Gelar Nobar, BMP Berharap Masyarakat Tiru Kepribadian Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Bunda Merah Putih (BMP), organisasi relawan Joko Widodo (Jokowi), menggelar acara nonton bareng (nobar) Film Jokowi di Kamp. Bendungan RT03/12, Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten,
Ketua Umum BMP, Angela Brigita mengatakan, pelaksanaan acara nobar ini di antaranya merupakan apresiasi kepada dunia perfilman nasional, Sabtu 29 Desember 2018, malam.
Apalagi menurut Angela, Presiden Jokowi sendiri sudah berkali-kali menyatakan tekadnya mendukung perfilman nasional.
"Selain itu tentu sosialisasi Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Kami menyampaikan sederet keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan Pak Jokowi bersama Jusuf Kalla (Wapres). Semua warga yang hadir terlihat semangat dan antusias karena mereka mengaku juga banyak merasakan pembangunan hasil kerja Pak Jokowi," terangnya.
Kesempatan tersebut juga dilakukan BMP dengan memberikan puluhan hadiah menarik secara gratis melalui kuis dan doorprize. Selain itu, acara tersebut dimeriahkan hiburan orkes dangdut.
Gita sapaan Brigita menjelaskan, pihaknya mempunyai tekad serupa dengan Presiden Jokowi. Apalagi, film tersebut mengandung atau sarat makna dengan kehidupan sehari-hari. "Dengan menonton film ini diharapkan pengamalan dan pengetahuan kita tentang kinerja dan etos kerja Pak Jokowi menjadi terbuka, dapat ditiru dan kukuh," ungkapnya.
"Pak Jokowi menjadi sosok yang besar bukan hanya di mata orang-orang di sekitarnya namun juga rendah hati dan selalu menolong sesamanya. Kemiskinan yang dulu dekat padanya justru mengajarkan pada Jokowi, dan untuk kita semua, bahwa sesuatu yang terbaik selalu ada bagi mereka yang berani berjuang. Ini patut kita tiru," tambahnya.
Terlebih, hal tersebut dinilai mampu mengenalkan visi-visi, program atau citra diri Jokowi-KH Ma'ruf kepada pemilih. Sebab menurutnya, masa kampanye seharusnya menjadi ajang pendidikan politik kepada pemilih.
"Dengan demikian, diharapkan tingkat partisipasi pemilih dalam pemungutan suara dapat meningkat," ucapnya.
Selain itu, timnya juga diminta memanfaatkan masa kampanye dengan damai dan tertib, menghindari politisasi suku, agama dan ras, serta saling menghujat. "Kita terus melakukan pendekatan khusus yang lebih efektif untuk menyasar pemilih," pungkasnya.
Sebagai gambaran, film garapan Azhar Kinoi Lubis ini bercerita tentang seorang anak tukang kayu bernama Joko Widodo, yang tinggal dan hidup di rumah kecil pinggiran sungai. Masa kanak-kanak yang jauh dari istilah berkecukupan telah dilaluinya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat anak kampung pemburu telor bebek ini untuk meneruskan sekolahnya ke pendidikan yang lebih tinggi.
Kecintaannya pada Musik Rock yang tetap bertahan hingga saat ia menjadi pemimpin besar itu, seolah mampu memotivasi semangat hidupnya.
Kisah cinta dengan Iriana, seorang gadis sederhana, teman sekolah adiknya menjadi pendorong semangat sang pemimpin masa depan ini untuk menghadapi berbagai tantangan. Sepeninggal Pak Notomiharjo, orang tua, guru sekaligus sahabatnya, Jokowi seperti tak mau tenggelam dalam kedukaan. Usahanya untuk membuktikan semua pelajaran dari sang ayah, makin keras ia lakukan.
Dan waktu mengantarkan anak bantaran kali ini, menjadi sosok yang bukan hanya besar dimata orang-orang disekitarnya namun juga rendah hati dan selalu memanusiakan sesamanya. Dari pinggiran sungai di desa kecil bernama Srambatan, Joko telah mampu tampil menjadi pemimpin kota yang menulis lembar sejarah baru.
