Merayakan Natal di Tengah Keprihatinan

Rabu, 26 Desember 2018 - 07:04 WIB
Merayakan Natal di Tengah...
Merayakan Natal di Tengah Keprihatinan
A A A
Perayaan Natal 2018 oleh umat Kristiani berlangsung dengan aman, damai, dan khidmat. Ribuan umat Kristen menghadiri misa perayaan Hari Natal yang digelar di gereja-gereja di berbagai kota di Tanah Air pada Senin (24/12) malam.

Perayaan Natal antara lain berlangsung di Gereja Katedral di Jakarta Pusat. Tema Natal adalah "Yesus Kristus Hikmat bagi Kita". Melalui momentum tersebut, Gereja Katedral mengajak umat Katolik untuk mendoakan para korban bencana alam di Indonesia.

Perayaan Natal tahun ini memang berlangsung dalam suasana keprihatinan. Dalam beberapa bulan terakhir terjadi rentetan bencana alam yang merenggut ratusan, bahkan ribuan nyawa manusia.

Belum lama setelah gempa dan tsunami meluluhlantakkan Lombok, NTB, disusul bencana serupa di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, akhir pekan ini kita kembali dikejutkan oleh bencana tsunami yang menerjang pesisir Selat Sunda.

Daerah terdampak adalah Kabupaten Pandeglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan dan Tanggamus di Lampung. Hingga kemarin korban tewas pada musibah tsunami yang dipicu aktivitas Gunung Anak Krakatau ini dilaporkan sudah mencapai 429 jiwa dan ribuan orang menderita luka.

Puluhan ribu warga masih mengungsi karena tempat tinggal hancur atau sekadar mencari tempat aman demi menghindari tsunami susulan yang masih berpotensi datang. Proses pencarian terhadap korban terus dilakukan karena banyak warga yang dilaporkan masih hilang. Beberapa daerah terdampak diperkirakan belum terjangkau sehingga memerlukan bantuan dan penanganan segera.

Pastor Rekan Gereja Katedral Jakarta Romo Markus Yumartana di Jakarta, Senin (24/12) mengatakan, bencana yang terjadi di Indonesia menjadi momentum bagi bangsa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan mengutamakan sikap rendah hati terhadap sesama.

Dia meminta umat Kristiani kembali membangun persaudaraan dan menghormati sesama manusia. Tak lupa dia mengajak umat untuk berdoa demi kerukunan dan merajut kembali hubungan atau relasi sesama manusia.

Kejadian bencana alam beruntun seyogianya memang kian mempertebal rasa persaudaraan kita sebagai sesama anak bangsa. Sewajarnya kita terus memupuk rasa solidaritas tanpa perlu memandang latar belakang agama, suku, dan golongan.

Saatnya kita menepikan perbedaan sikap dan pandangan politik demi memperkukuh persatuan. Hanya rasa kebersamaan kuat yang akan membuat bangsa ini bisa mampu melewati ujian demi ujian dengan baik. Kurang dari empat bulan kita akan menggelar pemilihan presiden (pilpres).

Dinamika persaingan dua kubu calon presiden dan calon wakil presiden sedikit-banyak telah membuat masyarakat terpolarisasi. Tak jarang persaingan merebut dukungan sudah mengarah ke praktik negatif, yakni saling menjatuhkan dan menunjukkan kelemahan.

Masa kampanye tidak banyak diisi dengan adu gagasan, melainkan saling serang dengan pernyataan-pernyataan yang tidak substantif dan jauh dari apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan nyata masyarakat. Dunia maya pun berserakan dengan simbol-simbol permusuhan dan diwarnai aksi saling hujat. Lebih ironis lagi, tak sedikit yang memproduksi berita bohong atau hoaks semata demi meraih dukungan.

Kejadian bencana yang terus terjadi sudah seharusnya jadi peringatan bagi kita untuk introspeksi diri. Sudah cukup energi dibuang hanya untuk kepentingan politik jangka pendek. Saatnya masing-masing kita sebagai anak bangsa fokus dalam upaya untuk ikut berkontribusi memberi hal positif untuk masyarakat dan bangsa.

Perlu disadari bahwa energi yang kita miliki lebih bermanfaat jika disalurkan untuk membantu meringankan beban sesama yang terkena musibah. Jangan lagi ada pihak yang merasa paling baik dan benar dibanding yang lain dan menjadikan kejadian bencana semata untuk kepentingan pencitraan pribadi.

Melalui perayaan Natal kali ini kita kembali diingatkan untuk senantiasa membangun persaudaraan dan menghormati sesama. Pesan ini makin relevan di tengah situasi bangsa yang sedang dirundung duka akibat bencana.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6881 seconds (0.1#10.140)