meningkat. "Hasil ini memiliki kesamaan dengan lembaga-lembaga survei lainnya walaupun secara angka, survei Roy Morgan lebih tinggi. Dengan hasil ini tak membuat kami terlena. Kami harus terus bekerja keras untuk mencapai target elektabilitas 70%," tutur politikus Partai Golkar ini.
Ace mengatakan, ada berbagai alasan mengapa tren elektabilitas paslon 01 terus meningkat. Di antaranya, Ace mengklaim bahwa hasil debat kandidat baik yang pertama maupun kedua pihaknya unggul dalam menyampaikan visi dan misi. "Kami jauh lebih meyakinkan pemilih yang belum menentukan pilihannya," katanya.
Kedua, program-program Jokowi-Kiai Ma'ruf seperti Kartu Sembako, Kartu Indonesia Pintar Kuliah, dan Kartu Pra-Kerja merupakan program yang lebih meyakinkan rakyat. "Ketiga, para pendukung kami baik kader partai dan para relawan terus bekerja di level grassroots," tuturnya.
Faktor keempat, kata Ace, kubu Prabowo-Sandi selalu melakukan langkah-langkah yang salah dan inkonsisten. Contohnya, Prabowo dan para pendukungnya menyerang pemerintahan Jokowi soal kepemilikan lahan yang dikuasai segilintar orang, tapi justru Prabowo lah bagian dari segelintir pihak yang menguasai sumber daya alam negeri ini.
Sekretaris TKN Hasto Kristianto, keunggulan pasangan Jokowi-Kiai Ma'ruf dalam sejumlah hasil survei, termasuk yang cukup baru dari Cyrus Network yang menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 55,2 persen selisih jauh dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 36 persen, dikarenakan pemilih sudah bisa menilai mana pasangan yang berkualitas dan mewakili rakyat. (Abdul Rochim/Inews.id)
(nfl)