Kemenag Luncurkan Terjemah Alquran Edisi Aceh, Bugis, Madura
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Agama kembali meluncurkan Alquran terjemah bahasa daerah. Alquran khusus ini ditujukan untuk melestarikan bahasa daerah dan juga memperbanyak peredaran Alquran di kalangan masyarakat daerah.
Menteri Agama (Menag) Lukamn Hakim Saifuddin mengatakan bahwa, kali ini kitab suci agama Islam ini diterjemahkan kedalam tiga bahasa daerah yakni Aceh, Bugis dan Madura. Peluncuran Alquran terjemahan kali ini untuk melengkapi 13 Alquran terjemahan bahasa daerah lain yang telah diluncurkan Kemenag.
Menag berharap program penerjemahan Alquran dalam berbagai bahasa daerah ini akan memperluas praktik moderasi beragama di Indonesia. “Untuk membumikan Alquran, melestarikan bahasa-bahasa daerah, serta untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia,” katanya saat peluncuran Alquran Terjemahan Bahasa Daerah di kantor Kemenag, Jakarta, kemarin.
Ke-13 terjemahan Alquran dalam bahasa daerah yang telah diterbitkan itu dalam bahasa Jawa Banyumasan, Sasak, Makasar, Kaili, Minang, Dayak Kanayant, Batak Angkola, Toraja, Bolaang Mongondow, Bali, Ambon, Banjar, dan Osing (Banyuwangi, Jatim).
Menag berharap, kementeriannya akan mampu melakukan penterjemahan sebanyak mungkin Alquran kedalam berbagai bahasa daerah. Lukman memberikan apresiasi kepada para penerjemah Alquran ke bahasa daerah yang telah bekerja selama bertahun-tahun.
Namun, Lukman menegaskan bahwa terjemahan ke bahasa daerah itu hanya merupakan karya manusia, sehingga kebenarannya tidak absolut. Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak salah tanggap terhadap peluncuran Alquran terjemahan bahasa daerah ini.
Menag selanjutnya menyerahkan secara simbolis Alquran terjemahan bahasa daerah tersebut kepada perwakilan masing-masing daerah. Alquran terjemahan bahasa Aceh diserahkan kepada Alyasa Abu Bakar (UIN Ar-Raniry Aceh), terjemahan bahasa Bugis diserahkan kepada Nurhayati Rahman (Budayawan-Unhas), dan Alquran terjemahan bahasa Madura diserahkan kepada M Kosim (Madura).
Kepala Balitbang-Diklat Kemenag Abdurrahman Mas'ud menjelaskan bahwa dengan diluncurkannya Alquran terjemah tiga bahasa daerah Aceh, Bugis, dan Madura ini, berarti sudah ada 16 bahasa daerah yang digunakan sebagai terjemahan Alquran
“Rata-rata proses penerjemahannya dua tahunan. Proses penerjamahan Alquran yang sedang berlangsung adalah bahasa Sunda dan Palembang yang diharapkan dapat selesai pada tahun mendatang,” ujarnya. (Neneng Zubaidah)
Menteri Agama (Menag) Lukamn Hakim Saifuddin mengatakan bahwa, kali ini kitab suci agama Islam ini diterjemahkan kedalam tiga bahasa daerah yakni Aceh, Bugis dan Madura. Peluncuran Alquran terjemahan kali ini untuk melengkapi 13 Alquran terjemahan bahasa daerah lain yang telah diluncurkan Kemenag.
Menag berharap program penerjemahan Alquran dalam berbagai bahasa daerah ini akan memperluas praktik moderasi beragama di Indonesia. “Untuk membumikan Alquran, melestarikan bahasa-bahasa daerah, serta untuk melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia,” katanya saat peluncuran Alquran Terjemahan Bahasa Daerah di kantor Kemenag, Jakarta, kemarin.
Ke-13 terjemahan Alquran dalam bahasa daerah yang telah diterbitkan itu dalam bahasa Jawa Banyumasan, Sasak, Makasar, Kaili, Minang, Dayak Kanayant, Batak Angkola, Toraja, Bolaang Mongondow, Bali, Ambon, Banjar, dan Osing (Banyuwangi, Jatim).
Menag berharap, kementeriannya akan mampu melakukan penterjemahan sebanyak mungkin Alquran kedalam berbagai bahasa daerah. Lukman memberikan apresiasi kepada para penerjemah Alquran ke bahasa daerah yang telah bekerja selama bertahun-tahun.
Namun, Lukman menegaskan bahwa terjemahan ke bahasa daerah itu hanya merupakan karya manusia, sehingga kebenarannya tidak absolut. Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak salah tanggap terhadap peluncuran Alquran terjemahan bahasa daerah ini.
Menag selanjutnya menyerahkan secara simbolis Alquran terjemahan bahasa daerah tersebut kepada perwakilan masing-masing daerah. Alquran terjemahan bahasa Aceh diserahkan kepada Alyasa Abu Bakar (UIN Ar-Raniry Aceh), terjemahan bahasa Bugis diserahkan kepada Nurhayati Rahman (Budayawan-Unhas), dan Alquran terjemahan bahasa Madura diserahkan kepada M Kosim (Madura).
Kepala Balitbang-Diklat Kemenag Abdurrahman Mas'ud menjelaskan bahwa dengan diluncurkannya Alquran terjemah tiga bahasa daerah Aceh, Bugis, dan Madura ini, berarti sudah ada 16 bahasa daerah yang digunakan sebagai terjemahan Alquran
“Rata-rata proses penerjemahannya dua tahunan. Proses penerjamahan Alquran yang sedang berlangsung adalah bahasa Sunda dan Palembang yang diharapkan dapat selesai pada tahun mendatang,” ujarnya. (Neneng Zubaidah)
(nfl)