Presiden Tekankan Netralitas TNI-Polri di Pemilu 2019
A
A
A
JAKARTA - Netralitas TNI-Polri di Pemilu 2019 menjadi hal yang tak bisa ditawar. Hal ini ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan arahan kepada peserta Rapat Pimpinan (Rapim) TNI/Polri 2019 di Istana Merdeka kemarin.
Jokowi mengatakan ada hal lain yang lebih besar dari sekadar politik praktis bagi TNI/Polri. “Hari ini (kemarin) Rapim TNI-Polri, saya sampaikan beberapa hal. Pertama mengenai netralitas TNI/Polri dalam pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden(pilpres). Politik TNI/Polri adalah politik negara,” kata Jokowi.
Menurut dia, netralitas perlu dijaga agar penyelenggaraan pemilu berlangsung demokratis. Dia juga meminta sinergitas TNI-Polri terus diperkuat agar pemilu berlangsung aman dan damai. “Netralitas itu perlu dijaga. Yang terpenting adalah lancarnya pemilu, kondisivitas situasi dan damai. Ini yang sangat diperlukan. Dan itu akan terjadi apabila TNI-Polri solid dan sinergi bersama menjaga ketertiban dan keamanan,” tegasnya.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini menyebut pengarahan rapim kali ini dilakukan pertama kali di Istana. “Ini mungkin rapim pertama yang diadakan di Istana. Tapi memang saya ingin rapim ini sekali-sekali dilakukan di sini. Kan tidak ada salahnya,” ungkapnya.
Selain dihadiri Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, rapim juga dihadiri Jenderal TNI (Purn) yang juga mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, dan Marsekal TNI Djoko Suyanto. Hadir pula Jenderal (Purn) Bambang Handorso Danuri, Jenderal (Purn) Timur Pradopo, Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar, dan Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, rapim kali ini diikuti 368 perwira tinggi TNI-Polri. Jumlah tersebut terdiri atas 198 perwira tinggi TNI dan 170 perwira tinggi Polri. “Tema rapim kali ini adalah dilandasi profesionalitas, soliditas, dan netralitas TNI- Polri bersinergi. Mengamankan Pemilu 2019 dan pembangunan nasional dalam rangka menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya.
Hadi mengatakan, kunci keberhasilan keamanan adalah soliditas dan sinergitas TNI-Polri. Itu sudah terbukti saat mengamankan sejumlah kegiatan pada tahun ini. “Kunci keberhasilan itu adalah soliditas dan sinergitas. Saya dan Kapolri sangat bangga dengan kalian semua telah menunjukkan soliditas dan sinergitas di lapangan,” kata Hadi.
Dia mengungkapkan, kinerja yang dilakukan TNI-Polri telah memberikan kepercayaan yang tinggi kepada seluruh rakyat Indonesia. Kepercayaan pertama, kata Hadi, adalah mampu mengamankan kegiatan mudik dan balik pada Lebaran 2018. Selanjutnya melakukan pengamanan pilkada serentak di 171 daerah. “Semuanya berjalan aman dan lancar,” kata Hadi.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan, institusi Polri menjadi tumpuan masyarakat untuk menjadi motor untuk menciptakan pemilu yang sehat, kompetitif, dan aman. Tito berharap semua pihak, baik TNI-Polri maupun penyelenggara pemilu, bergerak kompak.
“Strategi kita yang paling utama adalah semua unsur terkait dalam pelaksanaan ini (pengamanan Pemilu 2019) harus bersinergi, baik KPU, Bawaslu, kontestan, partai pendukung, massa pendukung, Polri-TNI, pemerintah daerah, media, tokoh masyarakat ini harus kompak,” tutur mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Tito juga meminta jajaran Polri mengedepankan langkah-langkah proaktif dan preventif dalam pelaksanaan Pemilu 2019. “Netralitas dan kemudian bila terjadi peristiwa (kerusuhan) lakukan tindakan secara proporsional, tidak berlebihan yang justru kontraproduktif,” ujarnya. (Dita Angga)
Jokowi mengatakan ada hal lain yang lebih besar dari sekadar politik praktis bagi TNI/Polri. “Hari ini (kemarin) Rapim TNI-Polri, saya sampaikan beberapa hal. Pertama mengenai netralitas TNI/Polri dalam pemilu legislatif (pileg) dan pemilu presiden(pilpres). Politik TNI/Polri adalah politik negara,” kata Jokowi.
