Peran Humas Kunci Utama Polri Tingkatkan Kepercayaan Publik
A
A
A
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta para kepala bidang hubungan masyarakat (kabid humas) seluruh polda untuk terus meningkatkan citra positif Polri di masyarakat melalui media.
Peran humas kata dia sangat penting dalam memberikan informasi positif tentang keberhasilan institusi dan membantu mencerdaskan masyarakat dengan memberikan informasi benar dan bermanfaat.
Menurut dia, kondisi demokrasi di Indonesia sudah semakin terbuka ditandai dengan menguatnya parlemen, dan dominansi peran media dan masyarakat.Hal tersebut diungkapkan Tito berpengaruh terhadap perubahan cara berkomunikasi Polri kepada masyarakat.
"Ini membuat gaya pemolisian kita berubah dari sistem semiotoritarian menjadi sistem terbuka. Pemilik negara adalah rakyat," kata Tito saat membuka Rapat Konsolidasi dan Analisa Evaluasi Tim Multimedia Humas Polri Tahun 2018 di Rupatama, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018).
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan untuk menyatukan pandangan para kabid humas, kasubbag humas dan sejumlah perwira multimedia mengenai peran kehumasan Polri.
Tito menegaskan kunci utama Polri agar tetap memiliki citra positif adalah dengan mendapatkan kepercayaan publik. "Kami telah menyusun konsep Promoter. Konsep ini bagaimana Polri meningkatkan profesionalisme, menjaga kamtibmas, menanggulangi terorisme, mengubah budaya kurang baik seperti korupsi dan arogansi. Dan, manajemen media," kata mantan Kapolda Papua ini.
Dia juga mengingatkan agar humas membina hubungan baik dengan seluruh lapisan pekerja media.
Upaya membina hubungan baik dengan media bisa dilakukan melalui kegiatan informal seperti forum diskusi atau kegiatan di luar markas Polri. Hal ini bertujuan agar media turut membantu tugas Polri menjaga stabilitas keamanan.
Peran humas kata dia sangat penting dalam memberikan informasi positif tentang keberhasilan institusi dan membantu mencerdaskan masyarakat dengan memberikan informasi benar dan bermanfaat.
Menurut dia, kondisi demokrasi di Indonesia sudah semakin terbuka ditandai dengan menguatnya parlemen, dan dominansi peran media dan masyarakat.Hal tersebut diungkapkan Tito berpengaruh terhadap perubahan cara berkomunikasi Polri kepada masyarakat.
"Ini membuat gaya pemolisian kita berubah dari sistem semiotoritarian menjadi sistem terbuka. Pemilik negara adalah rakyat," kata Tito saat membuka Rapat Konsolidasi dan Analisa Evaluasi Tim Multimedia Humas Polri Tahun 2018 di Rupatama, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018).
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan untuk menyatukan pandangan para kabid humas, kasubbag humas dan sejumlah perwira multimedia mengenai peran kehumasan Polri.
Tito menegaskan kunci utama Polri agar tetap memiliki citra positif adalah dengan mendapatkan kepercayaan publik. "Kami telah menyusun konsep Promoter. Konsep ini bagaimana Polri meningkatkan profesionalisme, menjaga kamtibmas, menanggulangi terorisme, mengubah budaya kurang baik seperti korupsi dan arogansi. Dan, manajemen media," kata mantan Kapolda Papua ini.
Dia juga mengingatkan agar humas membina hubungan baik dengan seluruh lapisan pekerja media.
Upaya membina hubungan baik dengan media bisa dilakukan melalui kegiatan informal seperti forum diskusi atau kegiatan di luar markas Polri. Hal ini bertujuan agar media turut membantu tugas Polri menjaga stabilitas keamanan.
(dam)