Jubir TKN Heran Baru Bicara Foto Masak Sudah Ada Kertas Suara
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Arya Sinulingga tertawa mendengar berita hoaks 7 kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Menurut Arya, saat berita itu gempar di masyarakat, TKN baru rapat menentukan gambar yang pas untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf yang akan dimuat dalam kertas surat suara.
"Kita baru bicarakan fotonya masa sudah keluar kertas suaranya di Tanjung Priok 7 kontainer. Dari mana logikanya bos? gambarnya aja belum final, ya enggak bisa dicetak. Gambar apa yang di sana? gambar monyet? atau gambar siapa," ujar Arya di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Politikus Partai Perindo itu juga semakin tidak mengerti dengan penyebaran hoaks surat suara. Terlebih sempat ada rekaman yang dikirim ke kubu pasangan calon nomor urut 02. Arya menganggap, munculnya berita hoaks surat suara untuk mendeligitimasi penyelenggara pemilu.
Sehingga, jika keluar hasil pemilu keluar anggapan bahwa sejak awal telah terjadi kecurangan.
Menurut Arya, sebelum informasi hoaks ini juga sempat dipersolkan penggunaan kardus surat suara yang ternyata di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah diberlakukan.
"Masalah DPT lah banyak siluman, namanya jumlah orang di Indonesia bertambah, berapa juta per tahun. DPT pasti bertambah, jumlah DPTnya yang dulu tahun 2014 masih usia di bawah 17 tahun dan tiap tahun ada perubahan DPT," tandasnya.
Menurut Arya, saat berita itu gempar di masyarakat, TKN baru rapat menentukan gambar yang pas untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf yang akan dimuat dalam kertas surat suara.
"Kita baru bicarakan fotonya masa sudah keluar kertas suaranya di Tanjung Priok 7 kontainer. Dari mana logikanya bos? gambarnya aja belum final, ya enggak bisa dicetak. Gambar apa yang di sana? gambar monyet? atau gambar siapa," ujar Arya di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Politikus Partai Perindo itu juga semakin tidak mengerti dengan penyebaran hoaks surat suara. Terlebih sempat ada rekaman yang dikirim ke kubu pasangan calon nomor urut 02. Arya menganggap, munculnya berita hoaks surat suara untuk mendeligitimasi penyelenggara pemilu.
Sehingga, jika keluar hasil pemilu keluar anggapan bahwa sejak awal telah terjadi kecurangan.
Menurut Arya, sebelum informasi hoaks ini juga sempat dipersolkan penggunaan kardus surat suara yang ternyata di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah diberlakukan.
"Masalah DPT lah banyak siluman, namanya jumlah orang di Indonesia bertambah, berapa juta per tahun. DPT pasti bertambah, jumlah DPTnya yang dulu tahun 2014 masih usia di bawah 17 tahun dan tiap tahun ada perubahan DPT," tandasnya.
(maf)