Prabowo-Sandi 'Gerilya' di Jateng, Tim Jokowi: Akan Sia-sia!
A
A
A
JAKARTA - Strategi kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno "bergerilya" mencari dukungan masyarakat Jawa Tengah dinilai akan sia-sia.
Masyarakat di daerah yang merupakan basis pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu dipercaya solid mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
"Jateng tetap solid dukung Jokowi. Prabowo-Sandi lupa bahwa syarat menyerang basis pertahanan lawan itu memerlukan soliditas di internal," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, Kamis 14 Februari 2019.
Menurut Hasto, upaya Prabowo-Sandi masuk ke Jawa Tengah, termasuk mendirikan kantor pemenangan adalah sebuah kegagalan."Langkah blunder karena telah melukai perasaan masyarakat Jawa Tengah yang lebih mengedepankan nilai-nilai hidup rukun serta gotong royong.
Hasto menegaskan, berkat kerja keras seluruh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin serta semua relawan-relawan, saat ini Jawa Barat menjadi "rumah kedua" setelah Jawa Tengah.
"Akibat koalisi Prabowo tidak solid, maka kolaborasi parpol Koalisi Indonesia Kerja dan relawan berhasil mengubah peta Jabar. Jabar saat ini menjadi rumah Jokowi-KH Marif Amin," ujar Hasto.
Pernyataan Hasto terkait pergeseran peta politik di Jawa Barat, diperkuat dari hasil survei IndoPolling serta dari beberapa lembaga survei kredibel lainnya.
Hasto mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin saat ini telah menyentuh angka 41,7 %, sedangkan Prabowo-Sandi turun menjadi 37,9%.
Hasil survei internal koalisi pendukung Jokowi bahkan menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat telah mencapai angka 52,4%.
Menurut dia, dukungan para tokoh Jawa Barat, antara lain Agum Gumelar, Ridwan Kamil, TB Hasanuddin, Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, dan tokoh-tokoh sentral seperti Solichin GP, telah mengubah drastis peta politik Jabar.
"KH Ma'ruf Amin juga berkontribusi besar terhadap menguatnya dukungan umat muslim. Posisi Pak Jokowi sebagai incumbent yang berprestasi juga menjadi faktor berubahnya peta politik tersebut," ujar Hasto.
Masyarakat di daerah yang merupakan basis pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu dipercaya solid mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
"Jateng tetap solid dukung Jokowi. Prabowo-Sandi lupa bahwa syarat menyerang basis pertahanan lawan itu memerlukan soliditas di internal," kata Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, Kamis 14 Februari 2019.
Menurut Hasto, upaya Prabowo-Sandi masuk ke Jawa Tengah, termasuk mendirikan kantor pemenangan adalah sebuah kegagalan."Langkah blunder karena telah melukai perasaan masyarakat Jawa Tengah yang lebih mengedepankan nilai-nilai hidup rukun serta gotong royong.
Hasto menegaskan, berkat kerja keras seluruh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin serta semua relawan-relawan, saat ini Jawa Barat menjadi "rumah kedua" setelah Jawa Tengah.
"Akibat koalisi Prabowo tidak solid, maka kolaborasi parpol Koalisi Indonesia Kerja dan relawan berhasil mengubah peta Jabar. Jabar saat ini menjadi rumah Jokowi-KH Marif Amin," ujar Hasto.
Pernyataan Hasto terkait pergeseran peta politik di Jawa Barat, diperkuat dari hasil survei IndoPolling serta dari beberapa lembaga survei kredibel lainnya.
Hasto mengatakan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin saat ini telah menyentuh angka 41,7 %, sedangkan Prabowo-Sandi turun menjadi 37,9%.
Hasil survei internal koalisi pendukung Jokowi bahkan menempatkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin di Jawa Barat telah mencapai angka 52,4%.
Menurut dia, dukungan para tokoh Jawa Barat, antara lain Agum Gumelar, Ridwan Kamil, TB Hasanuddin, Deddy Mizwar, Deddy Mulyadi, dan tokoh-tokoh sentral seperti Solichin GP, telah mengubah drastis peta politik Jabar.
"KH Ma'ruf Amin juga berkontribusi besar terhadap menguatnya dukungan umat muslim. Posisi Pak Jokowi sebagai incumbent yang berprestasi juga menjadi faktor berubahnya peta politik tersebut," ujar Hasto.
(dam)