Survei indEX Research, PDIP-Gerindra Nikmati Kenaikan Elektabilitas

Sabtu, 12 Januari 2019 - 17:31 WIB
Survei indEX Research,...
Survei indEX Research, PDIP-Gerindra Nikmati Kenaikan Elektabilitas
A A A
JAKARTA - Dinamika partai politik (parpol) selama tiga bulan masa kampanye sangat bervariasi, dimana sejumlah parpol mengalami kenaikan elektabilitas, terkerek oleh coattail effect maupun manuver yang dilancarkan elite-elite parpol. Sebagian lagi mengalami penurunan elektabilitas ataupun cenderung stabil.

Di antara lima besar parpol, PDIP dan Gerindra paling banyak mengalami kenaikan elektabilitas. Hal ini didapati dari hasil survei lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan elektabilitas PDIP meningkat dari 23,1% pada survei periode November 2018 menjadi 25,7%. Sedangkan Gerindra naik dari 12,3% menjadi 14,7%.

“Kenaikan elektabilitas PDIP dan Gerindra tidak mengherankan, mengingat kedua parpol adalah pengusung utama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres),” ujar Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran persnya, Sabtu (12/1/2019).

Sementara, PKB relatif stabil pada kisaran 7,3-7,5%. Terkait erat dengan basis Nahdlatul Ulama (NU), kehadiran sosok Cawapres Kiai Ma’ruf Amin dinilai masih belum berdampak signifikan mengerek elektabilitas capres pasangannya, Jokowi itu.

“Mesin kampanye PKB dan Kiai Ma’ruf tampak belum sinkron,” lanjut Vivin.

Sebaliknya, Golkar mengalami penurunan paling dalam dari sebelumnya 12,8% menjadi tinggal 9,8%. Penurunan juga dialami Demokrat, melemah dari 5,4% menjadi 4,6%.

“Tidak terwakilinya Golkar dan Demokrat dalam pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menjadikan semangat caleg-caleg di basis suara turut merosot,” jelas Vivin.

Menurut Vivin, pemilu yang kali ini berjalan serentak lebih banyak didominasi wacana pertarungan pilpres. “Di antara strategi yang dilakukan, Golkar merekrut Tuan Guru Bajang (TGB) yang sempat digadang-gadang sebagai capres, sedangkan manuver Andi Arief dapat dibaca kaitannya dengan menjaga elektabilitas Demokrat,” papar Vivin.

Pada papan menengah ke bawah, sebagian besar parpol cenderung stabil elektabilitasnya. Yang paling mengalami kenaikan adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Berkarya.

“PSI naik dari 1,2% persen menjadi 2,3 persen, sedangkan Berkarya dari sebelumnya hanya 0,1 persen menjadi 0,8 persen,” terang Vivin.

Menurut Vivin, baik PSI maupun Berkarya mengandalkan strategi melontarkan isu-isu kontroversial untuk mendapatkan efek elektoral. “PSI memanfaatkan isu-isu sensitif seperti Perda Syariah, poligami, hingga ucapan selamat Natal, sedangkan Berkarya menjual Soeharto sebagai Bapak Pembangunan pada era Orde Baru,” pungkasnya.

Survei indEX Research dilakukan pada 15-24 Desember 2018, dengan jumlah responden 1.200 orang. Metode survei adalah multistage random sampling dengan margin of error ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2938 seconds (0.1#10.140)