Pengamat: Pemilih Kita Makin Rasional
A
A
A
JAKARTA - Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengaku tidak khawatir dengan perilaku pemilih di Indonesia. Menurutnya, meski kampanye pemilu 2019 masih diwarnai politik identitas dan kampanye hitam, namun masyarakat masih cenderung menggunakan akal sehatnya dalam memilih.
"Pertama, pemilih kita makin rasional. Buktinya, isu politik identitas, kampanye hitam dan hoaks tak laku," kata Adi saat dihubungi Sindonews, Rabu (9/1/2019).
Menurut Adi, kecenderungan pemilih kita masih rasional setidaknya itu tercermin dari elektabilitas Capres petahana Jokowi yang trennya semakin naik. Padahal, kata Adi, Capres nomor urut 01 itu dibombardir dengan isu-isu yang dianggap laku di abad pertengahan tersebut.
"Begitupun dengan elektabilitas prabowo yang stagnan menandakan hoaks, kampanye hitam, dan isu sara hanya menyasar ruang kosong," ujarnya.
Adi menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang dirilis Litbang Kompas pada 8 Januari 2019 kemarin menunjukkan Kecenderungan minat model dan narasi kampanye mengarah pada model yang elegan dan subtantif.
Menurutnya, pemaparan visi misi, program, dan prestasi lebih diminati daripada debat kusir tentang tafsir isu-isu sensitif agama. Itu artinya, pemilih kian melihat personifikasi kandidat secara rasional bukan berdasar emosional.
"Kandidat yang doyan memproduksi isu hoaks fitnah dan sara bersiap diri menggali kuburannya sendiri karena rakyat makin kritis menelan segala informasi terkait pemilu," tandasnya.
"Pertama, pemilih kita makin rasional. Buktinya, isu politik identitas, kampanye hitam dan hoaks tak laku," kata Adi saat dihubungi Sindonews, Rabu (9/1/2019).
Menurut Adi, kecenderungan pemilih kita masih rasional setidaknya itu tercermin dari elektabilitas Capres petahana Jokowi yang trennya semakin naik. Padahal, kata Adi, Capres nomor urut 01 itu dibombardir dengan isu-isu yang dianggap laku di abad pertengahan tersebut.
"Begitupun dengan elektabilitas prabowo yang stagnan menandakan hoaks, kampanye hitam, dan isu sara hanya menyasar ruang kosong," ujarnya.
Adi menjelaskan, berdasarkan hasil survei yang dirilis Litbang Kompas pada 8 Januari 2019 kemarin menunjukkan Kecenderungan minat model dan narasi kampanye mengarah pada model yang elegan dan subtantif.
Menurutnya, pemaparan visi misi, program, dan prestasi lebih diminati daripada debat kusir tentang tafsir isu-isu sensitif agama. Itu artinya, pemilih kian melihat personifikasi kandidat secara rasional bukan berdasar emosional.
"Kandidat yang doyan memproduksi isu hoaks fitnah dan sara bersiap diri menggali kuburannya sendiri karena rakyat makin kritis menelan segala informasi terkait pemilu," tandasnya.
(pur)