Menurut dia, netralitas perlu dijaga agar penyelenggaraan pemilu berlangsung demokratis. Dia juga meminta sinergitas TNI-Polri terus diperkuat agar pemilu berlangsung aman dan damai. “Netralitas itu perlu dijaga. Yang terpenting adalah lancarnya pemilu, kondisivitas situasi dan damai. Ini yang sangat diperlukan. Dan itu akan terjadi apabila TNI-Polri solid dan sinergi bersama menjaga ketertiban dan keamanan,” tegasnya.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini menyebut pengarahan rapim kali ini dilakukan pertama kali di Istana. “Ini mungkin rapim pertama yang diadakan di Istana. Tapi memang saya ingin rapim ini sekali-sekali dilakukan di sini. Kan tidak ada salahnya,” ungkapnya.
Selain dihadiri Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, rapim juga dihadiri Jenderal TNI (Purn) yang juga mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Jenderal TNI (Purn) Wiranto, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, dan Marsekal TNI Djoko Suyanto. Hadir pula Jenderal (Purn) Bambang Handorso Danuri, Jenderal (Purn) Timur Pradopo, Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar, dan Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, rapim kali ini diikuti 368 perwira tinggi TNI-Polri. Jumlah tersebut terdiri atas 198 perwira tinggi TNI dan 170 perwira tinggi Polri. “Tema rapim kali ini adalah dilandasi profesionalitas, soliditas, dan netralitas TNI- Polri bersinergi. Mengamankan Pemilu 2019 dan pembangunan nasional dalam rangka menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya.
Hadi mengatakan, kunci keberhasilan keamanan adalah soliditas dan sinergitas TNI-Polri. Itu sudah terbukti saat mengamankan sejumlah kegiatan pada tahun ini. “Kunci keberhasilan itu adalah soliditas dan sinergitas. Saya dan Kapolri sangat bangga dengan kalian semua telah menunjukkan soliditas dan sinergitas di lapangan,” kata Hadi.
Dia mengungkapkan, kinerja yang dilakukan TNI-Polri telah memberikan kepercayaan yang tinggi kepada seluruh rakyat Indonesia. Kepercayaan pertama, kata Hadi, adalah mampu mengamankan kegiatan mudik dan balik pada Lebaran 2018. Selanjutnya melakukan pengamanan pilkada serentak di 171 daerah. “Semuanya berjalan aman dan lancar,” kata Hadi.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengungkapkan, institusi Polri menjadi tumpuan masyarakat untuk menjadi motor untuk menciptakan pemilu yang sehat, kompetitif, dan aman. Tito berharap semua pihak, baik TNI-Polri maupun penyelenggara pemilu, bergerak kompak.
“Strategi kita yang paling utama adalah semua unsur terkait dalam pelaksanaan ini (pengamanan Pemilu 2019) harus bersinergi, baik KPU, Bawaslu, kontestan, partai pendukung, massa pendukung, Polri-TNI, pemerintah daerah, media, tokoh masyarakat ini harus kompak,” tutur mantan Kapolda Metro Jaya ini.
Tito juga meminta jajaran Polri mengedepankan langkah-langkah proaktif dan preventif dalam pelaksanaan Pemilu 2019. “Netralitas dan kemudian bila terjadi peristiwa (kerusuhan) lakukan tindakan secara proporsional, tidak berlebihan yang justru kontraproduktif,” ujarnya. (Dita Angga)
(nfl)