Tiga Tips Menjadi Sukarelawan Cerdas di Lokasi Bencana

Sabtu, 23 Februari 2019 - 13:14 WIB
Tiga Tips Menjadi Sukarelawan Cerdas di Lokasi Bencana
Tiga Tips Menjadi Sukarelawan Cerdas di Lokasi Bencana
A A A
LETAK geografis Indonesia yang berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) dan dikelilingi oleh lautan membuat negeri ini berpotensi terkena bencana alam. Saat bencana terjadi, pemerintah tentu membutuhkan bantuan dari segenap sukarelawan untuk membantu pemulihan para korban. Nah, berikut ini tips menjadi sukarelawan di lokasi bencana dari Thea Rahmani, Corporate Secretary Sekolah Relawan.

1. Pengetahuan Mengenai Kerelawanan dan Kebencanaan

Hal ini menjadi penting karena ketika sedang berada di lokasi bencana, semua orang akan sibuk melakukan banyak hal. Pengetahuan mengenai kerelawanan dan kebencanaan perlu dikuasai agar ketika berada di lokasi bencana, sukarelawan tidak memperburuk keadaan atau tidak merepotkan orang-orang di sekitarnya. Jadi, semangat dan nekat saja tidak cukup untuk dapat terjun ke lokasi kejadian.

2. Mengerti Fase-fase Bencana


Pelatihan diperlukan agar sukarelawan mengerti fase-fase yang dilalui oleh para korban bencana. Korban bencana terbagi ke dalam tiga fase. Fase pertama, yaitu emergency yang meliputi proses evakuasi sesaat setelah terjadi bencana. Dalam fase ini, sukarelawan yang diperlukan adalah yang paham urusan medis dan logistik.

Fase kedua, yaitu pengungsian. Fase ini memerlukan sukarelawan medis dan dapur umum. Relawan medis dalam fase ini diperlukan untuk mengecek kondisi kesehatan para pengungsi di posko pengungsian. Terakhir, yaitu fase recovery yang diperlukan untuk membangkitkan kembali semangat para korban bencana.

Walaupun masyarakat sudah bangkit, masih diperlukan pendampingan oleh relawan agar trauma pascakejadian bencana dapat diatasi. Selain itu, pendampingan perlu dilakukan bagi mereka yang mata pencahariannya hilang. Pendampingan tersebut perlu dilakukan sampai masyarakat kembali berdaya.

3. Kenali Potensi Diri


Kenali kemampuan kita untuk bisa berkontribusi berdasarkan tahapan atau fase bencana. Sukarelawan dengan latar belakang paramedik bisa membawa alat-alat medis. Potensi dan latar belakang merupakan modal seorang sukarelawan muda. Potensi mereka dapat diberikan kepada korban bencana alam, tidak hanya dengan jawaban "saya dapat membantu apa saja".
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7785 seconds (0.1#10.140)