Kebijakan Prabowo-Sandi Diyakini Ramah dengan Pelaku Usaha
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diyakini bakal menghadirkan kebijakan ekonomi yang bersahabat untuk para pelaku usaha jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden RI periode 2019-2024 nanti. Sebab, pajak yang berkeadilan dipastikan akan diberlakukan mereka.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera, dalam diskusi Bertajuk 'Menilik Politik Pajak Rendah dan Berkeadilan' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2018).
"Kebijakan Prabowo-Sandi perekonomian itu sangat friendly to business, bukan hanya menurunkan pajak badan usaha, tetapi lebih dari itu tadi. Prabowo-sandi ingin ramah kepada pelaku usaha, pada saat yang sama pengeluarannya yang berkualitas, dan adil makmurnya terjaga dengan baik," ujar Mardani.
Dia melanjutkan, Prabowo-Sandi akan menerapkan pajak yang rendah dan berkeadilan bagi pelaku usaha kecil dan menengah agar ekonomi di kalangan masyarakat menengah terus berjalan.
"Kalau pajak rendah, bunga Bank makin rendah, jadi uang ada di sektor riil. Regulasi pajak rendah dan berkeadilan segera memperbaiki pengeluaran yang berkualitas, mana-mana rencana yang punya pengaruh tinggi akan dikelola. Pajak buku dihapuskan, keuntungan dibuat tetap," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sementara Peneliti Ekonomi Universitas YARSI, Anis Byarwati menuturkan, bahwa Bapak Ekonomi Islam, Ibnu Khaldun pada masanya juga menekankan pajak yang rendah dalam karya-karyanya agar aktivitas ekonomi dalam masyarakat bisa berjalan lancar.
"Jadi Ibnu Khaldun itu menekankan pajak yang rendah agar masyarakat bisa melakukan aktifitas ekonomi, dan bersemangat melakukan aktifitas ekonomi, dan masyarakat jadi produktif. Karena pajak yang tinggi menyebabkan lesunya kegiatan ekonomi di masyarakat," ungkap Anis.
Maka itu, jalannya roda perekonomian di tengah masyarakat khususnya menengah diyakini akan terus berjalan jika Prabowo-Sandi melakukan hal demikian seperti pemikiran Ibnu Khaldun.
"Dengan pajak yang rendah, maka pendapatan justru akan meningkat, karena rakyat yang produktif itu akan menjadi sumber pendapatan bagi negara," pungkasnya.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera, dalam diskusi Bertajuk 'Menilik Politik Pajak Rendah dan Berkeadilan' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2018).
"Kebijakan Prabowo-Sandi perekonomian itu sangat friendly to business, bukan hanya menurunkan pajak badan usaha, tetapi lebih dari itu tadi. Prabowo-sandi ingin ramah kepada pelaku usaha, pada saat yang sama pengeluarannya yang berkualitas, dan adil makmurnya terjaga dengan baik," ujar Mardani.
Dia melanjutkan, Prabowo-Sandi akan menerapkan pajak yang rendah dan berkeadilan bagi pelaku usaha kecil dan menengah agar ekonomi di kalangan masyarakat menengah terus berjalan.
"Kalau pajak rendah, bunga Bank makin rendah, jadi uang ada di sektor riil. Regulasi pajak rendah dan berkeadilan segera memperbaiki pengeluaran yang berkualitas, mana-mana rencana yang punya pengaruh tinggi akan dikelola. Pajak buku dihapuskan, keuntungan dibuat tetap," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sementara Peneliti Ekonomi Universitas YARSI, Anis Byarwati menuturkan, bahwa Bapak Ekonomi Islam, Ibnu Khaldun pada masanya juga menekankan pajak yang rendah dalam karya-karyanya agar aktivitas ekonomi dalam masyarakat bisa berjalan lancar.
"Jadi Ibnu Khaldun itu menekankan pajak yang rendah agar masyarakat bisa melakukan aktifitas ekonomi, dan bersemangat melakukan aktifitas ekonomi, dan masyarakat jadi produktif. Karena pajak yang tinggi menyebabkan lesunya kegiatan ekonomi di masyarakat," ungkap Anis.
Maka itu, jalannya roda perekonomian di tengah masyarakat khususnya menengah diyakini akan terus berjalan jika Prabowo-Sandi melakukan hal demikian seperti pemikiran Ibnu Khaldun.
"Dengan pajak yang rendah, maka pendapatan justru akan meningkat, karena rakyat yang produktif itu akan menjadi sumber pendapatan bagi negara," pungkasnya.
(maf)