Ketua Umum BMP, Angela Brigita mengatakan, pelaksanaan acara nobar ini di antaranya merupakan apresiasi kepada dunia perfilman nasional, Sabtu 29 Desember 2018, malam.
Apalagi menurut Angela, Presiden Jokowi sendiri sudah berkali-kali menyatakan tekadnya mendukung perfilman nasional.
"Selain itu tentu sosialisasi Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Kami menyampaikan sederet keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan Pak Jokowi bersama Jusuf Kalla (Wapres). Semua warga yang hadir terlihat semangat dan antusias karena mereka mengaku juga banyak merasakan pembangunan hasil kerja Pak Jokowi," terangnya.
Kesempatan tersebut juga dilakukan BMP dengan memberikan puluhan hadiah menarik secara gratis melalui kuis dan doorprize. Selain itu, acara tersebut dimeriahkan hiburan orkes dangdut.
Gita sapaan Brigita menjelaskan, pihaknya mempunyai tekad serupa dengan Presiden Jokowi. Apalagi, film tersebut mengandung atau sarat makna dengan kehidupan sehari-hari. "Dengan menonton film ini diharapkan pengamalan dan pengetahuan kita tentang kinerja dan etos kerja Pak Jokowi menjadi terbuka, dapat ditiru dan kukuh," ungkapnya.
"Pak Jokowi menjadi sosok yang besar bukan hanya di mata orang-orang di sekitarnya namun juga rendah hati dan selalu menolong sesamanya. Kemiskinan yang dulu dekat padanya justru mengajarkan pada Jokowi, dan untuk kita semua, bahwa sesuatu yang terbaik selalu ada bagi mereka yang berani berjuang. Ini patut kita tiru," tambahnya.
Terlebih, hal tersebut dinilai mampu mengenalkan visi-visi, program atau citra diri Jokowi-KH Ma'ruf kepada pemilih. Sebab menurutnya, masa kampanye seharusnya menjadi ajang pendidikan politik kepada pemilih.
"Dengan demikian, diharapkan tingkat partisipasi pemilih dalam pemungutan suara dapat meningkat," ucapnya.
Selain itu, timnya juga diminta memanfaatkan masa kampanye dengan damai dan tertib, menghindari politisasi suku, agama dan ras, serta saling menghujat. "Kita terus melakukan pendekatan khusus yang lebih efektif untuk menyasar pemilih," pungkasnya.
Sebagai gambaran, film garapan Azhar Kinoi Lubis ini bercerita tentang seorang anak tukang kayu bernama Joko Widodo, yang tinggal dan hidup di rumah kecil pinggiran sungai. Masa kanak-kanak yang jauh dari istilah berkecukupan telah dilaluinya. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat anak kampung pemburu telor bebek ini untuk meneruskan sekolahnya ke pendidikan yang lebih tinggi.
Kecintaannya pada Musik Rock yang tetap bertahan hingga saat ia menjadi pemimpin besar itu, seolah mampu memotivasi semangat hidupnya.
Kisah cinta dengan Iriana, seorang gadis sederhana, teman sekolah adiknya menjadi pendorong semangat sang pemimpin masa depan ini untuk menghadapi berbagai tantangan. Sepeninggal Pak Notomiharjo, orang tua, guru sekaligus sahabatnya, Jokowi seperti tak mau tenggelam dalam kedukaan. Usahanya untuk membuktikan semua pelajaran dari sang ayah, makin keras ia lakukan.
Dan waktu mengantarkan anak bantaran kali ini, menjadi sosok yang bukan hanya besar dimata orang-orang disekitarnya namun juga rendah hati dan selalu memanusiakan sesamanya. Dari pinggiran sungai di desa kecil bernama Srambatan, Joko telah mampu tampil menjadi pemimpin kota yang menulis lembar sejarah baru.
(maf)