PDIP Sebut Bersandiwara Sudah Tak Laku Lagi
A
A
A
DELISERDANG - Langkah Cawapres nomor urut 02, Sandiaga S Uno yang diduga mencari simpatik masyarakat dengan cara-cara yang tidak bermartabat kembali disindir Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.
Di hadapan ribuan kader PDIP, Hasto menganggap perilaku Sandi yang seolah-olah ditolak warga saat datang ke sebuah pasar di Sumater Utara yang kemudian diduga 'settingan' masih terngiang diingatan publik tentang aksi Ratna Sarumpaet yang ternyata aksi simpatik yang membohongi rakyat.
"Ada yang ke pasar di Medan. Berpura-pura. Ratna Sarumpaet sudah tak laku lagi, bersandiwara hanya demi dikasihani rakyat. Itu sudah tak laku," kata Hasto, di acara konsolidasi di Hotel Wings, Deli Serdang, Jumat (14/12/2018).
Ratna saat ini berada di tahanan Kepolisian. Pasalnya, dia ketahuan membuat kebohongan publik dengan berpura-pura telah dianiaya dengan wajah lebam. Ternyata lebam itu karena dia baru dioperasi plastik.
Setelah ketahuan, walau awalnya dibela-bela, Timses Prabowo-Sandiaga memecatnya. Kemudian kasus Ratna itu dikaitkan Hasto dengan kasus Sandi di pasar tersebut. Untuk diketahui, Sandiaga berkunjung ke sebuah pasar di Medan, Sumatera Utara.
Di situ, ada poster kertas yang menyatakan penolakan terhadapnya. Belakangan, muncul perdebatan di media sosial bahwa penolakan itu sebenarnya dibuat-buat sendiri oleh pihak Sandiaga demi mencari perhatian.
Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin itu lalu membandingkan sosok Prabowo-Sandiaga dengan Jokowi. Kata Hasto, Jokowi adalah seorang presiden yang tetap tulus ketika bertemu masyarakat. Jokowi tak lupa diri ketika berkuasa, terus bergerak ke masyarakat, dan bersalaman dengan sebuah ketulusan.
"Pak Jokowi adalah pemimpin yang tak suka marah-marah. Sosoknya baik, yang dimulai dari keluarganya," kata Hasto.
Di sisi lain, cawapresnya, KH Ma'ruf Amin, muncul sebagai ulama dan pengayom. Sang Kiai bervisi bahwa dengan bersama Jokowi, dirinya akan memastikan takkan ada lagi masalah generasi kita terkait Pancasila di 2024.
"Justru dengan mendampingi Pak Jokowi, saya tahu Kiai Ma'ruf Amin akan membawa Indonesia tinggal landas di 2024," tandasnya.
Di hadapan ribuan kader PDIP, Hasto menganggap perilaku Sandi yang seolah-olah ditolak warga saat datang ke sebuah pasar di Sumater Utara yang kemudian diduga 'settingan' masih terngiang diingatan publik tentang aksi Ratna Sarumpaet yang ternyata aksi simpatik yang membohongi rakyat.
"Ada yang ke pasar di Medan. Berpura-pura. Ratna Sarumpaet sudah tak laku lagi, bersandiwara hanya demi dikasihani rakyat. Itu sudah tak laku," kata Hasto, di acara konsolidasi di Hotel Wings, Deli Serdang, Jumat (14/12/2018).
Ratna saat ini berada di tahanan Kepolisian. Pasalnya, dia ketahuan membuat kebohongan publik dengan berpura-pura telah dianiaya dengan wajah lebam. Ternyata lebam itu karena dia baru dioperasi plastik.
Setelah ketahuan, walau awalnya dibela-bela, Timses Prabowo-Sandiaga memecatnya. Kemudian kasus Ratna itu dikaitkan Hasto dengan kasus Sandi di pasar tersebut. Untuk diketahui, Sandiaga berkunjung ke sebuah pasar di Medan, Sumatera Utara.
Di situ, ada poster kertas yang menyatakan penolakan terhadapnya. Belakangan, muncul perdebatan di media sosial bahwa penolakan itu sebenarnya dibuat-buat sendiri oleh pihak Sandiaga demi mencari perhatian.
Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin itu lalu membandingkan sosok Prabowo-Sandiaga dengan Jokowi. Kata Hasto, Jokowi adalah seorang presiden yang tetap tulus ketika bertemu masyarakat. Jokowi tak lupa diri ketika berkuasa, terus bergerak ke masyarakat, dan bersalaman dengan sebuah ketulusan.
"Pak Jokowi adalah pemimpin yang tak suka marah-marah. Sosoknya baik, yang dimulai dari keluarganya," kata Hasto.
Di sisi lain, cawapresnya, KH Ma'ruf Amin, muncul sebagai ulama dan pengayom. Sang Kiai bervisi bahwa dengan bersama Jokowi, dirinya akan memastikan takkan ada lagi masalah generasi kita terkait Pancasila di 2024.
"Justru dengan mendampingi Pak Jokowi, saya tahu Kiai Ma'ruf Amin akan membawa Indonesia tinggal landas di 2024," tandasnya.
(maf)