Berebut Dukungan, Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Ibarat Bidadari
A
A
A
JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Ekskutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, pengaruh purnawirawan TNI-Polri dalam panggung politik dan kekuasaan di Indonesia sejak orde lama hingga sekarang masih cukup kuat.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari peran TNI-Polri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Karenanya, dalam setiap kontestasi elektoral, eks TNI-Polri ibarat bidadari cantik yang menjadi rebutan para kontestan," ujar Karyono saat dihubungi SINDOnews, di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Karyono mengungkapkan, secara psikologi politik dukungan dari para eks petinggi TNI-Polri cukup berpengaruh. Sebab dukungan dari kalangan mantan petinggi militer masih dipandang sebagai bagian dari legitimasi kekuasaan.
"Namun, demikian pengaruhnya terhadap tingkat elektabilitas kandidat akan tergantung pada seberapa besar para eks petinggi TNI-Polri tersebut menggalang dukungan baik di kalangan purnawirawan maupun di lingkungan masyarakat," ungkapnya.
(Baca juga: Wajar jika Kedua Paslon Berebut Dukungan Purnawirawan Jenderal)
Dengan kata lain, kata Karyono, besar atau kecil pengaruhnya akan ditentukan oleh pergerakan di lapangan. Artinya, jika dukungan tersebut hanya sebatas simbolis dan tidak ada pergerakan di lapangan, maka pengaruhnya kurang signifikan.
Meskipun dukungan tersebut tetap memiliki pengaruh secara psikologis. "Jadi jika targetnya menaikkan dukungan, maka para mantan petinggi TNI-Polri harus bergerak dan turun ke bawah untuk menggalang pemilih dari berbagai lapisan masyarakat," tuturnya.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari peran TNI-Polri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"Karenanya, dalam setiap kontestasi elektoral, eks TNI-Polri ibarat bidadari cantik yang menjadi rebutan para kontestan," ujar Karyono saat dihubungi SINDOnews, di Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Karyono mengungkapkan, secara psikologi politik dukungan dari para eks petinggi TNI-Polri cukup berpengaruh. Sebab dukungan dari kalangan mantan petinggi militer masih dipandang sebagai bagian dari legitimasi kekuasaan.
"Namun, demikian pengaruhnya terhadap tingkat elektabilitas kandidat akan tergantung pada seberapa besar para eks petinggi TNI-Polri tersebut menggalang dukungan baik di kalangan purnawirawan maupun di lingkungan masyarakat," ungkapnya.
(Baca juga: Wajar jika Kedua Paslon Berebut Dukungan Purnawirawan Jenderal)
Dengan kata lain, kata Karyono, besar atau kecil pengaruhnya akan ditentukan oleh pergerakan di lapangan. Artinya, jika dukungan tersebut hanya sebatas simbolis dan tidak ada pergerakan di lapangan, maka pengaruhnya kurang signifikan.
Meskipun dukungan tersebut tetap memiliki pengaruh secara psikologis. "Jadi jika targetnya menaikkan dukungan, maka para mantan petinggi TNI-Polri harus bergerak dan turun ke bawah untuk menggalang pemilih dari berbagai lapisan masyarakat," tuturnya.
(maf)