Jokowi Dituntut Minta Maaf ke Rakyat, Ini Respons TKN Budiman Sudjatmiko
A
A
A
JAKARTA - Influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01, Jokowi-KH. Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko angkat suara terkait tuntutan Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno yang meminta Jokowi meminta maaf kepada publik karena dinilai salah mengutip data dalam debat.
Menurut Budiman, apa yang disampaikan Jokowi soal kebakaran dianggapnya sudah jelas. Menurutnya, kebakaran memang tidak ada. Sehingga kubu 02 seharusnya bisa membedakan antara kebakaran dengan titik api. Budiman menyebutkan titik api itu memang tradisi dari dulu, sudah ada di mana-mana. Contohnya orang bakar semak-semak.
"Tapi itu tidak menimbulkan penyebaran secara masif sehingga menimbulkan kalo bahasa sunda Kahuruan atau api yang menyebar. Anda kan tidak bisa menyatakan meyalakan lilin di rumah menjadi kebakran. Kan tidak bisa. Kebakaran tidak ada. Tapi titik api tetap ada," kata Budiman, Jumat (22/2/2019).
Politikus PDI Perjuangan itu mengeskan bahwa yang ingin disampaikan Jokowi dalam debat adalah saat ini kebakaran hutan sudah berkurang. Sehingga, saat ini masyarakat sudah tidak mengeluh soal transportasi udara di Pekanbaru terkena dampak asap termasuk protes dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura akibat asap kebakaran hutan yang sering terjadi.
"Luar negeri juga iya, para supir di Riau dan Jambi juga tidak kehalangan asap. Saya kira itu sangat benar," ujarnya. (Baca juga: Salah Data Saat Debat Capres, Fadli Zon Minta Jokowi Minta Maaf )
Adapun, kata Budiman, apa yang disampaikan Jokowi soal tidak ada korban konflik agraria saat itu konteksnya itu bukan konflik agraria, melainkan konteks pembangunan infrastruktur yang disebutnya pembebasan lahan tidak menimbulkan korban. (Baca juga: Jokowi Sebut Data-data yang Kerap Disampaikannya Bukan Karangan )
"Jadi begini kalo saya melihat tim BPN ini seperti kecewa kalo kayak jadi seporter bola itu kecewa strikernya tidak masukin gol, malah jadi bek. Dan marah-marah sama wasit. Jadi strikernya tidak jadi penyerang, malah jadi bek mundur bertahan bahkan malah ikut melakukan gol bunuh diri," pungkasnya.
Menurut Budiman, apa yang disampaikan Jokowi soal kebakaran dianggapnya sudah jelas. Menurutnya, kebakaran memang tidak ada. Sehingga kubu 02 seharusnya bisa membedakan antara kebakaran dengan titik api. Budiman menyebutkan titik api itu memang tradisi dari dulu, sudah ada di mana-mana. Contohnya orang bakar semak-semak.
"Tapi itu tidak menimbulkan penyebaran secara masif sehingga menimbulkan kalo bahasa sunda Kahuruan atau api yang menyebar. Anda kan tidak bisa menyatakan meyalakan lilin di rumah menjadi kebakran. Kan tidak bisa. Kebakaran tidak ada. Tapi titik api tetap ada," kata Budiman, Jumat (22/2/2019).
Politikus PDI Perjuangan itu mengeskan bahwa yang ingin disampaikan Jokowi dalam debat adalah saat ini kebakaran hutan sudah berkurang. Sehingga, saat ini masyarakat sudah tidak mengeluh soal transportasi udara di Pekanbaru terkena dampak asap termasuk protes dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura akibat asap kebakaran hutan yang sering terjadi.
"Luar negeri juga iya, para supir di Riau dan Jambi juga tidak kehalangan asap. Saya kira itu sangat benar," ujarnya. (Baca juga: Salah Data Saat Debat Capres, Fadli Zon Minta Jokowi Minta Maaf )
Adapun, kata Budiman, apa yang disampaikan Jokowi soal tidak ada korban konflik agraria saat itu konteksnya itu bukan konflik agraria, melainkan konteks pembangunan infrastruktur yang disebutnya pembebasan lahan tidak menimbulkan korban. (Baca juga: Jokowi Sebut Data-data yang Kerap Disampaikannya Bukan Karangan )
"Jadi begini kalo saya melihat tim BPN ini seperti kecewa kalo kayak jadi seporter bola itu kecewa strikernya tidak masukin gol, malah jadi bek. Dan marah-marah sama wasit. Jadi strikernya tidak jadi penyerang, malah jadi bek mundur bertahan bahkan malah ikut melakukan gol bunuh diri," pungkasnya.
(pur)