BUMN Berduka, Pencarian Pegawai PLN yang Hilang Terus Dilakukan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan keprihatinan atas tsunami yang melanda wilayah pesisir Banten dan Lampung. Duka mendalam juga ditujukan kepada keluarga besar PT PLN (Persero) dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk yang kehilangan insan pegawainya.
"Kami atas nama Pemerintah dan keluarga besar BUMN, turut berduka cita atas musibah tsunami yang menimpa para pekerja PLN dari Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat dan Krakatau Steel, juga kepada seluruh warga Banten dan Lampung yang menjadi korban," kata Sekretaris Kementerian BUMN, Imam A Putro dalam siaran persnya, Minggu (23/12/2018).
Merujuk pada laporan PLN kemarin sore terkait jumlah peserta Family Gathering yang menjadi korban bencana tsunami, terdapat 157 orang, 29 orang meninggal dunia, dan sebanyak 13 orang korban terdata belum ditemukan. (Baca Juga: 2.000 Pengungsi Tsunami di Pesisir Lampung Selatan Belum Dapat Bantuan )
Total keseluruhan peserta gathering sebanyak 199 orang terdiri dari karyawan PLN dan anggota keluarganya. Hingga saat ini PLN masih terus mendata dan melakukan upaya pencarian korban. PLN juga telah mengirimkan 36 ambulance untuk membantu proses evakuasi di lokasi bencana. (Baca Juga: BNPB Sebut Jumlah Korban Tsunami Selat Sunda Masih Bisa Bertambah )
Imam mengatakan, pihaknya akan terus berkordinasi dengan seluruh BUMN untuk memastikan kondisi para pegawainya yang sekiranya berada di sekitar lokasi musibah tsunami. Juga berkordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk mengidentifikasi kebutuhan proses evakuasi, pemulihan kondisi masyarakat serta pelayanan-pelayanan publik seperti energi, perbankan, dan sarana prasarana transportasi.
Terkait kondisi kelistrikan pascatsunami, PLN terus berupaya melakukan proses penormalan listrik dengan melakukan perbaikan gardu serta investigasi jaringan. Terdapat 146 gardu yang sudah berhasil dinyalakan kembali. Sementara gardu yang masih padam yakni sebanyak 102 gardu. Selain itu juga terdapat 41 tiang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) roboh akibat diterjang tsunami.
"Kami atas nama Pemerintah dan keluarga besar BUMN, turut berduka cita atas musibah tsunami yang menimpa para pekerja PLN dari Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat dan Krakatau Steel, juga kepada seluruh warga Banten dan Lampung yang menjadi korban," kata Sekretaris Kementerian BUMN, Imam A Putro dalam siaran persnya, Minggu (23/12/2018).
Merujuk pada laporan PLN kemarin sore terkait jumlah peserta Family Gathering yang menjadi korban bencana tsunami, terdapat 157 orang, 29 orang meninggal dunia, dan sebanyak 13 orang korban terdata belum ditemukan. (Baca Juga: 2.000 Pengungsi Tsunami di Pesisir Lampung Selatan Belum Dapat Bantuan )
Total keseluruhan peserta gathering sebanyak 199 orang terdiri dari karyawan PLN dan anggota keluarganya. Hingga saat ini PLN masih terus mendata dan melakukan upaya pencarian korban. PLN juga telah mengirimkan 36 ambulance untuk membantu proses evakuasi di lokasi bencana. (Baca Juga: BNPB Sebut Jumlah Korban Tsunami Selat Sunda Masih Bisa Bertambah )
Imam mengatakan, pihaknya akan terus berkordinasi dengan seluruh BUMN untuk memastikan kondisi para pegawainya yang sekiranya berada di sekitar lokasi musibah tsunami. Juga berkordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk mengidentifikasi kebutuhan proses evakuasi, pemulihan kondisi masyarakat serta pelayanan-pelayanan publik seperti energi, perbankan, dan sarana prasarana transportasi.
Terkait kondisi kelistrikan pascatsunami, PLN terus berupaya melakukan proses penormalan listrik dengan melakukan perbaikan gardu serta investigasi jaringan. Terdapat 146 gardu yang sudah berhasil dinyalakan kembali. Sementara gardu yang masih padam yakni sebanyak 102 gardu. Selain itu juga terdapat 41 tiang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) roboh akibat diterjang tsunami.
(rhs)