Hadiri Maulid Nabi, Mbak Tutut Ajak Teladani Kesabaran Rasulullah

Sabtu, 22 Desember 2018 - 17:35 WIB
Hadiri Maulid Nabi, Mbak Tutut Ajak Teladani Kesabaran Rasulullah
Hadiri Maulid Nabi, Mbak Tutut Ajak Teladani Kesabaran Rasulullah
A A A
JAKARTA - Siti Hardiyanti Rukmana atau akrab disapa Mbak Tutut menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Darussalam, Fatmawati, Jakarta Selatan, Sabtu (22/21/2018). Kehadiran Mbak Tutut sekaligus dalam rangka memenuhi undangan dan bersilaturahim dengan jamaah Majelis Taklim Faqihatuddin.

Pada peringatan maulid itu, Tutut mengajak jamaah yang hadir senantiasa menanamkan sifat sabar. Sabar, katanya, merupakan salah satu akhlak yang diajarkan Rasulullah kepada ummatnya. Putri sulung Soeharto ini juga mengingatkan jamaah agar tak sedikitpun menjadi pribadi pendendam.

Mbak Tutut bercerita, sewaktu Presiden Soeharto memilih berhenti dari jabatannya, ia dan anak-anak Soeharto lainnya dipanggil menghadap. "Waktu bapak berhenti jadi presiden kami anak-anaknya dipanggil," ujar Tutut.

Soeharto pun mengutarakan niatannya untuk berhenti menjadi Presiden. Soeharto berhenti karena sebagaian rakyat memintanya mundur. "Kenapa bapak berhenti, karena sudah diminta rakyat," kata Tutut mengingat kembali kejadian 20 tahun silam.

Pernyataan Soeharto membuat anak-anaknya terkejut, "Pak kenapa, bapak tidak melalukan sesuatu, karena yang sayang bapak juga banyak," ujar Tutut.

"Jangan kalau diteruskan nanti bisa perang saudara," ucap Soeharto. Soeharto mengumumkan pemberhentian dirinya, Soeharto berhenti dengan hati legowo.

Di sela-sela perbincangan itu, Soeharto sempat berpesan kepada putra-putrinya. Dia ingin anak-anaknya menjadi pribadi penyabar. Ia juga meminta agar mereka tidak menjadi pendendam. "Sampai saat ini kami terus mengikuti kata bapak, ingat sabar dan jangan dendam," tutur Tutut.

Tutut merasa bersyukur karena lahir dari seoarang ayah dan ibu yang teguh memegang ajaran Rasulullah. "Bapak ternyata mengikuti apa kata rasul yang selalu sabar dan tidak pernah dendam. Alhamdulillah, saya lahir dari orangtua saya yang demikian."

Pada kesempatan itu, tak sedikit jamaah yang curhat kepada Tutut, mereka mengatakan rindu dengan kepemimpinan Soeharto. Salah satunya Maimunah, seorang jamaah asli Tegal. Ia merasa kepresidenan sekarang ini jauh kualitasnya dibanding 32 tahun lalu. Maimunah mengungkapkan perasaannya sambil menahan tangis. Berkali-kali Tutut merangkul Maimunah menenangkannya.

Kerinduan yang sama juga diungkapkan Kiai Munahar Mukhtar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta. Pada awal ceramahnya, ia mengajak jamaah turut mendoakan Tutut dan keluarganya. "Mbak Tutut kita doakan sehat terus, kita kangen sama zaman Pak Harto. Mudah-mudahan besok sama pemimpinnya seperti Pak Harto," kata Munahar.

Umanah Hulwani Hidayat, Pimpinan Majelis Taklim Faqihatuddin merasa senang Tutut bersedia memenuhi undangannya. Dia mengaku sudah lama menantikan kehadiran Tutut di majelisnya.

"Mudah mudahan putri (mantan) presiden kita bisa hadir sebagai hadiah hari ini. Ada sekitar lima ribu jamaah yang hadir, mudah-mudahan terlepas semua capeknya. Kemaren kita cuma bisa lihat Mbak Tutut di televisi doang, sekarang ayo dipandangi," katanya mencairkan suasana jamaah.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3981 seconds (0.1#10.140)