Yusril Ihza Mahendra Minta Kader PBB Waspadai Hoaks
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra meminta agar seluruh kader partainya mewaspadai hoaks. Perkembangan media sosial yang begitu masif menjadikan isu hoaks dan fitnah bermunculan di media massa.
"PBB telah menjadi islam moderat. Jadi partai kami melandaskan islam di tengah, tidak ke kiri dan tidak ke kanan,” kata Yusril saat menggelar konsolidasi dengan caleg dan relawan PBB di Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/2/2019).
Yusril mengingatkan agar sejumlah kader tidak termakan hoaks. Perkembangan media sosial yang begitu masif menjadikan isu hoaks dan fitnah bermunculan di media massa. Kondisi ini mengancam persatuan dan kesatuan negara.
Yusril mengaku pernah menjadi korban hoaks, saat diisukan akan masuk penjara seumur hidup oleh Kejaksaan Agung. Padahal kasus itu sudah berlarut dan di selesaikan di tahun 2008 lalu, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Yusril meminta, seluruh kader dan caleg PBB dan para relawan untuk turun ke jalan melakukan sosialisasi dengan masyarakat, kampanye, serta obrolan di warung kopi dinilainya jauh lebih baik dibandingkan duduk di ruang tua dan membaca grup grup WhatsApp.
“Kalau turun langsung kita bisa mengetahui masalah warga dan masyarakat,” ujarnya. Gelaran pemilu yang menyisahkan dua bulan lagi, lanjut Yusril, tak bisa dibuat santai.
Menurutnya dengan waktu kian sempit sudah saatnya kader dan relawan PBB bergerak dan memperkenalkan diri. Dia yakin, cara itu akan membuat PBB jauh lebih dan mendapatkan hati masyarakat di Pemilu 2019.
Dalam kesempatan itu, Yusril juga melakukan potong tumpeng sebagai ucapan syukur tanda jadi ulang tahunnya ke 63. “Jadikan ini momentum untuk PBB lebih baik,” ucapnya.
"PBB telah menjadi islam moderat. Jadi partai kami melandaskan islam di tengah, tidak ke kiri dan tidak ke kanan,” kata Yusril saat menggelar konsolidasi dengan caleg dan relawan PBB di Koja, Jakarta Utara, Minggu (5/2/2019).
Yusril mengingatkan agar sejumlah kader tidak termakan hoaks. Perkembangan media sosial yang begitu masif menjadikan isu hoaks dan fitnah bermunculan di media massa. Kondisi ini mengancam persatuan dan kesatuan negara.
Yusril mengaku pernah menjadi korban hoaks, saat diisukan akan masuk penjara seumur hidup oleh Kejaksaan Agung. Padahal kasus itu sudah berlarut dan di selesaikan di tahun 2008 lalu, saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Yusril meminta, seluruh kader dan caleg PBB dan para relawan untuk turun ke jalan melakukan sosialisasi dengan masyarakat, kampanye, serta obrolan di warung kopi dinilainya jauh lebih baik dibandingkan duduk di ruang tua dan membaca grup grup WhatsApp.
“Kalau turun langsung kita bisa mengetahui masalah warga dan masyarakat,” ujarnya. Gelaran pemilu yang menyisahkan dua bulan lagi, lanjut Yusril, tak bisa dibuat santai.
Menurutnya dengan waktu kian sempit sudah saatnya kader dan relawan PBB bergerak dan memperkenalkan diri. Dia yakin, cara itu akan membuat PBB jauh lebih dan mendapatkan hati masyarakat di Pemilu 2019.
Dalam kesempatan itu, Yusril juga melakukan potong tumpeng sebagai ucapan syukur tanda jadi ulang tahunnya ke 63. “Jadikan ini momentum untuk PBB lebih baik,” ucapnya.
(whb)